"Apakah ini tidak keterlaluan?"
Jinyoung hanya menggeleng, pandangannya masih memperhatikan si kembar yang sedang bermain bola di sebuah taman. Pasalnya saat ini Jinyoung dan Mark sedang mengantar si kembar yang mendadak merengek meminta Jinyoung bermain bola saat menjemputnya tadi. Kemudian Mark menyusul setelah di hubungi Jinyoung. Katanya biar pendekatan dulu sama anak-anak. Disanalah mereka, sedang memperhatikan betapa asyiknya si kembar bermain.
"Aku hanya takut dia akan lebih marah nantinya."
"Resiko, ayolah berusaha kembali. Perjuangkan lagi."
"ini lagi berjuang. Tapi bisa tidak jangan drama?"
"Biar seru," Jinyoung bangkit dari duduknya. Melambaikan tangan pada si kembar yang memintanya ikut bermain. "ayo."
Mark menunjuk dirinya sendiri, "aku ikut?"
"Katanya mau pendekatan."
"Uncle Mark boleh ikut bermainkan?!" teriak Jinyoung yang dibalas anggukan oleh si kembar.
Hati Mark mendadak merasakan senang yang berlebihan. Dengan semangatnya dia berlari menyusul Jinyoung yang lebih dulu menghampiri si kembar bergabung untuk mengejar dan memperebutkan si bulat bundar.
❤❤
"Lis, setelah ini aku langsung pamit pulang, yah? Harus ngajak si kembar bertemu nenek, kakeknya." Ucap Chaeyoung sembari sibuk membereskan berkas yang berada diatas meja.
Lisa yang sedang duduk di atas kursi tamu di ruangan Chaeyoung hanya mengangguk. Dia pun sama sedang sibuk dengan berkasnya. Memeriksa persiapan pernikahan kliennya yang tadi diantar memilih perhiasan.
"Lis."
"Hmm."
"Aku bisa gak yah melupakan dia?"
"Mark?"
"Heem. Terlanjur kamu sudah tau semuanya. Gak apa-apakan kalau aku meminta pendapat kamu?"
Lisa menutup semua berkas dihadapannya. Fokusnya sekarang hanya pada Chaeyoung. Dia mengangguk kemudian menjawab "iya, gak apa-apa banget. Masalah bisa tidaknya Noona melupakan itu tergantung Noona. Kedepannya mau tidak membuka hati untuk orang lain? masa mau melajang terus."
"Masalahnya udah pernah nyoba. Tapi tetep ajah gak bisa."
"sama Jinyoung?"
Chaeyoung mengangguk.
"Alasannya karena wajah si kembar mirip banget Mark, apa kalian sudah seperti saudara?"
"Dua-duanya. Susah move on iya, merasa sudah seperti keluarga iya kalau sama Jinyoung. Susah aja gitu kalau harus jatuh cinta sama dia. Lagian gimana mau move on kalau wajah si kembar mirip banget sama Mark."
"Iya juga, sih. Yaudahlah nanti aku kenalin sama laki-laki lain selain Jinyoung. Kali ajah, kan?"
"Jadi beneran harus belajar move on nih?"
Lisa mengangguk.
"Katanya benci, tapi perasaannya masih sama kayak dulu. Gimana sih?" ucap Lisa kemudian.
"entahlah bingung sendiri jadinya. Benci banget padahal sama Mark, merasa terbuang. Tapi kayak gak rela ajah kalau liat dia sama yang lain."
"Ciee malah labil ibu bos. Katanya mau pulang, cepetan gih bos, sekarang mendengar Noona sudah berbaikan dengan orang tua Noona saja saya udah seneng loh ini. Semoga kedepannya Noona lebih bahagia, yah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Could Be Destiny
ФанфикJika bertemu kembali denganmu adalah takdir kita, maka kita tidak akan berlari menghampirimu atau berlari menjauhimu. Bagaimanapun keadaannya jika kembali bertemu, kamu punya andil dalam hadirnya dua malaikat jagoanku. Karena mau mengelak bagaimanap...