1. (Not) Here

32 2 0
                                    

Awan gelap menyelimuti matahari. Menghalang sinar terangnya menyapa bumi. Meminta izin agar hujan yang kali ini menyapa.

Rintik gerimis mulai turun secara perlahan. Membuat semua mata beralih menatap ke jendela. Ketika suara seseorang di depan sana menginterupsi, semua mata pun kembali menatap ke sang guru yang hendak mengabsen.

Kecuali satu orang yang masih terus menatap ke arah luar jendela. Seorang gadis berkulit putih seputih susu serta berambut panjang juga agak tebal itu duduk di bangku belakang. Tepatnya pojok kelas. Hal yang membuat dirinya leluasa untuk melihat hujan lebih jelas.

"Aretta Valerie," suara guru di depan menyebut namanya. Ia menoleh lalu mengangkat tangannya tinggi.

Selesai mengabsen seluruh siswa di kelas, guru itu pun memulai pembelajaran. Jam pertama waktunya Biologi. Suara guru di depan sana terdengar samar-samar karena hujan yang sekarang jadi deras.

"Sampai sini saja pengulangan materi dari saya. Hari ini kalian terpaksa saya tinggalkan, jadi saya beri tugas saja. Saya minta kalian membentuk sebuah kelompok berisi dua orang. Kemudian beri tugas siapa yang membuat peta konsep dan siapa yang mempresentasikannya. Tentang bab selanjutnya ya anak-anak," jelas Bu Kei panjang lebar.

Seluruh siswa di kelas mengangguk-anggukan kepala mereka seakan mengerti.

"Saya tunggu minggu depan."

Tepat setelah Bu Kei mengakhiri kalimatnya, satu siswi mengangkat tangannya. Bermaksud ingin bertanya. Tentu saja Bu Kei mempersilakan dengan senang hati.

"Pilih teman kelompoknya bebas, kan, Bu?" tanyanya kemudian dibalas anggukan singkat dari Bu Kei.

"Oh iya, dikarenakan teman kamu satu ada yang izin sampai dua minggu ke depan, jadi nanti ada yang melakukan keduanya yaa. Membuat dan menjelaskan. Sampai disini, jika ada yang masih bingung, boleh bertanya," ujar Bu Kei tersenyum simpul.

Para kaum lelaki yang melihat senyuman dari guru muda tersebut lantas dengan semangat mengangkat tangan. Alih-alih untuk bertanya, sebenarnya mereka hanya ingin menggoda. Sedangkan para gadis di sana menggelengkan kepala pelan seraya berpikir, kapan anak-anak cowok di kelas ini berhenti melakukan hal konyol.

"Bu Kei, saya dari dulu bingung, tipe cowok yang ibu sukai kayak apa??" tanya siswa di belakang berteriak. Padahal suaranya sudah keras. Dan ketika ia berteriak, justru terdengar seperti gorilla mengamuk.

Siswa yang memegang jabatan ketua kelas menyahuti. "Yang jelas ga cowok hutan kayak lo, Zan!"

"HAHAHA."

"Bu Kei udah punya pacar belum, sih?"

"Yakali muka secakep itu ga ada pacar. Tapi kalo beneran ga ada, gue mau lah daftar jadi calon pacarnya."

"Dan gue bakal ada di baris terdepan!"

Berbagai sahutan memenuhi ruang kelas XI IPA 2. Sampai tiba akhirnya Bu Kei menghentikan dengan beberapa kali tepukan yang sudah menjadi khas saat sedang digoda murid cowok.

"Saya ngga bakal jawab pertanyaan neko-neko kalian itu. Sudah cukup ya, kalian udah mengambil waktu yang seharusnya saya sekarang ada di perjalanan," omel Bu Kei yang nampak marah namun dianggap lucu oleh para siswanya.

Sepeninggalan Bu Kei, dimana anak-anak lain langsung ramai mencari teman demi tidak ingin mengerjakan dua pekerjaan sekaligus, Retta tidak. Karena gadis itu yakin, tidak ada yang mau menjadi teman satu kelompok bersamanya.

Memang benar. Tidak ada.

"Kasihan, ga ada yang mau satu kelompok sama dia. Sukurin deh, ngerjain sendiri haha." Yang barusan bicara itu bernama Naomi, gadis yang sedari dulu sangat suka mengganggu Retta. Entah apa motifnya.

LONELYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang