"Nona makan sup ini" ujar Ani menyuapi Gabriela.
"Gak mau gak enak" muka Gabriela atau hana benar benar masam.
"Ayo nona supaya anda cepat sembuh"
"Siapa yang sakit. Aku baik baik aja bibi"
"Benar kata Gabriela, Ani" ujar dokter Ezra.
"Tuh dokter tampan aja setuju aku ga sakit"cemberut Ela
Gabriela kita panggil Ela biar ga kepanjangan.
Ezra hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Gabriela. Dia senang gabriela sedikit terbuka kepada mereka.
Gabriela itu sosok yang sangat pendiam. Gabriela juga kebanyakan menyendiri hingga para pelayan segan untuk mengajak nonanya berbicara. Walaupun ada beberapa yang memberanikan diri untuk mengajak nonanya bermain.
"Baiklah nona mau makan apa"
"Es krim. Ela mau es krim" ujar Ela antusias.
"Tapi nona harus makan terlebih dahulu"
"Oke" ujar Ela dengan tangan yang membentuk ok.
Gabriela makan di dalam kamar. dia malas turun kebawah nanti dia malah melihat muka tembok Gabriel yang meminta untuk di tonjok.
Dokter Ezra sudah pergi kekamarnya. Disini Gabriela atau hana sedang berdiri di balkon kamar. Ani pergi menaruh tempat makan ke dapur.
Sambil duduk di kursi yang ada di balkon hana melihat sekelilingnya. Rumah ini benar benar memiliki lahan yang luas. Tidak heran ayahnya Gabriela CEO muda yang terkenal.
Rumahnya pun sungguh ketat penjagaan gerbang sangat tinggi tapi tidak menutupi rumah yang tingginya bermeter meter itu.
Gedung gedung pencakar langit terlihat sangat dekat dengan tempat dirinya duduk.
Tidak salah lagi dia berada di tengah tengah kota. Tapi tidak tau kota apa.
Sebenarnya hana tidak tau dengan jalan pikir orang orang yang berada dalam novel yang ia masuki.
Ibunya Ela. Herlmi walaupun tidak menerima kehadiran Gabriel dan Gabriela tetap saja dia yang memberi nama twins itu.
Sebelum Herlmi melahirkan dia menitipkan nama ke ibunya dan menitipkan maaf untuk anak anaknya.
Oma dan opa Ela dari pihak ibu maupun ayah pernah meminta twins untuk tinggal bersama mereka tapi Leon menolak.
Aneh sekali bukan?
"Mau saya buatkan coklat hangat lagi nona? Cuaca hari ini benar benar dingin" ujar Ani yang sudah selesai dengan urusanya di dapur.
"Tidak perlu bibi"
"Kalau begitu ayo masuk nona. nanti anda akan jatuh sakit kalau kelamaan di balkon"
Gabriela hanya mengangguk dan mengikuti Ani masuk kedalam kamar.
"Aku mau tanya bi"
"Tanya apa nona?"
"Sekarang Gabriela ada di mana?"
"Nona ada di Los Angeles"
Gabriela mangangguk mengerti. Pantas saja muka Ani dan Ezra bule. Dan mereka selalu berbicara dengan bahasa inggris ternyata dia memang berada di LA tempat yang sangat hana ingin kunjungi.
Hana benar benar ingin mengunjungi LA tapi apalah daya dia hanya orang yang beruntung bisa makan tiap hari dengan bekerja part time.
Tapi siapa sangka dirinya benar benar berada di LA dan menjadi orang kaya. Kalau ini mimpi tolong jangan bangunkan hana.
Ngomong ngomong hana belum melihat bentuk wajah Gabriela dalam cermin. Ketika di kamar mandi tadi hana lupa bercermin. Karna terlalu terkejut dengan kebradaanya. Mungkin lain kali saja dia melihat wajah Gabriela.
Gabriela sangat bosan alhasil dia pun menuju ruang tv dengan di temani Ani.
Gabriela menonton SpongeBob fersi bahasa inggris sedikit belum terbiasa dengan orang orang yang selalu berkata dengan bahasa Inggris.
Untung saja dia termasuk siswi pintar yang nilai bahasa Inggrisnya paling tinggi di sekolahanya.
Walau hana tinggal di Indonesia hana sangat mahir berbahasa inggris. Hana sering mengikuti lomba debat bahasa inggris dan selalu juara.
Ketika ela sedang asik menonton SpongeBob anak laki laki sepantaran Gabriela hanya tingginya saja yang berbeda melewati ruangan itu menuju dapur. Tetapi mukanya tidak terlihat hanya punggungnya saja yang terlihat.
Mungkin Gabriel pikir Ela
Selang beberapa menit anak laki laki tadi kembali lewat dengan membawa beberapa cemilan.
Mukanya benar benar tanpa ekspresi seperti bukan anak kecil seusianya. T-tapi sangat tampan.
Tanpa sadar Ela melongo melihat muka orang yang akan menjadi kakanya.
Sedangkan Gabriel yang di perhatikan Ela tanpa berkedip hanya acuh tak acuh dan kembali naik untuk memasuki kamarnya.
Karena hari yang sudah mulai larut Ela kembali kekamarnya. Tentu saja dengan di temani Ani.
"Nona tidur yang nyenyak. Ketika nona butuh sesuatu nona tinggal tekan tombol yang di samping kanan nona" ujar Ani menujuk tombol kecil yang ada di sebelah kanan Ela.
"Baik bibi Ani. Selamat malam"
"Malam juga nona" Ani keluar kamar setelah mematikan lampu dalam kamar Ela dan menghidupkan lampu tidur.
Tengah malam Ela terbangun karna merasa haus. Air persediaan di kamarnya sudah habis. Mungkin Ani lupa mengisi tempat air minum dalam kamar Gabriela.
Bisa saja Ela menekan tombol yang tadi Ani katakan hanya saja dia takut mengganggu waktu istirahat para pelayan.
Alhasil Ela pun turun kebawah untuk menuju dapur. Lampu rumah memang tidak ada yang di matikan hanya saja suasananya benar benar sunyi membuat kesan rumah menjadi horor.
Gabriela pun berjalan ke dapur dengan bernyanyi kecil. Itu adalah kebiasaanya ketika sedang takut karna sendirian.
Waktu masih menjadi hana dia tinggal berdua di kosan bersama temanya. Jadi ketika temanya sedang ada lembur atau apa hana akan bernyanyi untuk menghilangkan rasa takutnya.
Selesai minum Gabriela berbalik tetapi dia di kejutkan dengan seseorang yang berdiri kokoh dengan menatap Gabriela tajam.
"bastard" reflek Ela mengumpat dan langsung menutup mulutnya.
Pandangan orang itu semakin menusuk lalu pergi begitu saja.
"Dasar prik" ujar Ela dan berjalan menuju kamarnya.
Di pikiranya mungkin orang yang tadi dia temui itu papanya Ela. Tapi dia tidak peduli.
Toh Leon. papanya Ela tidak peduli pada Gabriela jadi untuk apa dia berbasa basi. Tidak bisa di pungkiri juga leon sangat muda dan tampan tidak mencerminkan orang yang sudah memiliki anak.
Mungkin umurnya 24 thn?

KAMU SEDANG MEMBACA
GABRIELA
FantasyHana, hidup sebatang kara semenjak kedua orang tuanya berpisah membuatnya menjadi mandiri dan sedikit dewasa. Hana lelah tidak ada orang yang mengerti dirinya dan tidak ada yang peduli padanya. Hana ingin sekali kembali menjadi anak kecil, ketika k...