Bagian 21

7.6K 668 54
                                    

Sekarang Ela tidak peduli novel itu berjalan atau tidak. Menurutnya semua manusia adalah pemeran utama dalam cerita mereka masing masing.

Jadi Ela berfikir kalau sekarang dirinya adalah pemeran utama pada cerita miliknya. tidak ingin memusingkan alur novel akan rusak atau tetap berjalan itu urusan mereka, atau mungkin sudah di takdirkan rusak. Ntah lah Ela tidak akan ikut campur.

Hari ini benar benar sial bagi Ela. Di bawah terik sinar matahari Ela berdiri dengan tangan hormat di depan tiang bendera.

Dirinya di hukum karena kesiangan. Ela kesal kenapa iel tidak membangunkan dirinya. Lebih apes lagi dirinya di hukum dengan pemeran utama pria dan wanita dalam novel. Kebetulan atau bagaimana kenapa hanya mereka bertiga yang telat.

Ela memang tidak tau muka si pemeran utama wanita hanya saja melihat name tag yang tidak sengaja Ela lihat tadi membuat Ela tau.

Tidak heran kalau Flora pemeran utama wanita, dia cantik terlihat seperti blasteran Eropa dan Asia. Rambutnya hitam legam dengan warna bola mata coklat terang dan kulit seputih susu.

Padahal Ela sudah berjanji tidak akan ikut campur tetapi kenapa sekarang malah terjebak di tengah tengah mereka.

Keadaan canggung menyelimuti mereka. Ela yang tidak tahan dengan itu semua lebih memilih untuk pergi ke kantin. Peduli setan dirinya akan di marahi dari pada terlibat dengan kedua tokoh itu.

Namun baru selangkah meninggalkan tempat flora berucap "Mau kemana?"

Ela berbalik menatap flora "Ke kantin ka haus" ujar Ela so kalem padahal udah mau koar koar karena merasa Flora sksd.

"Lo ga liat arah jam 3 "

Ela menengok ke arah jam tiga seketika ia langsung mengumpat "Sialan" Ela melihat busuk alias ibu Sukma sang guru bk memantau mereka.

Kedua kaka kelas itu sedikit kaget melihat Ela mengumpat, menyadari hal tersebut Ela langsung gelagapan "Eh maaf ka kelepasan" cengir Ela. Yang di balas anggukan oleh flora sedangkan Enzo hanya diam saja tidak ada niatan untuk berbicara.

Ela mengurungkan niatnya yang ingin ke kantin ia kembali ke posisi awalnya.
Sendari tadi Ela tidak henti hentinya menggerutu. Awas aja abis ini Ela bakal diemin Iel siapa suruh ga bangunin Ela.

Satu minggu yang lalu gara gara perusahaanya ada tikus. Papa Leon pergi ke London lagi. Jadi papa harus turun tangan buat nangkap tikus berdasi dengan perut yang buncit itu.

"Ini kenapa masih lama sih" dumel Ela mengerucutkan bibirnya menatap jam di pergelangan tanga. 1 jam lagi bel istirahat akan berbunyi, karena memang mereka di hukum hingga jam istirahat.

Ela yang merasa di perhatikan menoleh ke samping kanan menatap Enzo. Ela menaikan alisnya tanda bertanya 'apa'.

Namun Enzo malah membuang muka. Ela mendelik 'garing' pikir Ela.

"Kaka kenapa telat?" Ujar Ela bertanya pada Flora mencoba sksd.

Duh siapa ya yang tadi ngatain flora sksd.

Mereka berdua menoleh menatap Ela. Ela. menggaruk pipinya yang tidak gatal sedikit salah tingkah "Kaka ini" ujar Ela menunjuk Flora. Enzo mengalihkan pandanganya lagi ke depan.

"Nama gue Flora" jelas Flora.

"Iya ka Flora kenapa telat?" Biarin Ela di cap sksd dari pada mereka hanya diam diam merayap.

"Kesingan, kalo lo?"

"Ela juga kesiangan"

"Lo buru buru banget ya?"

"Kenapa? Ela keliatan ga rapi?" tanya Ela lalu membuka kamera ponselnya untuk melihat apa yang salah, Namun nihil.

"Bukan, lo masih make sandal rumah"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GABRIELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang