29. Pujaan Hati Samuel

2.6K 264 7
                                    

Happy Reading.

Seluruh pengawal dari kerajaan Aesperatus berpencar setelah memasuki Ibu Kota, Zach mendekati Pangeran Elios. "Yang Mulia, kita harus ke istana saat ini," ujar Zach sedikit berteriak.

Elios melirik Zach sebentar lalu mengangguk. Tatapan Zach beralih kepada dua rekannya yang lain, mereka berdua masih mengenakan penutup mulutnya. "Apa Anda juga ikut ke istana, Yang Mulia?"

Kedua orang itu terdiam, salah satunya menghela napas dan menjawab pertanyaan Zach. "Aku ingin mencari Peter," jawab Huxley dingin.

Ya, kedua orang itu adalah Putra Mahkota Huxley dari kerajaan Maradever beserta pengawalnya. Itu bermula pada saat Zach sudah memasuki hutan yang berdekatan dengan posisi Jemima, ia melihat Huxley dan pengawalnya berbincang dengan kuda yang sedang memakan rumput di dekat mereka.

Zach hendak menyerang mereka secara mendadak yang awalnya mengira kalau kedua orang itu juga ikut serta dalam penyerangan ini, tetapi Huxley langsung membaca gelagat Zach dan memberitahu kalau ia akan membantu kerajaan Bloomsytch. Huxley juga bercerita kalau Peter adalah pelaku yang sebenarnya dan ia ingin menghentikan kekacauan yang sudah diperbuat oleh Peter, pada awalnya Peter berencana untuk membius Huxley untuk tiga hati kedepan, tetapi salah satu pelayan yang berpihak kepada Huxley bergegas memberitahu rencana Peter tersebut. Huxley langsung berpura-pura tidak tahu dan meminum air dari pemberian Peter, untung pelayan tadi dengan cepat menukar air itu dengan air putih biasa.

Setelah berbincang mengenai Peter, mereka melanjutkan perjalanan dan berakhir menyelamatkan Jemima. Jemima saat ini berada si tempat yang aman, Zach meminta bantuan kepada Pangeran Elios yang pada saat itu juga ingin ke Ibu Kota membantu kerajaan Bloomsytch. Pengawal pribadi Elios beserta beberapa pengawal lainnya membawa Jemima yang masih pingsan ke kediaman Amber, dan mayat Lily juga ikut serta. Zach memberitahu di mana tempat tinggal Amber, untuk pengawal dan pelayan dari rombongan Jemima tadi, Zach juga menyuruh pengawal kerajaan Aesperatus untuk memberitahu Amber kalau mereka harus dimakamkan dengan layak. Zach percaya kalau Amber dan suaminya akan melakukannya nanti.

"Mungkin Pangeran Peter saat ini bersama Pangeran Draco, Yang Mulia," ujar pengawal Huxley setelah mengingat kalau kedua Pangeran itu berteman dekat, ternyata pertemanan mereka tidak setulus itu.

Huxley mengangguk. "Mungkin," lirihnya. Perasaan bersalah langsung hinggap di dadanya, apalagi melihat sebagian tempat di kerajaan Bloomsytch sudah hancur.

Negoisasi agar Louis dan Bryant untuk tidak mengikuti rencana licik Peter yang ia lakukan bersama Louis dan Bryant saat Zach tidak sengaja melihat mereka di pasar waktu itu sepertinya tidak berjalan dengan baik, mereka berdua tetap memilih berkhianat kepada kerajaan mereka sendiri, berbagai penawaran juga telah ia lakukan, ia juga mengetahui kalau pria berambut pirang dan panjang itu adalah anggota kerajaan Bloomsytch. Ia melirik Zach dengan ujung matanya pada saat itu, dan fisik yang dimiliki Zach sangat mencolok namun, ia memilih pura-pura tidak melihat dan masuk kedalam penginapan.

Zach tersentak di atas kudanya. "Sepertinya mereka tidak akan berkelahi di istana," pungkas Zach.

Huxley menatap bingung. "Yang Mulia, pergilah ke wilayah barat dan temukan taman festival, kemungkinan besar mereka ada di sana."

Setelah mengucapkan itu Huxley beserta pengawalnya memacu kudanya dengan cepat dan mengikuti ucapan Zach yang menyuruh dirinya untuk ke wilayah barat Ibu Kota. Untuk mencari taman festival tidaklah susah karena taman itulah satu-satunya yang berada dibagian wilayah barat ibu kota.

