Bagian 07

26.2K 3.1K 126
                                    

"Abang bantuin" ujar Ela menjulurkan tanganya.

"Engga"

"Bantuin abang" rengek Ela.

"Suruh siapa main di kolam ikan. Jatuhkan jadinya"

Gabriel mengangkat badan Ela yang sudah basah kuyup karena tercebur di dalam kolam ikan. Untung saja kolam ikan itu hanya setinggi lutut Ela.

Ela orangnya tidak bisa diam. Sangking aktifnya ela ikan pun Ela ajak berbicara denganya. Ketika sedang asik berbicara dengan ikan buntal tanpa sengaja metanya melihat ikan yang sangat kiyowo.

Ela ingin mengambil ikan tersebut tetapi kakinya malah terpeleset. Ela pun terjatuh menimpa ikan kiyowo itu. Alhasil terjadilah Ela yang basah kuyup.

"Abang ikannya jadi gepeng kaya husbu aku" rengekan Ela semakin menjadi melihat ikan kiyowo itu gepeng dan terkapar tak berdaya.

"Diem" ujar Iel yang menjinjing kerah bagian belakan baju Ela.

Keadaan Ela saat ini sangat memperhatinkan. Ela terlihat seperti tikus yang terjebur di got.

"Mandi sana"

"Iya" cemberut Ela.

Selesai mandi Ela memasuki kamar Gabriel. Tanpa permisi Ela menyelonong masuk dan rebahan di kasur iel.

Sedangkan iel dia sedang bermain game dengan serius tanpa sedikitpun terganggu dengan kehadiran Ela.

"Bang"

"Apa"

"Bosen enaknya ngapain ya"

"Tidur" jawab iel yang sudah terlentang di samping Ela.

"Abang aja sono"

"Emang mau tidur" enteng iel menutup matanya.

"Bang iel mah ga seru" dengus Ela.

Ela mendekatkan diri ke iel lalu memeluk iel dan ikut membangun pulau kapuk dengan kakanya itu.

***

lagi lagi cahaya matahari yang masuk melalui celah celah gorden mengganggu waktu tidur Ela. Membuatnya merasa deja vu.

Do you get déjà vu, huh?

Ela melamun sejenak mengumpulkan nyawa lalu melihat jam di nakas. Jam tersebut menunjukkan pukul 06.00 pagi.

Ela menoleh kesamping dan melihat iel tertidur. Iel terlihat sangat tampan di tambah dengan cahaya matahari yang mengenai wajah iel.

"Abang bangun"Ela menepuk pelan pipi iel.

"Hm" hanya gumanan yang Ela dengar.

"Abang bangun sekolah" Ela mengguncang iel dengan kasar.

"Iya iya" iel terduduk dengan mata yang terpejam.

Ela yang melihat iel seperti itu melengos tidak perduli.
Memasuki kamar mandi untuk menggosok gigi dan mandi lalu memakai seragam sekolah. Kemudian turun ke dapur untuk bersarapan.

"Non Ela mau sarapan apa non" tanya bi Ani.

"Apa aja bi" ujar Ela ketika sudah duduk di meja makan.

"Pagi Ela" sapa Leon mencium kening Ela.

"Pagi papa" Ela membalas mencium pipi leon.

"Mana iel?" Tanya Leon.

'Tak tak tak'

Bunyi suara kaki yang menuruni tangga membuat mereka menatap sumber suara itu.

"Tuh bang iel"

Mereka sarapan dengan tenang. Selesai sarapan Leon mengantar kedua anaknya bersekolah.

"Jangan bandel ya" Leon mengelus kepala kedua anaknya.

"Siap papa" jawab Ela. Sedangkan iel hanya memutar bola matanya malas.

Setelah berdadah dadah ria dengan Ela Leon pergi menuju kantornya.

Ketika ingin masuk gerbang Ela melihat nara yang baru turun dari mobil dengan di bantu oleh supirnya.

"Abang duluan aja. Ela mau nunggu nara"

"Oke"

"Pagi nara" sapa Ela melihat nara menghampirinya.

"Pagi juga Ela" nara tersenyum ceria.

Ela berjalan dengan fokus mendengarkan nara bercerita tanpa sengaja membuatnya menabrak seseorang ketika di belokan kelas. Tidak sakit hanya saja membuat Ela sedikit oleng.

"Maaf" ujar orang yang Ela tebrak.

"Ah tidak apa apa" balas Ela dengan senyum. "Aku juga minta maaf" Ela merasa dirinya juga salah .Dan di balas anggukan oleh orang itu.

"Kalau begitu kami permisi dulu"

Sesampainya di kelas Ela duduk di tempat duduknya yang berdampingan dengan iel.

Tring tring tring

Bel pulang sudah berbunyi satu persatu teman teman Ela pulang dengan di jemput orang tuanya.

"Nara mau main kerumah Ela engga?" Tanya Ela ketika tidak melihat kehadiran orang yang kan menjemput nara.

"Nanti kita main bareng bang iel"

Iel mendelik mendengar perkataan Ela. Ketika ingin protes ela langsung menutup mulut iel.

"Mau" ujar dengan bola mata yang berbinar binar.

"Oke lets go"

Sesampainya di rumah. Ela langsung mengajak nara untuk mengganti seragamnya dan memakai baju Ela.

Ela sudah menganggap nara sebagai adiknya. Sendari dulu Ela atau hana ingin mempunyai adik tetapi ternyata kedua orang tuanya malah berpisah.

Mereka langsung menuju kamar iel untuk bermain. Menurut iel permainan yang mereka mainkan membuatnya harus Ekstra sabar.

Kenapa? Karena Ela dan nara bermain boneka berbie dan yang lebih parah nya lagi iel harus berperan sebagai wanita di permainan itu.

"Iel masa suaranya laki laki itu kan berbienya perempuan" protes nara ketika iel berdialog menjadi berbie tetapi suara iel yang keluar sangat kodam.

Iel mengelus dadanya sabar sedangkan Ela sudah cekikikan melihat muka menderita iel.

GABRIELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang