Drivers License

1.6K 102 21
                                    

Don't forget to hit the star button and leave some comments. Ok?

Enjoy~


---


Pair: MinLix [Minho x Felix]

Rate: T



---



Hari itu langit cerah. Biru, dengan beberapa awan putih yang tampak lembut menemani birunya langit. Udara? Sudah jelas panas. Well, tidak sepanas itu sebenarnya. Hanya saja, mungkin karena Felix dan Minho sudah terjebak macet selama lebih dari setengah jam, makanya udara terasa begitu panas bagi Felix.

Tidak, mereka tidak menggunakan motor. Mereka menggunakan mobil SUV milik Minho. Pendingin udaranya juga tidak bermasalah, kok. Lalu kenapa udara terasa panas? Jawabannya sederhana: Minho, si raja sarkastik nomor satu se-Korea, mendadak menjadi manis. Terlalu manis sampai pipi Felix memanas.

"Kau tidak merasa bosan, kan, Lix?" Tanya Minho setelah puas menggoda Felix sedari tadi dengan kata-kata yang super cheesy.

"Tidak terlalu, sih. Macet seperti ini sudah biasa. Aku bersyukur kita ada di dalam mobil. Bayangkan yang menaiki motor seperti bapak itu," Kata Felix, menunjuk seorang laki-laki yang tampaknya sudah menginjak usia paruh baya namun masih duduk diatas sebuah motor yang terlihat jelas adalah motor pengantar makanan. "Pasti lebih membosankan dan melelahkan. Duduk dengan posisi harus selalu tegak, menopang motor, di bawah siraman cahaya matahari yang entah kenapa terik sekali,".

"Bukan. Bukan bosan itu yang kumaksud, Lix," Kata Minho dengan wajah serius.

"Lalu?".

"Maksudku, kau tidak bosan kan menerima seluruh rasa cinta yang aku berikan padamu? Karena aku masih punya banyak stok rasa cinta," Kata Minho, kali ini dengan senyum menyebalkan yang membuat Felix kesal.

Felix berlagak muntah. Sudah kehabisan kata-kata untuk merespon gombalan murahan dari sang kekasih. Jujur, Felix lebih terbiasa dengan Minho yang tidak ada manis-manisnya sama sekali, daripada seperti ini. Bukan karena apa-apa sih, tapi karena ia tidak terbiasa saja. Rasanya seperti ada sesuatu yang menggelitik di perutnya (dan sedikit rasa mual).

Minho mengetuk-ngetukkan jarinya di setir mobil. Mengikuti irama lagu yang terdengar dari radio mobil.

"Besok kau sekolah, kan?" Tanya Minho, kembali membuka percakapan setelah keheningan menyelimuti mereka selama beberapa detik. Selain terkenal sebagai seorang yang sarkastik, Minho juga terkenal cukup cerewet. Dalam artian tidak suka keheningan diantara dirinya dan orang lain. Jadi ia pasti akan membuka percakapan dengan pertanyaan random. Apapun itu.

Felix mengangguk. "Uhum. Besok Senin, tentu saja aku sekolah,". Laki-laki manis itu melirik kekasihnya sekilas. "Bagaimana dengan Kakak? Ada jadwal kuliah pagi besok?".

Yang ditanya menggeleng. "Tidak ada. Jadwalku baru ada pukul 1 siang,".

Lagi, Felix mengangguk.

Dan sebelum percakapan kembali 'mati' lagi, Minho melanjutkan ucapannya. "Karena besok pagi aku kosong seharian, aku akan mengantar ke sekolah dan menjemputmu. Kau pulang pukul 12, kan?".

"Tidak merepotkan?".

"Ey, tidak biasanya kau bertanya seperti itu. Biasanya malah merusuhiku meminta untuk dijemput,".

Felix tertawa kecil.

"Sebenarnya, iya. Itu merepotkanku. Tapi aku melakukan itu atas kemauanku. Aku akan mengantar dan menjemputmu. Jangan membuatku lama menunggu. Aku tidak dibayar, kalau kau lupa,".

Felix FM [Harem! Felix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang