"Ela pulang" ujar Ela masuki rumahnya.
Dan menghampiri Leon yang sedang duduk di ruang keluarga."Mandi terus makan" ujar Leon mengelus kepala Ela.
"Iya pa. Ela ke atas dulu"
Leon hanya mengangguk.
Setelah mandi dan memakai piyama beruang Ela turun ke bawah. Kebetulan dengan iel yang juga ingin turun ke bawah.
"Abang mau kemana?" Ujar Ela melihat iel yang sudah rapi.
"Makan diluar sama temen"
"Kenapa ga makan dirumah?"
"Pelayan pada libur"
"Loh terus papa nyuruh aku makan, makan apa" ujar Ela heran.
"Makan angin. Mau ikut ga?" Tawar iel.
"Mau tapi ganti baju dulu" ketika Ela hendak berbalik kerah bajunya di tarik.
"Ga usah"
"Masa Ela pake piyama"
"Emang kenapa?"
"Kaya gembel" ujar Ela cemberut.
"Kan emang gembel"
Muka ela semakin tidak enak dipandang mendengar jawaban iel.
"Pa iel mau bawa Ela makan di luar boleh?" Tanya Gabriel pada ayahnya yang sibuk dengan laptop.
"Jangan pulang kemalaman"
"Siap pa"
Di tengah perjalanan iel membuka suara. "De, beneran ya kamu harus jauhin emillio"
"Sebenarnya ka Emillio ngelakuin apa si ka sampe kaka segitunya?"
"Waktu itu abang sama temen abang pergi ke club. Abang ngliat emillio di kelilingi banyak cewe. Terus abang Samperin, sikap dia beda banget sama yang di sekolah. Abang takut kamu di apa apain sama dia"
Ela mengangguk mengerti. lagian siapa juga yang ingin berdekatan dengan emillio? Batinya.
Sesampainya di sebuah kafe yang lumayan ramai ela mengikuti kemana iel pergi dengan memegang ujung jaket yang iel pakai.
"Woi briel sini!!" Ujar haikal nyaring dari pojok kafe membuatnya menjadi pusat perhatian.
"Kebiasaan banget hidup lo malu maluin" celetuk Mahen sambil memakan
Chiki. Sedangkan Haikal yang mendengar celetukan Mahen hanya cengengesan."Halo dede gemes!!" Riang haikal melihat ela.
"Halo ka ikal" ujar ela dengan cengirannya.
Melihat penampilan ela yang hanya memakai piyama serta memakai sandal bulu membuat haikal ingin mengarunginya.
"Aaa lucu banget mau ga jadi ade gue?" Tanya haikal sambil mengunyel ngunyel pipi ela.
Iel yang melihat muka tertekan ela langsung menepis tangan haikal. "Emang lu sanggup ngidupin ni bocah" ujar iel.
"Gini gini gue orang kaya men" sombong haikal.
"Lo emang kaya" ujar mahen membuat haikal semakin percaya diri. "Kaya monyet hahaha" lanjut mahen dengan tawa khasnya.
"Anjing lo" haikal melempar chiki ke muka tengil mahen.
Ela yang melihat interaksi keduanya ikut merasa terhibur.
"Mau makan apa?" Tanya iel.
"Ela mau nasi goreng, minumnya susu putih aja terus sama dessert ya bang"

KAMU SEDANG MEMBACA
GABRIELA
FantastikHana, hidup sebatang kara semenjak kedua orang tuanya berpisah membuatnya menjadi mandiri dan sedikit dewasa. Hana lelah tidak ada orang yang mengerti dirinya dan tidak ada yang peduli padanya. Hana ingin sekali kembali menjadi anak kecil, ketika k...