Bagian 13

14.9K 1.8K 38
                                    

Malam berganti pagi. Pagi berganti siang. Siang berganti malam.

Hari berganti minggu. Minggu berganti bulan. Bulan berganti tahun.

Tanpa terasa Ela sudah memasuki usia remaja. dirinya saat ini berumur 16 tahun.

Setelah beberapa tahun tinggal di London karena kesehatan oma dan pekerjaan papanya Ela kembali lagi ke Los Angeles.

Ela tidak sabar bertemu dengan abang iel. Ela sangat sangat merindukan abangnya yang menyebalkannya itu.

Dan cerita novel di mulai di sekolahan yang nanti akan menjadi tempat Ela bersekolah.

Ela tidak tau novel itu sudah berjalan sesuai alurnya atau sama sekali tidak terjadi.

Kenapa Ela berpikir seperti itu? Karena waktu Ela vid call dengan iel. Ela bertanya apa iel mengenal flora. (Protagonis dalam novel) iel menjawab tidak.

Sebenarnya Ela sedikit aneh. biasanya novel novel transmigrasi yang dia baca ceritanya tetap berjalan hanya saja akan berubah kacau. Bukan malah tidak berjalan sama sekali.

Ela akan membuktikan sendiri nanti. Siapa tau iel berbohong padanya.

"Ela kita sudah sampai ayo turun" ujar Leon menggandeng tangan Ela.

Lengan kiri Ela menggandeng tangan Leon sedangkan lengan kananya memeluk boneka berwarna ungu yang Ela beri mama chilli.

Perjalanan selama 11 jam di pesawat tidak terasa sama sekali. Sendari tadi Ela tidur tapi ketika sebentar lagi sampai Ela terbangun.

Pesawat yang di tumpanginya benar benar nyaman.
Tentu saja alasanya karna itu pesawat pribadi milik Leon.

Bodyguard dengan setelan jas hitam berjejer rapi di pintu pesawat lalu mereka memayungi Ela dan Leon.

Ela merasa dirinya seperti idol yang berasal dari Korea. Dengan semangat Ela berjalan dan tatapannya tak henti henti melihat sekitar seperti mencari seseorang.

"Abang mana pa?"

"Jam segini abangmu belum pulang sekolah"

"Yah padahal sebelum kesini Ela ngabarin abang lewat chat kalo Ela mau balik ke Los Angeles" Ela cemberut.

"Ela ngechat abang waktu jam berapa?"

"Jam dua siang"

"Kamu lupa perbedaan jam di London sama LA? Kalo di londong siang berarti di LA malam. Mungkin abangmu udah tidur terus paginya lupa ngecek hp"

Ela mengangguk. Mungkin saja abangnya lupa mengecek hp.
Sesampainya di rumah Ela membersihkan dirinya lalu tidur.

Tapi tidurnya terganggu karena seseorang memeluknya. Kedua bola mata berwarna biru itu mengerjap beberapa kali.

"Sana abang jauh jauh Ela kesel sama abang"

"Kenapa?"dengan posisi duduk disamping Ela iel bertanya.

"Abang Ela kan udah chat abang kalo Ela mau pulang ke Los Angeles. Kenapa abang ga jemput Ela di bandara"

"Lupa ngecek hp" suara itu terdengar tidak berdosa.

Ternyata dugaan papanya benar.
Ela melengos pergi menuju kamar mandi untuk mencuci muka lalu turun kebawah. karena jam sudah menuju waktu makan malam.

Iel berjalan di belakang Ela. Tidak berniat meminta maaf dengan ela. Menyebalkan sekali bukan?

"Malam papa" ujar Ela menghampiri papanya yang sudah duduk di meja makan.

"Malam Ela. Kenapa mukanya cemberut gitu"Leon mengelus kepala Ela.

"Abang itu pa nyebelin banget" adunya.

Iel yang sudah duduk dan ingin mengambil nasi mengurungkan niatnya.

"Ko jadi gue?" Ujarnya tidak terima disalahkan.

"Suruh siapa muka abang nyeselin Ela kan jadi kesel liatnya"

Iel melotokan matanya lalu membuka aplikasi kamera "muka ganteng gini" gumanya

"Ganteng dari mananya. Gantengan juga haruto"

Tanpa sengaja iel melihat tanggal di hpnya. Pantas saja Ela sensian ternyata lagi datang bulan.

Iel sungguh ingat dengan tanggal had Ela. Ketika Ela sedang haid iel akan selalu berhati hati ketika berucap.

"Iya gue jelek haruto ganteng" iel mengalah.

"Sudah sudah cepat makan" Leon melerai.

Selesai makan Ela iel Leon duduk santai di ruang keluarga. Ela menonton tv. Iel bermain game di hpnya. Sedangkan Leon sedang menerima panggilan.

"Ela papa udah daftar in kamu di sekolahnya iel"

Mendengar itu Ela berbinar."kapan Ela berangkat sekolah pa"

"Besok lusa Ela udah bisa masuk sekolah"

"Yeey makasih papa" Ela tersenyum manis.

Leon pun ikut tersenyum melihat senyum manis Ela.
"Sama sama"

"Oh iya abang nanti temenin Ela ke mall ya" cengir Ela.

"Mau ngapain?" Tanya iel tanpa melihat Ela dirinya masih sibuk dengan game online nya itu.

"Mau ngemis"

"Oke nanti gue temenin"

"Dih abang" Ela kesal benar benar kesal.

"Gue kan bener nanya mau ngapain emang salah?"

"Salah lah orang kalo ke mall ngapain selain belanja"

"Makan. Main. Foto foto gitu kan tujuan orang ke mall selain belanja" Jelas iel. Ela mati kutu.

"Makanya ga usah emosian" iel menyentil jidat ela.

Karena hari sudah mulai gelap Leon menyuru anak anaknya untuk masuk kamar masing masing.

Bukan masuk kamarnya sendiri Ela malah masuk kamar abangnya.

"Di sekolahan abang seru engga?" Ujar Ela menghampiri iel yang sedang belajar.

"Biasa aja"

"Kaya gimana"

"Ya gitu datar datar aja"

"Tau ah ngomong sama abang tuh bikin kesel aja"

"Suruh siapa ngomong sama gue"

Ela menghentakan kakinya kesal. Ela keluar dari kamar iel menuju kamarnya yang bersebelahan dengan kamar iel.

GABRIELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang