Bagian 18

7.3K 742 20
                                    

"Flora Alina Maharani, lu kanapa dah, tadi aja ga tertarik" heran nara.

Setelah menetralkan rasa kagetnya Ela menjawab. "Gapapa"

Nara yang tidak terlalu kepo dengan jawaban Ela punya hanya mengangguk saja.

Sedangkan Ela sedang berperang di dalam otaknya "Flora Alina Maharani kan pemeran utama wanita, berarti novelnya baru mau mulai dong. Semoga aja sifatnya ga pick me" batin Ela merasa kapok membaca novel yang kebanyakan pemeran utama yang pick me.

"Yang satu lagi siapa namany?" Tanya Ela.

Sebelum nara menjawab guru sudah memasuki kelas dengan membawa murid baru.

"Perhatian kita kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan dirimu" ujar guru tersebut menunjuk gadis yang sendari tadi menunduk.

Dengan gugup ia mengangkat wajahnya "Halo perkenalkan nama aku Putri Maharani semoga kita bisa berteman baik" ujarnya dengan suara yang kecil.

"Apa ga kedengeran"

"Iya ni suaranya kecil banget"

Ucapan tersebut di iyakan oleh teman sekelas Ela namun guru tidak mengambil pusing.

"Udah diem kalo mau kenalan lagi nanti aja jam istirahat. Putri silahkan duduk di bangku kosong sebelah kiri"

"Baik bu" cicitnya.

Ketika melewati meja Ela putri menatap Ela dengan pandangan yang sulit di artikan.

Hari ini begitu mengejutkan bagi Ela karena, pertama flora sang pemeran utama baru menjadi mubar di sekolah ini. Dan kedua Dia, putri sahabat Ela dalam novel yang memanfaatkan kenaifan seorang Gabriela juga menjadi Mubar. Sekarang Ela percaya novel akan segera berjalan beberapa jam lagi.

***

Saat ini Ela dan nara sedang duduk di meja kantin sambil menyantap makanan mereka.

"Menurut gue ya, si putri itu tipe cewe menye menye yang apa apa bakal nangis" ucap nara memulai pembicaraan.

"So tau" ujar Ela tidak peduli.

BRAK
PRANG

'Dung jes' lanjut Ela dalam hati sekan itu adalah suara musik.

"Apaan tuh" kepo nara berdiri dari tempat duduknya.

Ia melihat seorang gadis terduduk di lantai dengan seragam yang basah dan mata yang sudah mengelurkan air.

"Tuh kan baru gue bilang. udah nangis aja tuh cewek" decak nara tidak suka.

Ela sontak berdiri dan melihat apa yang terjadi. Tunggu! Seharusnya flora yang di posisi itu bukan putri. Lalu tatapannya terjatuh pada abangnya yang berdiri tepat di depan putri. Ela dengan tergesa mendekati Iel. Ini tidak boleh di biarkan.

"Kalo jalan mata ke depan bukan ke bawah!" Ujar iel emosi melihat seragamnya juga terkena air yang gadis itu bawa.

Sembari sesenggukan putri meminta maaf "Maaf hiks"

Dengan cepat Ela menarik iel dari hadapan putri.
"Loh abang kenapa" ujarnya pura pura tidak tau.

"Ck itu cewe jalanya ga bener liat baju abang jadi basah"

Ela melirik putri yang masih terduduk di lanti menatap kearah mereka.

"Abang ada baju ganti ga? Ela ada baju olahraga di loker"

GABRIELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang