Bagian 09

18.8K 2.1K 34
                                    

"Bang apin bisa diem ga?" Geram Ela.

Sejak tadi daffin tidak henti hentinya mengganggu Ela yang sedang fokus memberi makan pou di hp milik iel.

"Nama gue tuh daffin bukan apin" ujar daffin dengan tangan yang tidak bisa diam memainkan pipi Ela.

Ela berdecak tidak peduli.
"Bang iel sering bersihin pou ga sih ee nya banyak banget sampe numpuk"

"Coba liat" kepo daffin dia menyembulkan kepalanya ke depan hp iel lalu menekan ee warna warni itu satu persatu "ihh tai" ujarnya belagak geli.

"ela mau" ujar Ela mendorong dorong kepala daffin yang berada di depanya menutupi pandangan Ela ke ponsel tersebut.

"Mau apa? Mau tai?"

"Bukan" Ela menggeplak kepala daffin.

"Gada sopan sopanya lu sama yang tua" ujar daffin sambil menggelitiki Ela.

"ABANG GELI!!" Triak Ela.

"Apasi ribut ribut" ujar daffan merasa terganggu dengan keributan di kamar Ela hingga terdengar sampai kamarnya.

Kamar daffan satu lantai dengan kamar Ela tempatnya di samping kiri Ela di samping kanan kamar Ela kamar iel.

"Bang apan marahin tuh apin" adu ela pada daffan yang baru memasuki kamar Ela.

Ga sekalian aja nama panggilanya Upin ipin.

"Lu apain adek gue hah?" daffin menggendong Ela seperti koala.

"Ga gue apa apain" cengir daffin.

Daffan memutar bola matanya malas lalu turun kebawah untuk menuju ruang keluarga. Sayup sayup Ela mendengar banyak sekali orang berbicara.

"Loh Ela kenapa?" Tanya wanita muda yang sangat cantik.

"Biasa mah di ganggu daffin" ujar daffan pada wanita itu.

'Kirain pacarnya bang theon ternyata mamanya twin D' batin Ela. 'Yakali bang theon ama tante tante' lanjutnya.

"Tuh anak kalo kesini pasti ganggu Ela mulu, sini Ela sama mamah" ujar wanita itu dengan tangan yang siap memeluk Ela.

"Mamah nyampe sini jam berapa? Ko ga bilang bilang daffan" heran daffan sambil menaruh Ela ke pelukan mamah twin d.

"Beberapa jam yang lalu. Mamah kangen banget tau" mamah iren atau mamahnya twin d memeluk Ela erat dan menghujani Ela dengan ciuman lembut.

"Ela juga kangen mamah" lirih Ela membalas pelukan mamah iren.
Mengingatkannya dengan pelukan ibunya.

"Ela udah makan belum? Tadi mamah masak makanan kesukaan Ela loh"

"Udah makan tadi sore tapi Ela laper lagi" cengir Ela.

Mendengar jawaban Ela mamah iren membawa Ela ke dapur dan mendudukkan Ela di kursi meja makan.

"Papa belum pulang?" Tanya Ela pada iren.

"Papanya Ela lembur jadi pulangnya besok" ujar iren sambil menaruh lauk pauk ke piring Ela.
"Ela makan yang banyak ya biar cepat tumbuh besar" lanjutnya mengelus kepala Ela lembut.

Seandainya Leon tidak melarang anaknya di asuh orang lain pasti iren akan mengasuh Ela dan mengangkat Ela menjadi anaknya.

Ela mengangguk dengan senyum yang sangat tulus. Tapi terlihat menggemaskan.

"Abis ini Ela langsung tidur udah malem. Ela mau tidur sama siapa?"

"Bang iel"

"Dari tadi mamah ga liat abang mu itu kemana dia?"

"Abang ada di kamarnya palingan lagi ngegame" Ela mengangkat bahunya acuh.

"Ela ke kamar dulu ya mah good night" ujar Ela mencium pipi iren.

"Night" balas iren dengan senyum ke ibuanya.

Sesampainya di lantai atas Ela memasuki kamarnya terlebih dahulu untuk mengambil boneka chilli lalu mengetuk pintu kamar iel.

Tumben biasanya kan nyolong aja.

"Bang dah tidur?"

"Belum" saut iel dari dalam kamar. "Kenapa?" Tanya iel membuka pintu kamarnya.

"Ela tidur di sini ya"

"Silahkan" ujar iel menutup kembali pintunya.

Ela seketika ngebug. Tidak maksud dia itu tidur di dalam kamar iel bukan di depan pintu kamar iel.

"Abang ih maksud Ela tuh tidur di kamar abang bukan di depan pintu" cemberut Ela.

Iel membuka lagi pintu kamarnya dengan kekehan kecil "yaudah masuk".

Ela langsung masuk kamar iel dan merebahkan tubuhnya disusul iel merebahkan diri di samping Ela.

Selang beberapa menit suara dengkuran halus mulai terdengar dari kedua anak kecil itu.

***

Jam dingding menunjukkan pukul 23.30. Sedangkan orang orang yang berada di lantai bawah sibuk dengan tugas mereka.

"Woi kadonya lu taroh di mana?" Ujar daffan pada daffin.

Daffin menggaruk kepalanya bingung. "Lupa" ringis nya.

"Kue udah siap?" Tanya oma.

Leon yang memegang kue mengacungkan jempolnya.

"Lilinya mana?" Bingung iren.

"Lah iya lilinya mana?" Ujar Oma dari pihak papa atau kita sebut aja oma ilmi.

Mereka sibuk mencari lilin. Hingga waktu sudah hampir menunjukkan jam dua belas malam.

"Karena waktu udah mepet kita pake lilin ini aja" ujar bela ibu theon menunjukkan lilin untuk mati lampu.

"Mah jangan aneh aneh deh" ujar theon.

"Dari pada ngga ada kan" di balas anggukan dari yang lainya. bela menaruh lilin itu di atas kue.

Mereka menuju lantai dua dimana letak kamar ela dan iel berada.

"Happy birthday Ela Happy birthday iel Happy birthday happy birthday happy birthday twins"

Suara nyanyian mereka yang terlalu bersemangat membuat Ela dan iel terbangun dengan keadaan terkejut.

Lebih terkejut lagi di depan matanya sudah ada kue dengan lilin putih yang besar.

"Tiup lilinya tiup lilinya tiup lilinya sekarang juga sekarang juga sekarang juga~"

Dengan keadaan masih linglung Ela meniup lilin itu tanpa berdoa terlebih dahulu.

Sangat tidak habis fikir dengan lilin yang baru saja dia tiup dengan iel.






Maaf ya baru up.

GABRIELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang