CRUEL

838 131 44
                                    


Selamat malam Pinkish... Semoga kalian semua dalam keadaan sehat saat membaca cerita ini.

Semoga kalian juga suka sama ceritanya.

Jangan lupa vote dan komentarnya ya...


*

*

*



Previous story:

Keputusannya datang kerumah ini adalah hal yang salah. Seharusnya dia menolak permintaan pak Cha tadi.

Meimei melangkah dengan pelan ke arah drawer yang ada di ruangan tamu itu. Dia ingin melihat foto-foto itu dengan jelas.

"Apakah ini alasan mengapa Seokjin tidak mengizinkan orang lain datang kerumah?" Batin Meimei yang mendapati dirinya berkaca-kaca.

"Ibu Meimei." Suara pak Carlos terdengar dari belakang. Hal yang membuat Meimei dengan pelan menoleh ke arahnya.

"Pak Seokjin meminta bu Meimei untuk datang ke kamar."

Meimei terdiam.

"Ke kamar?"

"Iya, ke kamar." 



*

*


Jantung Meimei berdebar dengan hebat ketika dia melangkahkan kaki menuju kamar Seokjin. Meimei mendapatkan dirinya tidak berdaya untuk menolak permintaan Seokjin, karena keadaan Seokjin yang mungkin masih belum bisa bangun dari tempat tidurnya.

Tok tok...

Meimei mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum membukanya.

"Selamat siang." Ucap Meimei sesaat setelah dia berada di dalam kamar itu.

"Siang." Suara serak seseorang yang sedang duduk menyadarkan diri di punggung tempat tidur terdengar. Membuat pandangan Meimei dengan langsung tertuju kepada orang yang tentu saja adalah Seokjin.

Setelah melihat kehadiran Meimei, Seokjin dengan perlahan turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah meja kerjanya.

Sedangkan Meimei masih berdiri di tempatnya, memperhatikan Seokjin yang saat ini berjalan dengan mengenakan pajamas biru. Pajamas favorite Seokjin.

Dia terlihat pucat, Apa dia sudah makan siang? Apakah dia minum obat dengan teratur?

Meimei benar-benar mengkhawatirkannya, terlebih Seokjin adalah orang yang sangat jarang sakit.

Dulu, Meimei selalu memasakkan bubur dada ayam untuknya ketika dia sakit. Dulu juga Seokjin selalu suka duduk di pangkuan Meimei ketika dia sakit, menikmati pijatan-pijatan lembut tangan Meimei di kepalanya.

Tapi saat ini, tidak ada yang bisa Meimei lakukan untuknya, karena mereka terlihat seperti orang asing yang tidak pernah saling mengenal.

Setelah sampai di meja kerja, Seokjin meraih kacamata bacanya sebelum kemudian duduk dan menyalakan laptop.

"Apa kau akan terus berdiri disitu?" Ucapan tiba-tiba yang Seokjin berikan tentu saja mengejutkan Meimei dari masa lalu yang sempat berputar di kepalanya.

7 MINUTES OF DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang