1. Barometer Unik Anak SMA

7.4K 255 0
                                    

"Temanku cowok semua, hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Temanku cowok semua, hehe."
—Dekik Cantik

¤¤¤

Sampul buku hard cover itu warnanya seperti bunga Wisteria. Ada sketsa dua gadis yang duduk di sana, irasnya tampak didesain putih berseri ketika telapak tangan si pemilik menjauh dari permukaannya.

Buku tersebut kini terbelah dengan pilihan sembarang, yaitu di tangan seorang gadis berlesung pipi yang menampung dua ujung sisinya. Dari tinta biru yang menguasai kertas putih di sana, mata teduhnya semakin layu untuk mencari keadilan, itu terjadi ketika di dalam hatinya muncul rasa dendam ringan. Ada banyak sekali teka-teki di sana, kalau dijajarkan, mungkin panjangnya melebihi rute perjalanan Kereta Api Karakatau.

Hai, Anty... Bagian ini sengaja aku yang
tulis, bukti kalau jam 4 sore kemarin,
kita resmi jadi maling mangga profesional, 
haha. Salam Cantik, Zecta Ratna Aica.

Tulisan yang dia lihat merupakan deskripsi kejadian dua tahun lalu, yaitu pada hari ulang tahun kota Yogyakarta yang ke-263. Dia tetap tersenyum meski sangat ingin menangisinya. Sampai saat baskara sang surya menelusuk lewat jendela kaca mobil, Airin Rahardianty mengerucutkan dua sudut matanya seraya menoleh ke kiri. 

Dia tiba-tiba memastikan penglihatan untuk sosok yang terlihat di antara banyaknya orang di sana. "ECTA!" Kemudian binarnya melebar saat meneriaki seseorang.

"ECTAAAAA!" Kedua telapak tangannya membuat tembok di sudut bibir, dia berteriak semakin nyaring dan panjang. Seakan lupa sedang di lampu merah, termasuk lupa menjadi adik yang baik karena membuat kakak laki-lakinya terkesiap.

"Kita enggak lagi di Alas Purwo, Dek!" Itu tegur sang kakak.

"ECTAAAAAA!"

"ISSS, DEK! MALU DILIHAT ORANG!"

"ECT  ... Hmmpp! ABAANGG!"

"Dia enggak dengar juga!" Ketika kepala Airin ditoyor, keduanya jadi tatap-tatapan dan mencoba menahan diri agar tidak saling baku hantam. Tempat ini terlalu kecil untuk menumbuk perut kakaknya dengan sebuah tendangan.

Tin! Tin!

Hingga semua tidak lagi sama saat lampu hijau aktif, mobil mereka meninggalkan area tersebut. Persis di mana gadis berambut hitam yang pendeknya dikemas setingkat bahu tertunduk. Aidan Rahardiansyah, atau yang kerap dipanggil dengan sebutan Bang Aidan memang tidak bisa membaca isi pikiran perempuan. Tapi sebagai seorang kakak, dia tahu ada yang 'tak beres dengan Airin dan sahabatnya sejak dua tahun belakang. 

"Aica tadi pake earphone," kata Bang Aidan.

Si Dekik Cantik diam karena tahu kesengajaan itu, hanya yang 'tak dipahaminya adalah, mengapa harus Aica yang melakukannya?

ASING : A Strange Friendship✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang