32. End

6.8K 360 8
                                    

Happy Reading.

Tiga tahun setelah penyerangan.

Jemima memetik berbagai macam bunga di taman milik Amber, ia kembali mengambil bunga lavender lalu memasukkannya ke dalam keranjang yang ia jinjing di lengan kirinya. Jemima menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga, matanya menyipit kecil melihat cuaca yang biru bersih tanpa awan.

Ia tersenyum kecil, kembali melanjutkan aktifitasnya. Wajahnya memerah karena sengatan sinar matahari, dan tidak membuat dirinya risih akan hal itu, malahan dia menikmati cuaca saat ini. Matanya terpaku melihat sekelompok bunga lili, mengingatkannya akan seorang gadis cantik yang mempunyai nama serupa dengan bunga itu.

Kejadian di hutan tiga tahun lalu cukup membekas diingatannya, apa lagi setelah terbangunnya saat itu dan langsung mencari Lily ia malah menemukan segunduk-kan tanah yang masih baru, dan di atas gunduk-kan itu ada berbagai macam bunga. Amber dan suaminya memakamkan mereka semua dengan baik dan layak, dan Jemima sangat bersyukur untuk itu semua.

Jemima juga tidak mendengar kabar setelah Zach mengirim surat terakhir kali saat memberitahu kalau Draco terluka parah akibat tusukkan dari Peter, ia tidak melanjutkan isi surat tersebut karena tidak sanggup membaca kelanjutan isi surat itu. Sampai saat ini ia tidak mengetahui tentang istana Bloomsytch lagi, dan ia juga berusaha untuk tidak mengharapkan kalau Draco akan menjemput dirinya lagi. Amber juga memaklumi sifat Jemima saat ini, ia juga tidak memaksa Jemima untuk mengetahui kabar kerajaan setelah penyerangan.

Ia menikmati tinggal di rumah Amber, kesehariannya adalah berkebun dan memetik bunga untuk ia taruh ke dalam vas bunga di kamarnya. Roland juga senang hati menerima keberadaan Jemima, pekerjaannya yang sesekali harus keluar kota membuat dia tidak merasa cemas jika meninggalkan Amber, walaupun ada beberapa pengawal dan pelayan di rumah itu.

Keluarga Amber juga terlihat harmonis, apa lagi setelah memiliki satu anak perempuan yang berumur tiga tahun bulan depan. Gracia Julian—nama anak Amber—juga sering bermain dengan Jemima, bahkan anak itu sudah menganggap Jemima adalah Ibunya.

"Cia, berhati-hatilah," pungkas Jemima saat melihat Gracia yang hampir terjatuh karena menginjak gaunnya sendiri.

Gracia tertawa kecil melihat wajah cemas Bibi Jemima. "Aku tidak apa-apa, Bibi." Kata-kata yang ia ucapkan cukup bagus untuk anak seusianya membuat orang dewasa mudah mengerti apa yang ia ucapkan.

Jemima tersenyum lembut melihat tingkah laku anak itu, ia berlari mengejar kupu-kupu yang terbang di dekatnya. Gracia tetap berusaha menangkap, saat hewan cantik itu terbang mendekati Gracia, kupu-kupu itu hinggap di hidung mungilnya. Gracia terkejut dan tubuhnya mematung, melihat hewan itu dengan jarak yang sangat dekat. Jemima terkekeh geli, Gracia mencoba menangkap lagi tetapi kupu-kupu itu terbang dan Gracia hanya menangkap hidungnya sendiri.

"Bibi, apa kau tidak melihat kalau kupu-kupu itu nakal," adunya dengan suara khas anak-anak. Jemima berusaha menahan diri untuk tidak mencubit pipi gembul kemerahan gadis kecil itu.

Jemima berjongkok, mengusap pelan rambut sebahu berwarna cokelat seperti rambut Roland. "Kupu-kupu itu tidak nakal," sahut Jemima. "Tetapi dirimu-lah yang nakal," lanjutnya menoel ujung hidung Gracia.

Gracia tersenyum lebar, mata hazelnya berkilat cerah. "Bibi, apa kau tahu kalau dilimu sangat cantik." Jemima terkekeh pelan, ia merasa lucu kalau mendengar Gracia yang tidak bisa mengucapkan huruf 'R'.

"Tahu. Tetapi dirimu juga sangat cantik."

Jemima tersenyum kecil, ia membiarkan Gracia bermain kembali setelah merasa malu saat ia memuji balik dirinya. Ia melanjutkan memilih bunga, sesekali ia akan merapihkan tanaman atau membuang bunga yang sudah layu dan kembali mengganti dengan bibit yang baru.

Princess Jemima Of Bloomsytch [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang