Kilas Balik

1K 150 32
                                        

Hanya dengan melihat wajahnya saja, Chae Young tidak perlu lama mencerna siapa yang akan ditemuinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hanya dengan melihat wajahnya saja, Chae Young tidak perlu lama mencerna siapa yang akan ditemuinya. Tidak perlu membaca profil dan biodata yang lainnya. Cukup melihat sekilas wajahnya saja yang dilihat dari ponsel Lisa. Chae Young sudah hapal. Yang akan menjadi kliennya siapa.  Sosok lelaki yang selama ini dia benci. Dan sialnya lelaki yang selama ini setia menghuni hatinya. Wajar jika saat ini dia merasa terkejut dan hanya bisa menangis. Dia belum siap. Siap dengan kenyataan. Ingatannya kembali pada masa itu. Masa yang tak pernah dia harapkan.

"Aku hamil." Chae Young memberikan sebuah test pack pada Mark yang dari tadi sedang memeluk tubuhnya dari belakang. Posisi favoritnya. Mereka sedang menonton televisi di apartemen Mark. Mereka sering seperti ini. Bahkan mereka sudah tinggal bersama. Ini USA, jadi sepertinya hal semacam tinggal bersama tanpa ikatan resmi tidak masalah dan bukan hal yang tabu. Termasuk Mark dan Chae Young.

"Jangan bercanda." Mark hanya mengambil alat itu dan menaruh disamping tubuhnya. Lalu kembali memasukan kepalanya pada ceruk leher Chae Young. Sedikit lebih erat memeluk Chae Young. Yang dipeluk hanya diam. Memikirkan bagaimana memberitahukan semuanya, jika lelakinya terus menganggap semua lelucon.

Chae Young membalikan tubuhnya sampai berhadapan dengan Mark. Melihat manik hitam kelam milik lelakinya yang sudah menemani selama dua tahun belakangan ini. Lelaki yang selalu ada disampingnya menemani melewati hari-harinya. Lelaki yang selalu membahagiakannya, lelaki yang selalu berjanji akan menjadikan satu-satunya wanita yang ada dalam hidupnya, dan lelaki yang selalu mengoceh akan menjadikan Chae Young satu-satunya istri dan ibu yang paling bahagia.

Chae Young selalu senang dengan apa yang selalu Mark bicarakan dan Mark lakukan. Terdengar sebuah janji daripada sebuah bualan. Chae Young sudah benar-benat jatuh dengan pesonanya seorang Mark Tuan.

Chae Young selalu merasa menjadi beruntung dengan dirinya. Dia merasa kalau dirinya benar-benar satu-satunya yang mampu menaklukkan seorang Mark Tuan. Seorang playboy dingin sedingin kutub. Tapi dengan Chae Young dia berubah menjadi sosok pria dewasa yang punya mimpi indah dengan banyak ocehan. Penuh kehangatan dan perhatian.

Dan semua itu, semua keberuntungan Chae Young yang dia banggakan kini harus pupus karena satu penolakan. Penolakan dari keegoisan. Penolakan yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Apa yang semuanya dirasa sebuah janji, kini hanya benar-benar terasa sebuah bualan. Dan Chae Young menyesal.

Cup

Chae Young mengecup bibir Mark satu detik. Tangannya menangkup pipi Mark di kedua sisi. Matanya masih memperhatikan manik milik Mark. Mencoba mengumpulkan keberanian dengan apa yang akan disampaikannya. Sesekali ibu jarinya mengelus pipi Mark. Pipi dengan rahang yang keras. Dan Chae Young, suka.

"Kau tidak percaya?" Chae Young bertanya dengan suara pelan. Hampir seperti bisikan. Dan Mark hanya menggeleng.

"Bagaimana tidak? Kita sering melakukannya Mark." Chae Young menurunkan kedua tangannya dari pipi Mark. Tangan kanannya mengambil benda yang tadi Mark simpan di samping tubuhnya. - Test Pack. Mata Mark tak bergerak sedikitpun. Masih melihat Chae Young dengan tatapan yang sulit diartikan.

Could Be DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang