7. Ayam Geprek Selalu Di Hati

1.9K 195 2
                                    

"Nanti, kamu bakal rindusama tempat-tempat yangsering kamu kunjungi dengan teman-temanmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nanti, kamu bakal rindu
sama tempat-tempat yang
sering kamu kunjungi
dengan teman-temanmu.
Tapi itu nanti, aku cuma
kasih spoiler buat kehidupan
kamu selanjutnya."
—Dekik Cantik.

¤¤¤

Sulit itu bukan ketika Jendra menghadapi angka yang minta diselesaikan pakai rumus Phytagoras, bukan ketika Haidar melemparkan bola basket dari jarak sepuluh meter, bukan ketika Nathan mengeluarkan uang triliunan rupiah untuk pergi ke luar negeri, bukan juga ketika Reffan harus menjinakkan kelakuan Airin kalau sedang dalam mode barongan.

Tapi sulit adalah ketika Teh Nia tidak jualan di kantin, jangankan komplotan mereka yang langganan wara-wiri di sana, tapi hampir beberapa siswa lain putar balik saat tahu wanita cantik sang koki favorit seluruh warga sekolah tidak ada. Dan ini berlaku juga buat Haidar yang terlihat tidak semangat berkali lipat dari yang lain.

Maka dari itu semua terpaksa ikut balik ke kelas, sama-sama memilih untuk tahan lapar padahal biasanya jam pertama pelajaran saja ada yang mengadu kelaparan.

"Nih." Airin memberikan roti harga seribuan rasa coklat pada Reffan, orang ini keren-keren sukanya makanan manis lho. Apalagi donat yang ditaburi seres warna-warni. Airin berani tangguh kalau Reffan rela memberi contekan kalau disogok pakai makanan manis itu.

"Enggak." Reffan menggeser rotinya balik ke dekat pemilik awal, ini nih, keren-keren sok menolak. Airin sudah paham dengan sifatnya yang mudah gengsi, padahal dia tahu gerakan tangannya tadi agak kaku untuk menggeser makanan itu.

"Lu gak ada makan dari pagi, Reffan. Kalo maag lu kambuh, yang khawatir satu sekolahan," ujar Airin.

Akhirnya roti itu ia terima. "Makasih, Airin," katanya dengan mulai membuka plastiknya.

"Haidar." Kini pergerakannnya berubah menghadap ke orang yang duduk di belakangnya. Roti rasa nanas menyusul terdampar untuk Haidar. "Lu harus makan," ujar Airin.

"Terima kasih monyet, kau memang sahabat baik aku!"

"KURANG AJAR!" Hampir Airin rebut lagi barang beriannya, tapi Haidar sudah lebih dulu membukanya dan melahap setengah dari roti itu.

"Kita makan di Paman Sah aja nanti," ujar Nathan.

"Lu semua nahan aja sampe pulang sekolah?" tanya Jendra.

"Lu kenapa baru tanya sekarang, Cok? Udah istirahat terakhir ini," melas Nathan sampai lemas bersandar ke bahu Elif. "El, lu ikut?" tanyanya menjauh untuk lihat muka si cantik saat bicara.

"Kayaknya enggak, hehe," jawab Elif, "Mama pasti udah masak di rumah, kapan-kapan aja ya."

"EIITTTT!" Haidar berdiri dengan roti suapan terakhirnya masuk ke mulut, dia merentangkan tangan dan meminta yang lain jangan bicara dulu. "Gue mau kentut."

ASING : A Strange Friendship✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang