Happy Reading.
Kylie memandang Jemima yang sedang menyulam, hampir satu jam. Tidak ada pembicaraan yang dilakukan oleh kedua gadis itu. Jemima diam-diam mendengus jengah, berharap Kylie segera pergi dari hadapannya. Sepertinya ia harus mengusir Kylie.
"Pergilah."
Kylie tersentak, ia masih melihat Jemima yang menyusun gulungan benang yang berserakkan. "Apa maksudmu, Putri Jemima?"
Jemima berdecak dan melirik sejenak Kylie. "Kau sedari tadi hanya memperhatikan aku!"
Kylie berdeham dan menatap Jemima dengan canggung. "Maafkan aku."
Pergerakkan Jemima terhenti dan menatap lekat Kylie. Kylie tersenyum kecil menyadari kalau Jemima pasti bingung saat ini. Kylie merasa Jemima pantas mendapatkan kata maaf dari dirinya. "Maafkan aku, yang membuatmu tidak jadi menikahi Pangeran Dimitri."
Jemima terdiam dan menatap lekat. "Tidak perlu meminta maaf, bukankah itu keputusan Raja?" Jemima sekarang memahami kemana arah pembicaraan Kylie.
Kylie tersenyum kecil, dia cukup tertekan dengan pernikahan ini. Awalnya ia emang merasa iri dengan gelar yang didapati Jemima. Merasa tersaingi dengan apa yang Jemima miliki. Namun, setelah merasakan itu semua dan sekarang dirinya yang akan menjadi Ratu. Kylie sedikit menyesali keputusan untuk menuruti perintah Ayahnya.
Pantas saja, Jemima selalu bertingkah dan kabur. Ternyata terkurung dalam istana tidak semudah itu, dia yang selalu mentaati tata krama mendadak ingin menangis setelah berada di istana. Hal yang ia terapkan dalam sehari-hari di kediamannya, berbeda jauh pada saat ia tiba di istana.
Semenjak dekrit tentang pernikahannya sudah tersebar, ia belum melihat dan berbicara dengan Dimitri kecuali saat pernikahan Amber, itupun Dimitri lebih menghindari dirinya dan tidak membalas segala ucapan yang ia sampaikan, entah itu menanyakan kabar atau menawarkan makanan. Karena itulah membuat Kylie sangat merasa tertekan dan tidak berguna, apa nanti setelah mereka menikah, dirinya akan dijadikan Ratu pajangan saja.
"Besok adalah hari pernikahanku."
Jemima mengangguk dan kembali menyulam. "Aku tahu," sahutnya dengan tenang.
"Putri Jemima, untuk dimasa lalu dan masa depan. Aku mohon, apapun yang terjadi. Tolong maafkan aku beserta Ayahku."
Jemima memandang Kylie dengan rumit, ia mengernyit heran. Ini sebuah perkataan biasa atau memang ada perkataan yang memiliki maksud tersirat?!
"Kenapa kau berucap seperti itu?" tanya Jemima mencoba untuk terlihat tidak tertarik dengan ucapan tadi, nyatanya Jantung Jemima berdebar mendengar permintaan maaf dari Kylie.
Kylie berdeham. "Tidak ada." Ia tersenyum kecil. "Hanya ingin mengingatkan."
Jemima mengangguk, tubuhnya tersentak kecil saat merasakan Kylie tiba-tiba memeluknya dari samping. "Aku menyayangimu, Jemima."
Kylie melepaskan pelukkannya, ia berdiri dan memberi salam karena ingin pergi dari hadapan Jemima, Kylie tetap memberi hormat seperti biasa karena kedudukan Jemima sebenarnya lebih tinggi daripada dirinya walaupun ia telah menjadi kandidat sebagai Ratu. Sedangkan Jemima mematung dan mengerjap pelan. "Apa itu benar Kylie?" gumamnya pelan.
Matanya Jemima beralih melihat Dimitri yang baru saja datang dari sisi lain. Pria itu memandang Kylie yang sudah menjauh, ia duduh tepat di hadapan Jemima. "Apa yang dia ucapkan?" sahut Dimitri melihat segala kejadian tadi.
"Tidak ada," jawab Jemima tersenyum.
Dimitri menatap lekat Jemima, memandang wajah gadis itu dengan puas sebelum besok statusnya telah berubah. "Maafkan aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Jemima Of Bloomsytch [END]
FantasyJemima Hildegard anak dari mendiang Perdana Mentri yang meninggal karena melindungi Raja Darren De Voulos dari kerajaan Bloomsytch. Tepat diumur dia yang kesepuluh tahun, ia diberi gelar Tuan Putri dan tinggal di istana, itu semua bentuk penghormata...