Cinta adalah perasaan yang timbul dimana adanya keinginan untuk saling mengerti dan memahami. Cinta merupakan anugerah terindah dari tuhan, karena melalui cinta kita dapat merasakan keajaiban akan kehidupan. Mulai dari bahagia, sedih, sakit, menderita dan perasaan lainnya.
Sedangkan sayang itu hampir mendekati cinta, tapi banyak orang yang salah mengartikan cinta dan sayang. Cinta itu terjadi karena adanya getaran hati, dalam artian terjadi secara alami. Dan sayang terjadi karena adanya sesuatu dari diri seseorang yang bisa membuat kita menjadi sayang dengan orang itu.Kalau cinta sudah pasti sayang, tapi kalau sayang belum tentu cinta.
💜💜
Saengil chukha hamnida, saengil chukha hamnida...!
Saranghaneun uri Jourell, Jean... Saengil chukha hamnida!Lantunan lagu selamat ulang tahun terdengar dari dalam. Tapi keduanya masih berada di luar.
Mina menghentak-hentakan kaki mungilnya. Kesal. "Ish. Mark! Mereka sudah selesai menyanyikan lagu ulang tahun," sedikit mengapit lengan Mark, menariknya. "Mau sampai kapan kita hanya berdiri di luar?" tanya Mina. Mark menggeleng. Pijakan kakinya ia eratkan. Seolah-olah kaki itu tertanam dalam tembok. Benar-benar menyatu dengan tembok. Rapat.
"Aku gugup," aku Mark. Karena memang seperti itu. Dari pembelian kado pun Mark sudah merasa gugup. Apalagi sekarang. Dirinya sangat gugup.
Ini pertemuan mereka yang keberapa kali. Tapi bagi Mark, ini adalah pertemuan dia sebagai seorang ayah untuk yang pertama kalinya. Wajar bila Mark merasa gugup. Dia hanya merasa khawatir jika dirinya tidak bisa mengontrol diri. Bisa sajakan, dia mendadak berlari membawa si kembar pada pelukannya, dan menangis tersedu mengaku ayahnya? Terlalu berlebihan emang pengandaian ini. Tapi siapa yang tahu. Pengendalian emosional seseorang itu berbeda.
"Ayolah~" Mina mulai merengek. "Anggap saja kau belum mengetahuinya seperti biasa."
Mark menatap Mina. "Tapi aku tau. He," sergahnya. Mengusak surai yang sedang memanyunkan bibir.
Mina kembali menghentakan kaki, melepas tangan yang membelit lengan Mark. Merapikan rambutnya juga. "Baiklah," menghela napas. Mencebikan bibir. "Aku masuk sendiri saja." melangkah pergi meninggalkan Mark. Membuat Mark menggeleng dan tersenyum.
Mark menghela napas. Mencoba mengumpulkan kembali pasokan oksigen untuk paru-parunya. Berharap dia bisa bersikap baik-baik saja. Tidak mungkin dia tidak menghadiri acara penting ini. Belum tentu nanti dia memiliki kesempatan ini lagi. Maka, dengan perasaan yang sedikit terasa berat. Mark melangkahkan kakinya. Masuk ke dalam. Menyusul Mina yang sepertinya sudah membaur dengan para undangan yang lain.
'Semoga ini awal yang baik.' batinnya.👶👶
"Sebelum kita memotong kuenya! Kita sambut pasangan Park kita!" Lisa menunjuk Chae Young dan Jinyoung yang sudah berada diatas panggung mini di dalam ruangan.
Chae Young duduk disamping Jinyoung. Dihadapan sebuah piano berwarna putih. Dengan taburan kelopak mawar diatasnya. Menampilkan kesan yang romantis. Apalagi baju yang mereka kenakan terlihat couple, celana hitam dan kemeja putih yang digulung sampai siku milik Jinyoung. Dan dres putih selutut milik Chae Young. Ditambah hiasan bunga diatas kepalanya. Membuat rambut bergelombang yang ia gerai begitu indah.
Sungguh, penampilan mereka diatas panggung. Belum melakukan apapun sudah menghipnotis banyak orang. Termasuk Mark yang baru memasuki ruangan. Netranya langsung terpaku pada keduanya. Memperhatikan lamat dengan perasaan yang mendadak terasa tidak baik. Mendadak ruangan ini pengap seketika. Bagaimanapun, Mark itu belum move on. Masih berusaha move on.
KAMU SEDANG MEMBACA
Could Be Destiny
FanfictionJika bertemu kembali denganmu adalah takdir kita, maka kita tidak akan berlari menghampirimu atau berlari menjauhimu. Bagaimanapun keadaannya jika kembali bertemu, kamu punya andil dalam hadirnya dua malaikat jagoanku. Karena mau mengelak bagaimanap...