Zach dan Elios tetap menuju istana sesekali mereka berhenti dan melawan musuh yang menghadang perjalan keduanya, Elios sedikit tidak menyangka dengan rencana licik Peter. Bahkan Peter saja terkenal ramah dan baik di kerajaan Aesperatus, Adik tirinya saja meminta kepada Ayah mereka untuk menjodohkan dirinya bersama Peter. Sekarang Elios tahu, kenapa Ayah mereka tidak menuruti permintaan Adiknya dan menyuruh dirinya untuk memberikan kuda saat pernikahan Dimitri. Elios melihat beberapa kuda yang ia beri digunakan oleh prajurit yang biasa berada di garis utama saat perang, dan seperti ucapannya saat itu kalau kuda itu akan berguna.

*****

Samuel merasa kebas di lengan kirinya akibat terkena sayatan dari ujung pedang musuhnya, untung saja tidak dalam, tetapi tetap saja membuat ia kesakitan. Samuel terbelalak kaget saat melihat beberapa musuh telah masuk ke dalam istana Sunny, ia menggeram kesal posisinya cukup jauh dari pintu utama istana itu. Sebagian teman-temannya sudah banyak yang tumbang, bagaimanapun juga ia harus melindungi anggota kerajaan di istana Sunny.

"Sial," maki Samuel setelah mendengar pekikan dari Miranda.

Samuel berlari menuju istana Sunny, ia melihat sekelilingnya sejenak dan tidak menemui keberadaan Louis. Pasti si bangsat Louis sudah masuk ke istana Sunny, pikirnya kalut. Ia bergegas menuju istana Sunny, sesekali ia juga menyerang musuh yang menghadangnya. Pandangan pertama yang ia lihat saat memasuki pintu istana Sunny adalah barang-barang yang berserakan dan makian dari Martius terdengar dari lantai dua.

"Louis sialan!!" bentak Martius menahan pedang Louis dengan pedang miliknya sendiri.

Louis tersenyum miring. "Menyerahlah, Yang Mulia!"

Martius menendang perut Louis. "Tidak akan!" jawabnya dengan nada yakin.

Louis kembali menyerang Martius dengan gerakan acak, membuat Martius kewalahan, ilmu bela dirinya sangat jauh dari Louis karena ia masih proses belajar. Louis melihat Martius yang pedangnya terpental jauh lalu tubuhnya bersandar di dinding, ia terbatuk darah karena tendangan keras dari Louis. Mata Martius seketika berkunang sepertinya tubuhnya sudah melemah dan tidak bisa melanjutkan pertarungan dengan Louis, matanya melirik pintu kamar Jemima dengan kepala menggeleng pelan, tatapannya memancar sendu saat melihat Miranda mengintip dari sela pintu. Seolah memberitahu Miranda untuk tetap diam bersama Ibunya.

"Jangan takut, Pangeran kecil. Sebentar lagi ...." Louis menggantung ucapannya lalu terkekeh sinis. "Kau akan menemui Ayahmu!"

Louis berlari mendekati Martius, bersiap untuk menusuk jantungnya. Louis terkesiap dan menyadari kalau ujung pedangnya menusuk punggung seseorang yang berambut panjang bergelombang nan pirang, sedangkan Martius bola matanya membola menangkap tubuh yang terkulai di depannya itu. Tubuh Martius dengan orang itu merosot ke bawah, mata Martius berkaca-kaca saat merasa punggung orang yang berada di pelukkannya ini mengeluarkan banyak darah.

"Mi-miranda," lirih Martius terbata. Tubuhnya bergetar hebat dan ia merasakan napas Miranda terputus-putus, ia tidak menyangka kalau Miranda bertindak nekat dengan berlari ke arahnya dan menjadikan tubuhnya tameng untuk Martius.

"MIRANDA!!" teriak Ratu Marlyn setelah membuka kasar pintu kamar Jemima. Ia berlari mendekati kedua anaknya.

Louis hendak melukai Ratu Marlyn, tetapi tubuhnya langsung membeku dan melirik ujung pedang yang menembus dada kirinya. Ia melirik ke belakang dan langsung melihat wajah Samuel yang merah padam, Samuel menarik kasar pedangnya dan membiarkan tubuh Louis terjerambat ke lantai dengan keras. Matanya terpaku melihat wajah Miranda yang pucat pasi, tangisan Ratu Marlyn memeluk erat Miranda, tatapan kosong dari Martius yang tubuhnya masih bergetar hebat.

Samuel tersenyum sedih, gadis yang ia cintai meninggal di depan matanya. Bahkan sang pujaan hati belum mendengar ungkapan cintanya, ia berencana akan mengucapkan itu bulan depan saat Miranda berusia sembilan belas tahun, dan mengukir nama mereka di perahu pasangan seperti angannya waktu festival kembang api yang lalu. Samuel mengadah ke atas guna menahan air matanya yang akan menetes, ia memikirkan bagaimana tanggapan Draco nanti yang awalnya dirinya dipercayai untuk melindungi anggota kerajaan.

To Be Continue.

Selasa, 12 Juli 2022.

Princess Jemima Of Bloomsytch [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang