Saat Ela sedang asik memakan spageti samar samar dia mendengar kericuhan di depan pintu kantin.
Ela dengan sampontan menoleh ke arah pintu kantin ingin mengetahui apa yang sedang terjadi.
Disana Ela melihat sosok pria yang cukup tampan sedang berjalan menuju meja di bagian pojok yang kosong.
Tatapan Ela dan cowo itu bertemu hanya beberapa detik. setelahnya, Ela membuang muka dan kembali melanjutkan makannya.
Di luar Ela terlihat tenang memakan spageti tanpa ada yang mengetahui isi pikiran Ela yang sedang perang batin.
"Dia protagonis pria pertama kan, dari visualnya si mirip yang di deskripsiin"
batin Ela sesekali melirik cowo tadi.Iel yang melihat gelagat Ela bertanya "kenapa? Naksir tu cowo?"
Ela sedikit tersentak " gak naksir sih tapi ganteng" jurur Ela.
"Namanya Enzo pietro" ujar mahen.
"Sudah ku dugong protagonis pria pertama"batin Ela
"Arti namanya penguasa batu. Emang bener ya biasanya nama itu cerminan sifat kita. Ga heran kalo enzo di ajak ngobrol bakal diem aja. Soalnya dia raja batu HAHAHAHA" ujar haikal sambil tertawa.
Krik krik krik...
Seketika semua yang duduk di meja itu diam sedangkan haikal masih tertawa dengan lantang beberapa orang pun ikut menoleh mendengar suara tawa haikal yang menggelegar.
Tanpa berperasaan mahen menyumpal mulut haikal dengan roti yang sudah berisikan banyak sambal.
"Brisik! Malu maluin aja" ujar mahen.
Haikal yang kepedasan langsung meminum air yang ada di depanya.
"Anjir haha goblok banget air kobokan di minum" ujar nara terpingkal pangkal.
Mendengar penuturan nara haikal langsung menyemburkan air yang masih mengenang di mulutnya.
"Bangsat!!" Mahen sudah bersiap menumbuk haikal karena mukanya terkena semburan air Mbah dukun.
"Impas hehe" ujar haikal cengengesan dengan tangan yang membentuk dua jari.
Ela yang lelah tertawa hingga membuat pipinya sakit berdiri dari kursi kantin "bang Ela ke kelas duluan ya"
Tanpa Ela sadari banyak pasang mata yang menatapnya berbagai macam pandangan.
"Eh eh ikut. Bentar" nara yang Makanannya tinggal dua suap lagi langsung memasukan kedalam mulut hingga kedua pipinya menggembung.
Ela yang sedang berjalan di koridor kelas dengan otak yang terus bertanda tanya tentang alur novel, tidak menyadari seseorang yang berjalan berlawanan arah denganya membawa setumpukan buku yang menutupi pandangan orang tersebut.
"Ela awas!!" ujar nara menyadari bahwa orang tersebut akan menabrak Ela.
Ela yang masih loading malah diam di tempat hingga..
Bruk
Orang itu menabrak Ela membuat keduanya jatuh ke lantai dengan buku yang berserakan.
Ela langsung berdiri dan membantu orang itu berdiri "kamu gapapa? Maafin Ela ya. Ela ga tau ada orang di depan Ela" ujar Ela dengan mimik yang memelas.
Orang itu mendongakan kepalanya "keknya saya yang salah soalnya ga liat jalan" ujarnya kalem sambil memunguti buku.
Ela panik melihat darah di tangan orang itu "Tangan kaka berdarah!"

KAMU SEDANG MEMBACA
GABRIELA
FantasyHana, hidup sebatang kara semenjak kedua orang tuanya berpisah membuatnya menjadi mandiri dan sedikit dewasa. Hana lelah tidak ada orang yang mengerti dirinya dan tidak ada yang peduli padanya. Hana ingin sekali kembali menjadi anak kecil, ketika k...