Happy Reading.
"Jadi tidak ada pelayan yang keluar istana kemarin?"
"Benar, Yang Mulia," jawab Samuel.
Draco berdeham pelan, kemarin sesampai mereka ke istana Draco langsung menyuruh Samuel untuk mencari kepala pelayan dan menanyakan siapa pelayan yang keluar istana melalui gerbang belakang. Samuel bilang jika tidak ada satupun pelayan keluar dan juga para pelayan yang keluar istana biasanya melalui gerbang samping istana dan tidak pernah melewati gerbang belakang. Draco melangkahkan kakinya menuju istana Sunny, ia menajamkan pendengarannya saat ia mendengar suara orang yang tertawa dan berhitung, Samuel dan Draco saling pandang dan segera mencari asal suara tersebut.
"Sembilan dan sepuluh, aku akan mencari kalian!" kata Martius yang melihat sekeliling taman istana Sunny.
"Dia bermain petak umpet." Draco mengangguk.
Draco dan Samuel berdiri tidak jauh dari Martius sambil memperhatikan Martius yang mencari teman bermainnya, Martius menepuk pelan pundak Lily, disusul ketahuannya persembunyian Amber yang bersembunyi di belakang pohon hias yang besar.
"Sekarang kau cari Jemima dan Nola," seru Amber, gadis berambut pirang sebahu dan mempunyai lesung pipi.
Tidak lama dari itu Martius mengetahui keberadaan Nola, tinggal mencari Jemima. Lima belas menit berlalu, Martius belum menemukan keberadaan Jemima. "Di mana dia?" Martius menendang pohon apel karena kesal.
Draco tersenyum miring. "Apa kau tau dimana persembunyian gadis yang dicari Martius, Sam?"
Samuel menggeleng, bahkan ia juga melihat sekeliling taman karena penasaran dimana gadis yang bernama Jemima itu bersembunyi. Ia menatap Draco yang menyeringai, Draco menunjuk sebuah pohon yang ditendang tadi oleh Martius dengan dagunya.
"Astaga!" ujar Samuel kaget, bahkan ia tidak percaya dengan apa yang dia lihat, bagaimana bisa seorang perempuan yang diberi gelar Tuan Putri dan menggunakan gaun panjang dan lebar bisa berada di atas pohon apel? Bahkan ditangan gadis itu ada buah apel yang telah ia gigit.
"Aku tidak percaya ini!"
Draco terkekeh pelan. "Masih tidak percaya? Kau dan aku tidak buta, ia benar-benar berada di atas pohon," ucapnya dengan nada geli. Draco penasaran seperti apa rupa gadis ini, kebetulan posisi Jemima membelakangi Draco dan Samuel.
Jemima menahan tawanya dan hendak turun untuk mengakui kekalahan, ia merasa kasihan melihat wajah mereka yang begitu kebingungan. Ia menginjak dahan dengan hati-hati, tepat ia hendak menginjak satu dahan lagi ia mendadak oleng karena telapak sepatunya terasa licin.
Ia terjatuh memasrahkan diri jika tubuhnya terhempas keras dan memejamkan matanya takut, pekikan Amber beserta yang lain terdengar keras sedangkan Martius sudah mengepalkan kedua tangan di depan dada seraya mata terpejam berdoa untuk keselamatan Jemima yang jatuh dari pohon apel. Draco yang dari awal memperhatikan langkah gadis itu segera berlari dan menyambut tubuh Jemima, posisi Jemima saat ini berada di depan tubuh Draco, tangan kiri Draco menahan punggung Jemima dan tangan kanannya di bawah lutut Jemima.
Angin yang mendadak kencang dan membuat daun pohon apel berguguran ke bawah seolah mendukung posisi Jemima dan Draco, Martius membuka mata lalu ia menganga lebar dan yang lain juga tercengang melihat Jemima. Draco tersentak saat dapat melihat wajah Jemima dengan jelas, ia merasa tidak dapat mengalihkan pandangannya dari wajah cantik nan mungil itu, hidung mancung dan bibir pink tipis yang menggoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Jemima Of Bloomsytch [END]
FantasyJemima Hildegard anak dari mendiang Perdana Mentri yang meninggal karena melindungi Raja Darren De Voulos dari kerajaan Bloomsytch. Tepat diumur dia yang kesepuluh tahun, ia diberi gelar Tuan Putri dan tinggal di istana, itu semua bentuk penghormata...