Terkadang,... hidup tidak selamanya indah seperti yang kita bayangkan, ada kalanya kekecewaan melanda, dan membuat kita merasa menjadi orang yang tidak bahagia dan paling malang di dunia.
Could Be Destiny
.
.
.
Chapter 16Main casts : Mark Tuan, Park Chae Young.
Suport casts : Park Jinyoung, Jisoo, Mina, Im Jaebum, Kim Yugyeom, Kang Daniel.
Genre : Family, Romance.
Rate : T-M
A/N : Sempet bingung mau dibikin gimana ini chapter. Hee jangan heran kalau cerita ini makin kek sinetron ajah. Ide yang muncul dan kemampuan kata yang dimiliki terbatas. Hihi jadi ya beiginilah hasilnya. 😅
Jangan lupa baca note dibawah, yah. Ada penjelasan kenapa baru muncul lagi. Hee✌Happy Reading✌
.
.
.Sebenarnya Mark bahagia dengan kenyataan yang baru saja ia ketahui. Tetapi, Mark juga kecewa.
Dia merasa menjadi manusia yang paling malang. Saat ini ia merasa dunia terlalu kejam menghukumnya untuk kesalahan yang lalu. Padahal dia sudah sangat menyesal... Belum cukupkah hukumannya selama ini sehingga harus kembali mendapatkan hukuman, lagi?
Tiba-tiba dirinya merasa tidak adil. Sisi egoisnya kembali menguasai. Perasaan kecewa benar-benar sedang menguasainya. Untuk hal yang tidak pasti, emosi Mark tiba-tiba saja muncul ke atas permukaan. Menenggelamkan kerasionalitasannya. Menutup pikiran jernih dengan pikiran-pikiran negatif.
Efeknya cukup kuat, menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi jika dirinya lah yang benar.
Pintu ruangan Jinyoung terbuka. Membuat Mark mengalihkan pandangan hanya untuk melihat sosok yang baru saja masuk dengan menggeret koper ditangan, di belakangnya Daniel mengikuti.
Mark masih memperhatikan. Jinyoung menunjuk sebuah pintu , dengan cepat Daniel bergegas meninggalkan Jinyoung menuju pintu yang di tunjuk tadi. Toilet.
Setelah menyimpan koper milik Daniel di sudut ruangan. Jinyoung menuju pendingin minuman, membawa dua botol minuman. Kemudian mendudukan dirinya di samping Mark. Menaruh satu botol pada meja di hadapan Mark. Sedangkan miliknya ia tenggak.
"Kau kesal, karena kesepian?" tanya Jinyoung, tangannya menunjuk wajah Mark yang memang tidak berekspresi. Dia mencoba menebak suasana hati Mark lewat raut wajah. "Wajahmu menampakan kekesalan," lanjutnya.
"Kenapa kau harus berbohong padaku?" alih-alih menjawab, Mark malah mengajukan sebuah pertanyaan yang membuat alis Jinyoung bertautan.
Tanpa mengeluarkan suara, Jinyoung menunjuk dirinya. Ini terlalu dadakan, Jinyoung benar-benar belum menangkap maksud Mark.
"Jangan pura-pura tidak mengerti!"
Jinyoung kaget karena tiba-tiba Mark berteriak padanya. Bukan pura-pura, Jinyoung memang tidak mengerti dimana letak kebohongannya. Salahkan koneksi kerja otak Jinyoung yang sepertinya kelelahan.
"Aku benar-benar tidak mengerti," ucapnya.
Mark bertambah kesal karena mengira jika Jinyoung dihadapannya sedang berakting.
Entah dapat keberanian dari mana, Mark menggeser tubuhnya mendekati Jinyoung hanya untuk mencengkeram kerah jas Jinyoung dengan kedua tangan. Matanya menatap nyalang pada mata Jinyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Could Be Destiny
FanfictionJika bertemu kembali denganmu adalah takdir kita, maka kita tidak akan berlari menghampirimu atau berlari menjauhimu. Bagaimanapun keadaannya jika kembali bertemu, kamu punya andil dalam hadirnya dua malaikat jagoanku. Karena mau mengelak bagaimanap...