Gundah itu dimana keadaan hati selalu resah dan gelisah. Dimana tidak memiliki ketenangan jiwa dan hati. Serta dimana merasa ketakutan selalu menghampiri. Seolah-olah menghantui dan hadir dalam setiap mimpi.
Seperti yang Chae Young alami.Satu minggu telah berlalu. Tapi kegelisahan Chae Young tak kunjung berlalu. Gelisah karena sosok lama yang kembali hadir pada hidupnya. Siapa lagi kalau bukan Mark? Hanya Mark yang selalu membuat hidupnya seperti ini. Selalu berhasil menguasai jiwa, hati dan pikiran.
Seharusnya, Chae Young tidak segelisah ini. Anggaplah rencana yang menjadikan Jinyoung suami dihadapan Mark itu berhasil. Nyatanya Mark tidak mencarinya. Bahkan kerja samanya tidak ada kelanjutan.
Dan seharusnya Chae Young lega. Tapi nyatanya tidak. Obrolan Mark akan menikah yang sebenarnya membuat Chae Young menjadi seperti ini. Karena dari awal, masalah ayah kandung si kembar, jika memang saatnya Chae Young tidak akan menutupi. Tapi. Pernikahan Mark, benar-benar mengganggu kinerja pikirannya.
Sepertinya rasa benci itu tidak mengalahkan rasa cintanya.
'Benarkah degupanku selalu terhalang dinding yang tak bersahabat? Bisakah aku bertahan dari rasa yang terpaut? Kenapa orang lain sangat mudah melupakan, tapi aku tidak?'
"Mommy pulang!" Chae Young masuk ke apartementnya dengan wajah yang memang ia buat cerah dan ceria. Cukup dirinya yang memikirkan semua tentang Mark. Tidak dengan kedua buah hatinya.
"Mom! I am sorry?! tanganku kotor. Tidak bisa berlari menyambut Mommy, dan memeluk Mommy tentunya." Jourell berteriak dari ruang televisi.
"Aku juga Mom!" Tambah Jean.
"Its okay honey. Lanjutkan saja belajarnya." Chae Young berjalan menghampiri si kembar. Dan senyumnya terbentuk begitu saja.
Tangan keduanya benar-benar kotor dengan cat lukis. Bukan hanya tangan, wajahnya juga. Membuat senyuman Chae Young berubah menjadi tawa.
Tawanya terhenti karena sosok yang kini mendadak berdiri dan membungkuk memberikan salam. Jangan lupakan senyumannya yang menawan.
Chae Young membalasnya.
"Maaf Jisoo-ssi? Kau pasti kerepotan mengajari mereka.""Ah, tidak sama sekali. Mereka anak yang sangat pintar dan aktif. Aku suka mereka." Jisoo mengelus surai Jourell yang dekat dengan dirinya.
"Terima kasih? Silakan dilanjutkan. Saya masuk dulu ya?" Chae Young menunjuk kamarnya, seraya berjalan menuju kesana.
Tentang Jisoo, dia guru bimbel yang disebutkan Jinyoung. Mengingat si kembar akan memasuki tingkat sekolah dasar, sedangkan Chae Young tidak selalu bersama mereka untuk belajar. Maka Chae Young dan Jinyoung sepakat memakai guru bimbel. Dan ini pertemuan kedua mereka dalam minggu ini.
Jisoo hanya memberikan bimbingan pada hari Rabu dan Minggu. Mengingat jadwal sekolah dan ekskul yang di ambil si kembar. Chae Young tidak ingin terlalu memaksa dan menakan mereka belajar. Toh, mereka masih anak-anak. Masih butuh dunia bermain yang banyak dibanding terkurung di rumah dengan belajar yang keras. Karena untuk anak seusia si kembar, banyak bermain di luar sangat dibutuhkan. Belajar bersosialisasi. Itu juga harus tetap dalam pengawasan dan arahan tentunya.👶👶
"Aku ke Korea dan kau kembali ke LA? Ayolah Tuan. Jangan selalu bertingkah seenaknya." Mina memutar matanya malas.
"Aku harus menyelesaikan urusanku dulu disana. Dan, sepertinya aku ingin tinggal disini lebih lama." Mark menyeringai.
"Bagus. Lihatlah siapa sekarang yang ingin tinggal lebih lama heum?" Mina menatap Mark malas. Tatapannya seolah mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Could Be Destiny
FanficJika bertemu kembali denganmu adalah takdir kita, maka kita tidak akan berlari menghampirimu atau berlari menjauhimu. Bagaimanapun keadaannya jika kembali bertemu, kamu punya andil dalam hadirnya dua malaikat jagoanku. Karena mau mengelak bagaimanap...