Kelas yang awalnya ramai itu perlahan menjadi sepi ketika melihat seorang guru akan masuk ke dalam kelas. Mereka terheran begitu mengetahui ada sosok lain di samping guru itu. Laki-laki dengan sebuah hoodie abu-abu yang menempel di tubuhnya.
Para penghuni kelas mulai kembali ramai membahas lelaki itu, yang sepertinya akan bergabung di kelas ini. Kelas XI IPA 2.
"Demi?! Ada anak baru?"
"Tumbenan ga ada berita? Biasanya kalo yang kayak gini rame!"
"Eh, tapi kok mukanya ditutupin? Buka dong bang tudungnya, mau lihat cakep apa kaga, siapa tahu bisa jadi gandengan baru gua hahaha."
Ucapan terakhir dari seorang perempuan yang dikenal sering gonta-ganti pasangan itu menimbulkan berbagai ekspresi. Kebanyakan sih ekspresi lelah.
"Sssttt sudah diam! Kalian ini berisik sekali. Bagaimana bisa saya memperkenalkan teman baru kalian kalau seperti ini?" ujar Bu Kei di depan.
Mendengar hal tersebut, semua pun tidak berbicara lagi. Juga pada saat itu, si laki-laki mulai membuka tudung hoodie nya. Kepala yang mulanya menunduk itu kini terangkat. Dan ya... kalian bisa menebak adegan selanjut ini.
"OMG HELLOWW MAKHLUK APA YANG BERADA DI DEPAN HAMBA INI?"
"WAH GILA CAKEP SEKALI EPRIBADEHHH."
"ANJIR INSECURE GUA."
"SAINGAN GUA NAMBAH."Suara mereka sama sekali tak berjeda. Terlalu histeris. Apalagi para kaum hawa yang matanya sudah berbinar-binar.
"Baik nak, silakan memperkenalkan diri kamu." Bu Kei tersenyum ramah pada siswa di sampingnya.
Laki-laki itu memandang para manusia-manusia yang akan menjadi teman sekelasnya dengan pandangan datar. Ia tidak tahu harus menunjukkan ekspresi bagaimana. Senang kah? Sedih kah?
"Gue Reygan Juniarka. Dipanggil Rey. Semoga akrab. Makasih." Singkat. Padat. Jelas. Luar biasa manusia yang satu ini.
Penghuni kelas terutama para perempuan bersorak riang mendengar suara berat milik laki-laki ber-hoodie itu. Beberapa juga ada yang mengucapkan kata 'selamat datang', 'hai juga', 'welcome' atau semacamnya. Nyatanya, mereka yang kemarin heran pada tingkah anak laki-laki sama saja bila bertemu cowok ganteng.
Rey menanggapinya hanya dengan anggukan kepala. Lalu ia berjalan menuju kursi kosong. Sebelumnya, Bu Kei memang sudah memintanya agar segera menuju tempat duduk yang kosong.
Ada dua kursi yang kosong. Tapi Rey lebih memilih kursi yang berada paling belakang pojok. Murid perempuan yang kursi samping nya kosong tapi tidak dipilih merasa sedih. Katanya begini, "Ih, Rey kok duduk sama dia sih. Ga asik banget!"
"Sorry, kenapa lo duduk disini?" tanya Retta cukup terkejut dengan kedatangan seseorang yang mau duduk sebangku dengannya.
Rey menoleh. "Pengen aja."
Seketika, Retta merasa deja vu. Kejadian beberapa tahun silam itu langsung terlihat seperti nyata di depannya.
Anak kecil laki-laki yang sepertinya seumurannya, dengan santai duduk di samping Retta. Membuat gadis kecil itu terkejut. Retta pandangi dia yang sedang asik dengan snack berupa keripik kentang di tangannya. Merasa diperhatikan, maka si anak laki-laki menoleh.
Retta langsung saja bertanya padanya. "Maaf, kenapa kamu duduk disini?"
"Pengen aja," jawabnya enteng. Lalu ia kembali memakan keripik kentang miliknya.
Retta masih terus memandanginya. Pertama, ia seperti pernah melihat anak ini sebelumnya. Kedua, ia tidak menyangka bahwa ada anak yang mau duduk di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LONELY
RandomTentang kehilangan lalu mengikhlaskan. Namun seseorang datang untuk menggagalkan. ••• Kondisi keluarga yang terbilang tidak cukup baik membuat Aretta Valerie membutuhkan teman yang siap untuk mendukungnya. Hingga seseorang datang, menemaninya melewa...