"Yeaaayyy!!!"
"Kakak udah pulang!"
"Halo, Kak!"
Berbagai seruan bahagia muncul saat Naomi baru memasuki ruang keluarga. Disana, ada tiga adiknya sedang duduk di depan televisi, menatapnya dengan mata berbinar juga bibir yang melengkung ke atas.
Naomi membalas senyum adik-adiknya sembari berjalan ke arah mereka. Kemudian ia mengelus penuh kasih sayang rambut mereka satu-persatu.
"Ibu mana?"
"Ada di kamar kak," jawab adik Naomi paling besar bernama Ayu.
"Kak, kita belum makan..." adu si paling bontot, Iko.
Naomi mengangguk. "Iya, bentar ya, kakak ganti baju dulu. Baru abis itu kakak masakin."
"Mandi, kak, jangan lupa. Nanti sakit," ujar Odi pengertian kala melihat baju kakaknya yang basah.
Selepas Naomi mengangguk tanda membalas, ia pun melangkahkan kakinya menjauh. Sebelum pergi ke kamarnya sendiri, ia menyempatkan untuk melihat ibunya di kamar sebelah.
Terlihat ibunya yang terbaring lemah di atas kasur yang tidak empuk. Mata ibunya tidak tertutup, justru sedang memandangi jendela yang menampakkan buliran-buliran air dari langit.
Naomi memanggil dan menyalami tangan ibunya.
"Syukur lah kamu sudah pulang. Adikmu dari tadi meminta makan. Kasian mereka lapar," ujar wanita tua yang mungkin umurnya tidak lama lagi.
"Ibu udah makan?"
Yang ditanya menggeleng.
"Maaf ga sempat belikan bubur untuk Ibu...."
"Ibu gapapa kak. Yang penting adik-adikmu dan kamu makan. Jangan sampai sakit kayak ibu..." kata Ibu Naomi lirih di kalimat terakhir.
Naomi hanya diam. Dia sungguh lemah bila sudah dihadapkan dengan ibunya yang berbicara seperti barusan. Mungkin, di luar ia terlihat seperti perempuan yang tidak ada masalah. Tidak tau saja mereka.
Setiap pulang ke rumah ia langsung disambut ketiga adiknya yang menatapnya harap dibawakan makanan. Ibunya mengidap penyakit mematikan, sehingga membuat Naomi harus pandai mencari uang. Bagaimana dengan ayahnya? Pria tua itu sama sekali tidak merasa punya tanggung jawab terhadap keluarga ini.
☁️☁️☁️
Pagi-pagi sekali, kelas XI IPA 2 sudah ribut macam pasar. Mereka sibuk menyalin jawaban dari buku pr seseorang di kelas ini. Sedangkan seseorang itu masih belum kembali, entah sedang dimana.
Selesai semuanya menyalin, sekarang saatnya buku itu dikembalikan ke sang pemilik. Kemudian mereka yang tadi panik langsung bernapas lega karena berhasil menyelesaikan pr meskipun mendadak.
Seorang gadis berkuncir kuda memasuki kelas. Ia tersentak ketika melihat buku miliknya ada di atas meja. Karena seingatnya, ia sama sekali belum menyentuh isi tasnya.
Pikiran gadis itu lantas berpusat ke satu gadis. Siapa lagi kalau bukan....
"Naomi!" sentak Retta berdiri di belakang Naomi.
Naomi balik badan dengan malas. Kedua tangannya terlipat di depan dada. Jangan lupakan tatapan tidak bersahabat nya.
Retta mengangkat bukunya tepat di depan wajah Naomi. "Ini pasti ulah lo, kan?!" Sembari bertanya, ia membuka halaman pr hari ini. Matanya semakin melotot ketika melihat bukunya sobek. Sialnya, sobekannya tepat di letak jawaban-jawaban. "Kenapa bisa sobek?"
"Oh itu, tadi gue pinjem bentar. Eh taunya banyak yang mau pinjem juga. Rebutan deh mereka sampai jadi sobek gitu," jawabnya enteng sekali.
"Terus sobekannya kemana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LONELY
РазноеTentang kehilangan lalu mengikhlaskan. Namun seseorang datang untuk menggagalkan. ••• Kondisi keluarga yang terbilang tidak cukup baik membuat Aretta Valerie membutuhkan teman yang siap untuk mendukungnya. Hingga seseorang datang, menemaninya melewa...