18

1.8K 254 19
                                    

      Pei xin dan Kakeknya mendatangi kamar rawat Haikuan beserta beberapa perawat, Zhou Cheng berniat bangun tapi di larang oleh dokter senior itu.

" Duduk saja, Biarkan dia tidur. Ini pertama kalinya dia tidur tanpa bantuan obat " kata Dokter senior itu.

Zhou Cheng menatap genggaman tangannya pada Haikuan " pertama kali ? "

" Iya kak, selama dua bulan ini kak Haikuan tidur dengan bantuan obat tidur " kata Pei Xin.

" Nak, aku mengerti karna aku juga pernah muda. Di saat ada pertengkaran di antara kalian, Kalian malah di beri berkat seorang anak dalam kandunganmu. Kalian luar biasa "

" Dokter ini menyindirku apa gimana ? " Batin Zhou Cheng.

" Anak dalam kandunganmu itu adalah jembatan antara Kau dan suamimu, kecewa memang membuat kita buta dengan ketulusan seseorang tersebut. Tapi kita harus introspeksi diri juga setelah menikah kalian telah berkomitmen serius terlebih sudah ada anak, kalian berpikir itu demi kebaikannya tapi nyatanya itu adalah Boomerang bagi anak kalian. Dia adalah bukti dari ke egoisan orang tuanya. Kasihan dia "

Kakek nya pei xin bicara soal Huan yang tidur di dalam pelukan XiaoHan di luar.

Kakek Cao menepuk bahu Zhou Cheng " kalian saling menyakiti tapi kalian juga bisa saling mengobati, Jangan lupa obati juga anak kalian. Cinta kalian sebagai orang tua sangat berarti baginya, dia mengalami trauma dari pernikahan kalian di usianya yang sangat kecil itu. Bicara baik-baik karna anak seusianya masih bisa di bujuk. Kau paham nak ? "

Zhou cheng mengangguk " paham Dokter, terimakasih atas masukanmu juga perawatan mu pada Haikuan "

" Ahahha... Bukan masalah, dia calon kakak iparnya Pei xin juga. Dia cucuku jadi sudah seharusnya sebagai keluarga saling membantu bukan ? Kami akan kembali memeriksa nanti, permisi " Kakek Cao dan perawat lain pergi keluar kamar.

Pei xin mendekati Zhou Cheng " kakak jangan merasa sedih, kasihan adik bayi nya. Nanti ikut stress. Ok ? Aku akan resepkan obat untukmu nanti " kata Pei xin lalu pergi menyusul kakek nya keluar.

**

   Huan memang menutup matanya di pangkuan kakaknya tapi dia tidak tidur, dia sedang berpikir.

Huan mengandahkan kepalanya menatap kakaknya, Han yang sedang menatap kosong ke pintu merasa di tatap. Ia langsung tersenyum " kenapa Huan ? "

" Hm.. Huan mau tanya, kan mama sama papa berantem dan musuhan karna paman Zan jin terus kok Huan bisa punya adik ? Adik itu datang dari mana ya kak ?? "

Seolah-olah ada petir menyambar Han seperti orang bodoh, Mana Mommy nya sedang bertelepon di ujung sana.

" Eum.. adik itu.. Oh! Adik itu datang dari doa. Huan ada berdoa meminta adik ? " Tanya Han.

" Ada "

" Nah, Tuhan mengabulkan permintaan Huan. Apa Huan senang punya adik ? "

Huan nampak murung " senang, hanya saja.. Mama nanti ga sayang Huan lagi papa Juga nanti cuma sayang sama adik bayi "

" Aku juga pernah berpikir begitu kok " batin Han

Han menepuk kepala Huan " bukan tidak sayang, tapi adik bayi kan belum bisa apa-apa sendiri jadi perhatian mama dan papa akan penuh ke adik bayi. Bukankah Huan mau jadi kakak yang keren ? Jadi Huan harus bantu Mama menjaga dan mengurus adik bayi "

" Begitu ya ? Tapi Mama sama Papa tetep sayang sama Huan ? "

" Tentu saja, Jika Huan merasa bingung dan butuh bantuan Huan bisa hubungi kakak "

The Last promise : To the moon And sun [ YiZhan ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang