"Pagi ku cerah ku matahari bersinar. Ku gendong tas putih ku di pundak. Selamat pagi semua ku-" nyanyian Ela terpotong karna iel memasukan roti kedalam mulutnya.
"Brisik"
Ela cemberut sambil mengunyah roti. Hari ini hari pertama Ela berangkat sekolah. Ela merasa sangat senang sehingga tidak bisa diam.
Sedangkan iel yang duduk di meja makan samping Ela merasa terganggu dengan Ela yang tak henti hentinya bernyanyi. Ela bernyanyi dengan lagu itu itu saja. Iel sedikit emosi mendengarnya.
"Non mau bibi buatkan bekal tidak?"
"Mau. Bikin dua ya bi buat Ela sama bang iel"
"Siap non"
"Sudah siap ayo kita berangkattt!"
Ujar ElaSesampainya di sekolahan Ela melihat sekelilingnya. Sekolah buat anak kecil aja elit apa lagi buat remaja, pikir Ela.
Ela langsung di arahkan kepala sekolah kekelasnya.
"Perhatian kita memiliki teman baru. Bersikap baiklah pada mereka. Silahkan perkenalkan diri kalian" Ujar kepala sekolah sambil menyuruh Ela dan iel perkenalan.
"Hai saya Ela. dan ini kaka saya iel. cuma beda lima menit je" ujar Ela dengan logat kartun kembar botak dari Malaysia.
Hening
"Bercanda. Perkenalan nama aku Gabriela Herlmi lesham.kalian bisa panggil aku Ela. salam kenal semoga kita bisa menjadi teman baik"
Ternyata humor orang kaya memang dolar bukan receh.
"Gabriel" hanya kata kata itu yang keluar dari mulut iel.
"Baiklah silahkan duduk di bangku yang kosong" ujar guru yang berada di kelas itu.
Bel istirahat berbunyi anak anak langsung mengrubuni meja Iel dan Ela mereka meminta berkenalan.
Dan di tanggapi Ela dengan ramah. Iel hanya diam saja tidak minat dengan hubungan sosial.
Setelah anak anak kecil yang tadi mengrubuni meja Ela dan iel pergi barulah Ela bernapas lega.
"Huh aku sangat lapar" Ela mengeluarkan bekal yang tadi bi Ani bawakan.
Ela makan dengan lahap hingga lupa mengeluarkan bekal kakanya.
"Mau?" Tanya Ela ke iel yang menatap Ela sedang makan.
Iel mengangguk. Lalu Ela mengeluarkan bekal untuk iel.
Bel tanda istirahat sudah usai berbunyi anak anak yang tadinya keluar kelas sudah masuk semua.
Selama guru menerangkan pelajaran Ela sangat fokus mendengarkan sedangkan iel? Dia tertidur.
"Baik anak anak pelajaran hari ini sudah selesai. jangan lupa kerjakan pr yang tadi ibu kasih"
"Baik bu"
"Bang iel. bangun ayo kita pulang" ujar Ela mengguncang guncang bahu iel.
Iel mengerjap matanya beberapa kali. Dan langsung menggendong tasnya berjalan keluar kelas.
Di depan gerbang sekolah terlihat mobil Pagani Huayra Tricolore mobil yang hanya ada beberapa di dunia. Orang yang memakai mobil itu keluar dengan setelan jas hitam dan memakai kacamata hitam.
Para ibu ibu yang sedang menjemput anaknya langsung menggosipkan itu. Mereka sangat terpesona dengan ketampanan Leon papanya Ela dan iel.
"Wih om ngapain mangkal disini"
Ela benar benar di definisikan sebagai anak durjana.
"Panggil saya papa saya ini ayah kamu" ujar Leon sedikit tergagap ketika mengucapkan kata papa.
"Oke oke" sepertinya Ela senang sekali membuat ayahnya kesal.
Sedangkan Leon dia mulai paham dengan sifat anak perempuannya yang suka bercanda.
"Masuk" ujar Leon
Iel dan Ela pun masuk ke pintu depan. Sebenarnya Ela sangat sangat tidak habis pikir dengan jalan pikiran Leon bisa bisanya menjemput anaknya dengan mobil yang hanya memiliki dua kursi.
Kalau anaknya cuma satu si gapapa. Tapi ini dua mau tidak mau Ela dan iel pun duduk di satu kursi untung saja badan Ela kecil jadi muat satu kursi berdua.
Iel diem saja ketika Ela tidak henti hentinya bergeser.
"Lain kali kalo jemput Ela sama bang iel sekolah. bawa mobil yang kursinya cuma buat yang nyupir aja om. Biar nanti Ela sama bang iel duduk di bagasi mobil"Ela gendeg banget dengan ke goblok an leon.
Mendengar itu Leon sedikit terkekeh lalu mengangkat Ela dan menaruh Ela di pangkuannya.
Tentu saja Ela terkejut.sangat sangat terkejut."Om jangan om Ela masih kecil"
Leon menyentil jidat Ela smbil menggeleng gelengkan kepalanya
"Kamu pikir saya mau apain kamu?"Ela memegangi jidatnya yang tadi di sentil Leon.
"Udah om kapan kita pulang. Dari tadi masih di depan gerbang sekolah""Om om. Saya ini PAPA kamu P A P A papa"
"PAPA. Udah kuy pulang" ujar Ela dengan malas.
Leon yang mendengar Ela memanggilnya papa sedikit merasa hangat di hatinya.
Kenapa sedikit? Karena suara Ela memanggil Leon terdengar sangat malas. Jadi efeknya hanya sedikit.
Iel yang melihat pertengkaran ayah dan anak itu sedikit mengangkat kedua sudut bibirnya.
"Bagaimana sekolahnya" tanya Leon pada iel.
Ela sedang tertidur dengan menyandar di dada bidang Leon.
Kedua tangan Leon sibuk menyetir. Tatapannya pun hanya fokus ke jalan. Dan sesekali melirik Ela yang tertidur.
"Biasa aja" iel menjawab acuh
"Jaga adikmu. Jangan membuatnya menangis seperti ku"
Sebenarnya Leon merasa sangat tidak berguna menjadi ayah. leon setiap malam akan datang ke kamar Gabriela hanya untuk melihat Gabriela baik baik saja.
Tetapi ketika ingin masuk kamar Ela. dia mendengar suara anak kecil yang menangis dan kata kata yang keluar dari mulut Ela sangat menusuk ke Ubun Ubun leon.
Leon benar benar merasa bersalah bisa bisanya dulu dia ingin sekali membunuh anak kecil yang tidak tau apa apa.
Padahal itu semua kesalahan Leon. Kalau bukan karenanya Ela dan iel tidak akan ada di dunia.
Leon menekatkan tekadnya akan membuat anak anaknya bahagia.
Cukup dulu saja dia tidak berani mendekatkan diri pada anak anaknya karena merasa bersalah."Pasti" ujar iel tidak main main dengan ucapanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/298296146-288-k564027.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GABRIELA
FantastikHana, hidup sebatang kara semenjak kedua orang tuanya berpisah membuatnya menjadi mandiri dan sedikit dewasa. Hana lelah tidak ada orang yang mengerti dirinya dan tidak ada yang peduli padanya. Hana ingin sekali kembali menjadi anak kecil, ketika k...