"Yes."
"No."
"Yes!"
"No!"
Dua kata itu tak pernah luput dari pendengaran Chae Young. Dua kata yang sepertinya sudah menjadi kata wajib yang akan didengar setiap harinya. Seperti saat ini dirinya sedang sibuk di dapur. Menyiapkan sarapan. Dan kata itu sudah terdengar. Padahal ini masih pagi.
Suara keributan itu sudah dipastikan berasal dari ruang televisi. Suara itu selalu menemani pagi harinya tiga tahun belakangan ini. Setelah jagoannya menjadi cerewet tentunya. Karena, sejak bayi sampai usia tiga tahun mereka masih menjadi bocah menggemaskan. Tidak seperti saat ini, di usianya mereka yang akan menginjak enam tahun. Penuh perdebatan.
"Ayolah Hyung, pindahkan ya?" wajahnya ia pasang sememelas mungkin. Berharap yang dipanggil Hyung merasa iba padanya dan memindahkan saluran televisi yang saat ini remotenya dikuasai oleh si Hyung.
Yang dipanggil Hyung hanya memanyunkan bibir, menyembunyikan remote di balik ketiaknya dengan mengapit kuat-kuat. Jaga-jaga takut si adik merebutnya dengan paksa.
"Ayolah... Aku tidak suka spongebob Hyung." masih merayu.
"Tapi aku suka," jawab yang di panggil Hyung dengan acuh. Matanya masih fokus pada layar televisi yang sedang menampilkan film kartun spongebob kesukaannya.
"Itu hanya
spons Hyung, pokemon saja ya?" si adik kembali merayu.Tanpa menjawab, yang di panggil Hyung hanya menggendikan bahu. Menolak permintaan si adik yang berada disampingnya dengan wajah yang sudah benar-benar terlihat memelas.
"Padahal pokemon, spongebob sama-sama kuning," gerutu si adik pelan.
"Tapi beda,"
"Sama Hyung."
"No."
"Yes."
"No."
"Yes!" teriak si adik
"No!" tidak ingin kalah si Hyung pun berteriak.
"Mom! Jika bersaudara siapa yang harus lebih dulu mengalah?!" teriak si adik pada Chae Young yang kelihatannya masih sibuk menyiapkan sarapan.
"Kakak!" jawab Chae Young dari arah dapur.
Si adik hanya tersenyum puas dengan jawaban ibunya. Tangan kecilnya ia sodorkan dihadapan sosok bocah yang dipanggil Hyung. Meminta remote.
Adiknya sangat tau, kalau Hyung nya tidak bisa membantah jika itu ucapan ibunya. Dan itu dijadikan si adik kelemahan Hyung nya."Bisanya mengadu," memberikan remote yang daritadi ia apit diketiak. "Padahal aku Hyung mu, kau harus menurut juga."
"Cuma beda tiga puluh menit Hyung." senyuman terulas dari bibirnya. Merasa senang karena remote televisi sekarang berada ditangannya.
"Tapi tetap saja aku duluan... Yasudah aku mandi." suaranya terdengar kesal dan pergi meninggalkan si adik yang sudah terpokus pada film kartun kesukaannya. Pokemon.
👦👦
"Hari ini Mommy harus berangkat cepat, harus ketemu klien." tangannya sibuk mengoleskan beberapa selai pada roti. Menaruh satu potong roti di masing-masing piring jagoannya. "Kalian berangkat sama Appa," Chae Young mengusak surai si kembar bergantian, lalu mendudukan dirinya pada kursi. Bergabung untuk sarapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Could Be Destiny
FanficJika bertemu kembali denganmu adalah takdir kita, maka kita tidak akan berlari menghampirimu atau berlari menjauhimu. Bagaimanapun keadaannya jika kembali bertemu, kamu punya andil dalam hadirnya dua malaikat jagoanku. Karena mau mengelak bagaimanap...