Rocketeer (i)

648 47 16
                                    

Don't forget to hit the star button and leave some comments. Ok?

Enjoy!



---



Pair: JeongLix [Jeongin x Felix]

Rate: T



---



Felix adalah anak dari sepasang Ayah dan Ibu yang kaya raya, bahkan masuk dalam jajaran bangsawan. Dua fakta itu cukup untuk membuat siapapun yang mendengarnya berharap besar pada Felix, bukan? Itu lah kenapa kedua orang tua Felix berusaha sekeras mungkin membentuk Felix menjadi pribadi yang sempurna. Baik secara sifat, fisik, maupun kemampuan. Berbagai les Felix ikuti demi menjadi sesempurna yang orang tuanya inginkan. Les bahasa asing, les memanah, les tata krama, dan tentu saja yang tidak akan pernah tertinggal: les piano.

Pintu balkon kamar Felix terbuka. Menampilkan seorang remaja laki-laki usia 18 tahun dengan rambut berwarna honey yang bernama lengkap Lee Felix. Dialah orang yang kita bicarakan sejak tadi.

Helaan nafasnya terdengar di malam yang sepi ini. Felix sedang lelah. Seharian ini dirinya benar-benar menghabiskan waktunya untuk menekan tuts-tuts piano. Sebenarnya jadwal les piano per harinya hanya satu setengah jam, tapi hari ini tiba-tiba saja orang tuanya hendak mengevaluasi hasil belajarnya selama nyaris 18 tahun itu. Felix akui, guru lesnya tidak sekejam yang orang-orang ceritakan. Guru lesnya adalah seorang yang santai, tidak mematok sejauh mana keberhasilan Felix. Namun orang tuanya... Orang tuanya lah yang penuh dengan ambisi. 'Ingin melihat Felix menjadi pianis terkenal' adalah alasan dari seluruh ambisi mereka.

Dan kalau melihat kondisi Felix sekarang, mudah untuk menyimpulkan kalau Felix gagal, kan? Oh ayolah, dia bahkan bermain piano seharian! Cukup untuk memberi bocoran betapa gagalnya Felix, kan? Kalau permainannya sempurna, 15 menit saja seharusnya sudah selesai.

Dan buntut dari segala kegagalannya hari ini adalah semua gadget-nya disita. Ponsel, laptop, tab. Alasannya adalah Felix terlalu sering berselancar di media sosial hingga mengabaikan kewajibannya mempelajari piano. Tidak nyambung! Padahal biasanya di saat-saat seperti ini Felix akan mengobrol dengan Jeno, teman sesama 'keturunan orang kaya' yang digadang-gadang akan menjadi tunangan Felix di masa depan. Tapi tidak, pertemanannya dengan Jeno bukan karena masalah jodoh itu. Mereka sudah berteman sejak kecil. Mereka berdua mirip dalam banyak sisi. Yang berbeda hanya orang tua Jeno tidak perlu khawatir tentang kemampuan bermusik anak mereka. Jeno bahkan sudah menjadi producer musik freelance.

Langit gelap. Tidak tampak bintang karena polusi cahaya yang ada di kotanya. Namun itu tidak menyurutkan niat Felix untuk menatap langit malam. Laki-laki bertubuh agak mungil itu bersandar di pagar balkon. Menatap kosong ke arah langit.

Dan di saat-saat seperti itu, langit seperti tau sedang diperhatikan. Ada goresan cahaya terukir di langit yang sedang Felix pandangi.

Felix yang membaca banyak buku dongeng pun langsung menautkan kedua tangannya di depan dadanya. Posisi memohon. Kalau kalian membaca dongeng tentang pengabul harapan, tentu kalian tidak akan asing tentang bintang jatuh yang dapat mengabulkan harapan dan impian mereka yang melihat jatuhnya benda indah di langit itu. Maka itu lah yang akan Felix lakukan; memohon.

"Tolong beri aku seseorang yang dapat membuatku bebas dan bahagia,". Itu permohonan Felix. Permohonan yang sederhana, juga sulit di saat yang bersamaan.

Felix FM [Harem! Felix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang