"Katanya mau anterin Ela ke mall ko malah mau pergi sih" cemberut Ela.
"Sorry dek. Abang lupa udah ada janji sama temen" iel mengelus kepala Ela. "Gimana kalo Ela ikut abang aja" lanjutnya.
Ela berpikir sejenak. Kalau dirinya di rumah sudah pasti sendirian. Papa pergi ke kantor sedangkan bi Ani masih di pasar.
"Ela ikut deh"
"Ganti baju dulu" ujar iel. Ela saat ini masih memakai piyama beruang. Mana mungkin iel membawa Ela yang hanya memakai piyama, yang ada dirinya dikira menculik anak orang.
"oke wait" Ela langsung berlari menuju kamarnya.
Mengganti piyama dengan baju casual yang membuatnya terlihat cantik. Memakai crop top hitam. dengan celana jeans berwarna hitam, topi hitam serta masker hitam. Ela memang imut hanya saja warna kesukaannya adalah hitam.
'So misterius'
"Ayo" ajak Ela yang sudah siap menenteng tas kecil berisi powerbank dan dompet.
"Serem bener hitam hitam" ujar iel.
"Biar keren" cengir Ela memamerkan gummy smile nya.
Melihat Ela sangat imut iel mencubit pipi tembam Ela. "Dimana letak kerennya. Lucu gini"
Ela memasang wajah masam.
"Udah ah ayo pergi"Mereka pun pergi dengan memakai motor sport berwarna biru.
Sesampainya di sebuah cafe Ela turun dari motor. dengan menggenggam tangan iel, Ela berjalan mengikuti iel dari belakang.
Tinggi Ela hanya sampi dada bidang iel. Terlihat jelas kalau Ela itu sangat pendek hingga badanya tertutup badan tegap iel.
Iel berjalan ke arah meja pojok di samping jendela dimana letak teman temanya berkumpul.
"Gue telpon ga di angkat angkat. kita udah di tungguin nih" ujar pemuda berambut coklat ketika melihat iel sampai.
"Sorry. Gue ngurus piyik dulu"
ujar iel menunjuk Ela."Piyik! piyik! Enak aja!" Ujar Ela geram sambil menginjak kaki iel. Iel meringis kesakitan.
"Sejak kapan lu punya cewe!!" Seru pemuda berambut pirang sebut saja mahen.
"Sejak haruto jadi anaknya boruto. Sini duduk" iel mengajak Ela duduk di sampingnya.
"Jangan bawa bawa haru ya!!" Ketus Ela.
Ela duduk di samping iel membuka maskernya tanpa membuka topi yang dia pakai.
"Iya elah sensi amat"
"Nyebelin" Ela mengrucukan bibirnya.
"Gemes banget anjir. Lu culik dari mana ni anak" tanya si pemuda berambut coklat biasa di panggil haikal ingin menggapai pipi Ela namun langsung di tepis oleh iel.
"Ga gue culik. Nemu di tong sampah depan rumah" santai iel.
"Abang ih" Ela menabok tangan iel. Ela baru tau iel berkali lipat menyebalkan ketika di luar rumah.
"Ayo tampil" ujar pemuda yang dari tadi hanya diam memainkan ponselnya.
"Abang tampil dulu ya dek tungguin abang"
KAMU SEDANG MEMBACA
GABRIELA
FantasyHana, hidup sebatang kara semenjak kedua orang tuanya berpisah membuatnya menjadi mandiri dan sedikit dewasa. Hana lelah tidak ada orang yang mengerti dirinya dan tidak ada yang peduli padanya. Hana ingin sekali kembali menjadi anak kecil, ketika k...