Maaf for typo? Happy reading. 😘😘
Musim gugur ditahun ini telah memasuki hari ke enam. Sudah memasuki bulan September. Cuaca mulai berubah menjadi hangat. Meski di pagi hari rasa dingin masih sering menghampiri. Tapi setidaknya siang hari cuaca sangat cerah. Diatas sana, langit akan benar-benar berwarna biru terang. Membuat daun maple terlihat lebih indah karena cahaya matahari yang terpancar tidak terhalangi awan hitam yang menggelung.
Tentang menggelung. Jika awan hitam sudah enggan berada di atas sana. Tapi, lihatlah lelaki kurus yang sedang menggelung diatas ranjang. Meringkuk dibawah selimut yang sengaja ia bungkuskan pada tubuhnya. Menutupi seluruh tubuh tepatnya. Menyembunyikan sebuah kehidupan. Bak menyerupai kimbap yang terbungkus rumput laut. Mengingat warna selimutnya yang berwarna hijau tua. Benar-benar mirip.
Dengan sedikit kasar seseorang membuka tirai yang tak pernah pemiliknya sengaja buka dalam lima hari belakangan ini. Membuat cahaya terik matahari menyelinap masuk ke dalam. Memberikan cahaya pada kamar yang sudah tak menyerupai kamar. Berantakan. Seberantakan hati pemilik kamar, sepertinya.
Terlihat dari pakain kotor yang memang berserakan dimana-mana. Belum lagi sisa bungkus ramyun dan snack. Tercecer disetiap sudut ruangan. Dan jangan lupakan bau asap rokok yang bercampur bau makanan sisa. Membuat jijik sebenarnya.
Dengan satu tarikan kuat. Tangan itu membuka selimut yang sedang menyembunyikan seseorang di dalamnya. Membuat si pemilik selimut mengerang. Menenggelamkan wajahnya kedalam bantal. Lebih meringkukan tubuhnya. Menyembunyikan mata yang enggan terkena cahaya matahari.
"Aku menyesal. Meninggalkanmu sendirian dalam keadaan patah hati." Tangannya sibuk melipat selimut yang tadi ia tarik."Ternyata kau kembali menjadi mayat hidup." Lanjutnya. Menyimpan selimut itu ke dalam lemari. Kemudian berjalan ke sudut mengambil keranjang pakaian kotor. Mulai berkeliling memungut pakaian yang berserakan.
"Dan, aku lebih menyesal karena ke Busan ditemani si anak tiang. Kau tau?! Dia benar-benar menyebalkan!" Sungutnya. Mina bercerita dengan semangat. Walaupun Mark tidak merespon, tapi Mina tau kalau Mark mendengarkan.
Tujuan Mina ke Korea itu awalnya memang untuk menyusul Mark. Mengurus prewedding untuk pernikahan mereka. Sengaja meminta cuti pada atasannya agar tidak mengambil job selama satu bulan. Berhubung Mina mempunyai reputasi seorang aktris yang baik, dan memang tak memiliki masalah sebelumnya. Maka bosnya dengan baik hati mengijinkan Mina.
Bos Mina sangat tau. Jika anak asuhnya itu sangat ingin melakukan prewedding di pulau Jeju. Maka di ijinkahlah. Selain itu Mina malah diberi hadiah. Bosnya memberikan sebuah paket liburan di Busan selama satu Minggu. Dan Bosnya mengancam jika paket ini wajib digunakan. Kalau tidak Mina akan ditarik kembali untuk pemotretan. Sedikit berat hati, mau tidak mau, Mina harus tetap menerima hadiah itukan?
Awalnya sedikit memaksa Mark untuk pergi. Tapi, entah kenapa Mark selalu memberi alasan jika ada pekerjaan penting yang tak bisa ditinggal. Maka dari itu Mark mengusulkan Mina pergi ditemani Yugyeom. Itupun harus menggunakan ancaman dulu untuk keduanya.
Karena memang ancamannya tidak main-main. Singkat cerita, pergilah Mina ditemani Yugyeom.
Meninggalkan seseorang yang sedang patah hati. Seseorang yang sedang dalam bangkarnya sendiri. Karena perlu diketahui. Jika seorang lelaki sedang mengalami hal sulit, mereka selalu punya bangkarnya sendiri yang tak ingin orang lain ketahui. Berbeda dengan seorang perempuan tentunya. Lelaki lebih condong pada menutup diri. Seperti yang dilakukan Mark. Mengasingkan hidupnya.
"Ingatkan aku, jika patah hati itu termasuk ke dalam penyakit yang berbahaya ternyata." Mina kembali berbicara sendiri. Sedikit menyindir. Tangannya masih sibuk berbenah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Could Be Destiny
FanfictionJika bertemu kembali denganmu adalah takdir kita, maka kita tidak akan berlari menghampirimu atau berlari menjauhimu. Bagaimanapun keadaannya jika kembali bertemu, kamu punya andil dalam hadirnya dua malaikat jagoanku. Karena mau mengelak bagaimanap...