Siapa yang tidak akan terkejut jika kau dihujani kecupan yang bertubi-tubi dadakan, tanpa tau apa penyebabnya? Seperti yang dilakukan Mark pada Mina.
Setelah membicarakan kesepakakatan mereka tentang si kembar. Chae Young menyuruh Mark untuk bergegas pulang. Bahkan sempat memperingati pola makan Mark agar di perhatikan. Chae Young masih ingat perihal kesehatan Mark dari dokter pribadinya.
Waktu itu Mark sempat menggoda Chae Young, jika sebenarnya Chae Young masih perhatian padanya. Tapi dengan tegas Chae Young membantah. Semua itu dia lakukan karena tak ingin si kembar memiliki seorang ayah penyakitan. Dan Mark hanya mengangguk mengiyakan. Padahal hatinya bersorak gembira. Bolehkah Mark berharap jika Rosenya masih memiliki rasa untuknya?
Semua tidak pernah terkira. Katakanlah jika Chae Young itu gampangan. Semudah itu memaafkan. Tapi, demi apa Chae Young tidak ingin semuanya lebih buruk jika ia terus lari. Bukankah masalah itu harus di hadapi, bukan dihindari?
"Mark~" Mina merengek. Menjauhkan wajahnya dari wajah Mark yang terus mengecupi keningnya berulang. "Kau oke?" Mina menempelkan punggung tangannya pada kening Mark. Mengecek suhu lelaki yang sekarang sedang tertawa bodoh di hadapannya. Takutnya Mark sedang demam tinggi.
Tingkahnya benar-benar aneh menurut Mina. Mencurigakan. Sudah lama mereka tidak melakukan skinship seperti ini. Terakhir mereka seperti ini, mungkin sudah tujuh tahun yang lalu.
"Sangat!" bibirnya kembali mengecup kening Mina. "Hehe." Mark hanya tersenyum. Mengabaikan tatapan menuntut Mina yang meminta penjelasan.
Mina mendorong sedikit tubuh Mark yang sedang mendekapnya. Dan berjalan menuju sopa. Mendudukan dirinya disana. Secara tidak langsung meminta Mark memberi penjelasan.
Mengerti dengan kode yang diberikan Mina. Mark mengikutinya. Kemudian mendudukan diri di samping Mina. Masih dengan senyuman yang terbit dari bibir, tentunya.
"Kau bisa memulainya? Apa maksud semua ini? Tidakah kau peduli padaku yang mengkhawatirkanmu?" Mina memasang wajah garang sekaligus memelas.
"Maaf?" ucap Mark membawa tangan Mina pada genggamannya. "Dia benar Rose, Min. Dia tidak menggugurkannya." lanjut Mark antusias.
Mina memiringkan kepalanya. Menatap wajah Mark. "Serius?"
Mark mengangguk semangat. "Kau, tau anak yang kemarin kesini?" tanyanya lagi masih dengan antusias. Mina hanya mengangguk. "Mereka anakku, Min." kata Mark, tangannya menggoyang-goyangkan tangan Mina yang ia genggam.
Mungkin terlihat konyol dan bukan seperti Mark. Tapi masa bodoh. Mark benar-benar sedang bahagia. Kenyataan kalau si kembar anaknya. Membuat sisi kekanakan seorang Mark Tuan terlihat begitu jelas.
Sedangkan Mina hanya tersenyum. Tanpa ditutupi, hatinya ikut merasakan kebahagiaan yang sedang Mark rasakan. Bagaimanapun juga, Mina tau segalanya tentang Mark. Ini benar-benar diluar dugaan. Setidaknya penantian dan pencarian Mark membuahkan hasil.
"Aku ikut senang, selamat kau akhirnya menemukan Rosemu. Bahkan sekarang kau sudah menjadi... Ayah." Mina mengusap wajah Mark. Mengelus rahang Mark. Menyampaikan rasa bahagianya.
"Eung. Terima kasih selalu mempercayaiku, Min?" menggenggam tangan Mina. Mengecupnya beberapa kali. "Hanya kau yang selalu mendukung apa yang ingin aku lakukan." Mark berkata jujur. Hanya Mina yang selalu mendukung dan menguatkan Mark, dan mempercayainya. Dari dulu bahkan sampai sekarang.
"Tak masalah. Sekarang apa rencanamu? Siap kembali memperjuangkan cintamu lagi?" tanya Mina dengan suara sing a song. Memiringkan kepala ke kanan dan kiri. Menggoda Mark.
Mark menyandarkan tubuhnya pada sandaran sopa. Menutup matanya sejenak. Memikirkan apa yang akan dilakukannya kedepan. Setidaknya Mark harus sedikit merombak ulang rencana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Could Be Destiny
FanfictionJika bertemu kembali denganmu adalah takdir kita, maka kita tidak akan berlari menghampirimu atau berlari menjauhimu. Bagaimanapun keadaannya jika kembali bertemu, kamu punya andil dalam hadirnya dua malaikat jagoanku. Karena mau mengelak bagaimanap...