Hari ini sesuai janji Leon. Leon akan mengajak anaknya ke Disneyland tetapi tadi dia mendapati panggilan dari bawahannya bahwa di kantor ada masalah dan hanya Leon yang bisa mengatasinya.
"Maafkan papa Ela. papa harus segera ke kantor kita ke Disneyland lain kali saja ya"
Muka Ela yang tadinya nampak bersemangat menjadi lesu. "Tidak apa apa pah. Kantor papa lebih penting sekarang"
Leon tersenyum dia merasa bangga anaknya ini walaupun masih kecil tapi sangat dewasa.
Om ga tau aja yang ngisi jiwa anak lu itu umur 16 thn
"Yah Ela bakal kebosanan dong" gerutunya sambil menghentak hentakan kaki.
Sebuah ide tiba tiba muncul di otaknya "ganggu abang sabi kali ya"
Dengan semangat 69 Ela berlari menuju kamar Gabriel. "Abang!Abang!" Ela terus berteriak sambil mengetuk pintu kamar iel dengan brutal.
"Apasih" iel membuka pintu. Terlihat sangat jelas muka bantal iel sedang kesal.
Sekarang masih jam 07.00 pagi wajar saja anak anak jam segitu belum bangun apa lagi di hari weekend.
"Kita ke taman komplek yu" ajak Ela.
"Ga" iel masuk kembali ke kamarnya merebahkan diri dan menggulung badanya dengan selimut.
"Ayolah abang" Ela menaiki kasur iel.
"Nanti aja sekarang masih pagi" ujar iel dengan mata tertutup.
"Yaudah" suara Ela melirih dia pun turun dari kasur berjalan menuju pintu kamar iel.
"Ck bentar mandi dulu" ternyata iel tidak setega itu membuat Ela sedih.
Senyum Ela mengembang "okey abang"
***
Mereka benar benar terlihat seperti kembar. Ela hanya memakai hoodie oversize berwarna hitam sedangkan iel memakai hoodie hitam dan celana training hitam. Betapa lucunya mereka seperti couple goals versi mini.
2 Bodyguard mengikuti mereka dari belakang mengawasi keduanya agar terhindar dari bahaya.
"Abang belum sarapan kan. Nanti kita mampir ke kafe di depan komplek"
"Iya"
Sesampainya di kafe Ela mengambil tempat duduk di samping jendela. Pelayan menghampiri meja mereka.
"Mau pesan apa"
"Ela mau Apple pie. Abang mau apa?"
"Apa aja"
"Apple pie satu sandwich satu sama susu putih dua" ujar Ela membentuk jari dua.
Setelah mencatat pesanan pelayan itu pergi.
Ela melihat keluar jendela sambil melamun. Sudah beberapa bulan dirinya tinggal di dunia yang Ela tau dunia novel.
Apakah dirinya bisa kembali? Bagaimana keadaannya di dunia nyata? Kata kata itu terus berputar di kepala Ela.
Ela akui dia bahagia di dunia ini hanya saja bagaimana keadaan Ela yang asli?.
'Tak' iel menyentil jidat Ela.
"Ngapain?" Heran iel melihat adiknya melamun.
"Meratapi nasib" cengenges Ela.
"Permisi ini pesanannya"
Pelayan datang membawa pesanan Ela dan iel.Saat sedang asik makan Ela tersentak kaget ketika seseorang memanggilnya dengan suara cempreng.
"ELLAAA"
"Halo nara" Ela melambai dan mengajak nara duduk di sampingnya.
"Ela tau ga tadi aku mama papa sarapan bareng" ujar nara antusias.
Ela tersenyum mendengarnya "wah bagus dong"
"Selesai sarapan mama papa langsung pergi katanya ada urusan di kantor. tapi gapapa nara seneng bisa sarapan bareng sama mama papa"
Ketika melihat nara. Ela teringat dirinya dulu yang sangat kurang kasih sayang orang tuanya hanya saja saat itu dirinya sudah remaja sedangkan nara hanya anak kecil.
Ela mengangguk "ko nara kesini? Rumah nara kan jauh dari kafe"
"Tadi mau main ke rumah Ela kata bi Ani Ela sama iel lagi di taman komplek. nara mau nyusul eh liat Ela di jendela kafe jadi nara kesini"
Ela mengangguk paham.
"Udah?" Tanya iel."Apanya?" Bingung Ela.
"Makanya udah?"
"Udah. Yu kita ke taman komplek"
Mereka pun berjalan ke taman komplek. Karena jarak kafe dan taman komplek tidak lah jauh.
Suasana taman komplek sangat ramai. Masih banyak orang yang sedang berolahraga. Ela menuju tempat bermain anak anak dia duduk di ayunan.
Nara bermain perosotan. Tiba tiba ayunan yang di tumpangi Ela bergerak pelan. Ela menoleh kebelakang.
"Kenapa?" Tanya iel yang sedang mendorong ayunan Ela pelan.
"Engga"
Nara menghampiri Ela
"Ela. Nara mau beli es cream""Ela juga mau" Ela berdiri dari ayunanya.
"Aku aja" tawar iel.
"Bang iel yang beli?" Tanya Ela.
"Iya"
"Ela mau es cream coklat"
"Nara mau rasa vanila"
Iel pun pergi menghampiri penjual es cream meninggalkan Ela dan nara.
Ela mencari tempat yang tidak jauh dari jangkauan iel untuk dirinya dan nara duduk.
Dengan lesehan Ela duduk di bawah pohon sambil mengipasi wajahnya dengan tangan.
Cuaca hari ini sangat panas akan segar rasanya kalau memakan es cream di bawah trik matahari.
"Panas banget" keluh Ela.
Iel datang dengan membawa dua es cream di tanganya. "Nih" ujarnya memberikan Ela dan nara es cream.
"Mau pulang?" Tanya iel.
Ela mengangguk.
"Disini panas"Mereka pun pulang kerumah. Nara masih ingin bermain dengan Ela alhasil nara ikut pulang kerumah Ela.

KAMU SEDANG MEMBACA
GABRIELA
FantasíaHana, hidup sebatang kara semenjak kedua orang tuanya berpisah membuatnya menjadi mandiri dan sedikit dewasa. Hana lelah tidak ada orang yang mengerti dirinya dan tidak ada yang peduli padanya. Hana ingin sekali kembali menjadi anak kecil, ketika k...