16. Jemima Tersipu Malu

3.2K 346 14
                                    

Happy Reading.

Setelah sadarnya Draco, ia melakukan pengobatan rutin dengan ketiga dokter kerajaan. Meminum penawar dan berendam, Raja Darren dan Ratu Marlyn selalu berada didekat Draco, membiarkan Dimitri pusing dengan kertas-kertas laporan yang menumpuk. Draco duduk bersandar di ranjangnya dengan mata terpejam, ia baru selesai berendam dengan air hangat yang sudah tercampur ramuan. Draco sedikit merasa lesu tetapi ia juga merasa tubuhnya lebih baik daripada kemarin.

"Tubuh Pangeran Draco sudah bersih dari racun, Yang Mulia," ucap salah satu dokter dengan tersenyum lega. "Ini cukup cepat dari perkiraan waktu yang telah kami tentukan," sambungnya lagi.

Raja Darren dan Ratu Marlyn tersenyum senang. "Jadi Draco sudah sembuh total?" tanya Ratu Marlyn dengan mata berbinar.

"Belum, Yang Mulia-" Dokter itu mengerjap saat melihat wajah merah padam Raja Darren dan terburu-buru menyambung ucapannya. "Pangeran Draco masih harus istirahat dan jangan melakukan hal yang bisa membuat tubuhnya lemah kembali."

Raja Darren menatap Draco yang merasa tidak terganggu dengan suara bising disekitarnya. Dalam hati Raja Darren merasa lega. "Baiklah, biarkan Draco beristirahat kembali."

Kamar Draco kembali hening setelah Raja mengusir orang-orang itu, dan hanya Samuel dan beberapa pengawal yang menjaga dari luar. Samuel mengerjap dan tersenyum kecil saat melihat Jemima berjalan dengan Lily.

Jemima juga membalas senyuman Samuel, ia melihat sekilas ke arah pintu kamar Draco yang tertutup rapat.

"Pangeran Draco sedang istirahat, Putri Jemima," ucap Samuel, setelah Jemima berdiri di dekatnya dan menyadari lirikan pandangan Jemima tadi.

Jemima menunduk sedih, ia sangat ingin melihat kondisi Draco sekarang. "Hm, baiklah," ujarnya dengan nada lesu, Jemima memutar tumitnya ke bekalang guna kembali ke kediamannya. Namun, langkahnya seketika berhenti karena Samuel tiba-tiba berujar tenang.

"Tunggu!"

Jemima kembali menghadap Samuel dengan tatapan bingung. "Masuklah, tapi jangan berisik." Sontak hal itu disambut Jemima dengan tersenyum senang, ia masuk dengan langkah pelan.

Pemandangan pertama yang Jemima lihat setelah menutup pintu kamar itu adalah Draco yang bersandar dengan nyaman dengan mata terpejam, Ia melangkah pelan dan duduk di dekat Draco. Memperhatikan wajah Draco yang terlihat segar, beberapa helai rambutnya jatuh dan menutupi sebagian keningnya.

"Kenapa masih tetap tampan?" bisiknya pelan.

Draco membuka matanya dan langsung tersenyum melihat Jemima yang gugup. Draco menyuruh Jemima untuk lebih dekat, memegang tangan Jemima dan menarik pelan. Draco memeluk Jemima menyandarkan kepala Jemima ke dada bidangnya, ia memejamkan mata seolah mengisi energinya yang telah terkuras, ia mengelus rambut panjang Jemima.

"Kau terlihat kurus," ucap Draco setelah melonggarkan pelukannya dan melihat wajah Jemima. "Ke mana pipi bulatmu?" Draco mengusap pelan pipi kanan Jemima dan sedikit mencubit pipi Jemima.

"Aku terlalu memikirkanmu, pikiranku menjadi buruk saat kau masih tidak sadarkan diri."

Draco terkekeh kecil, ia paham dengan perasaan mereka. Bahkan dirinya masih tidak menyangka kalau hampir satu minggu tidak sadarkan diri, ia ingat saat mendapatkan luka itu, karena pemberontak yang ingin menebas punggung Jendral Aston. Ia yang melihat itu menjadikan dirinya sebagai tameng, Samuel dan Jendral Aston tidak menyadari karena masih melawan pemberontak di hadapan mereka.

Yang anehnya, Draco sempat melihat cincin di jari jempol pemberontak yang melukainya itu berbentuk ular yang menggunakan mahkota kecil. Keningnya berkerut saat memikirkan itu, bukankah itu lambang kerajaan Maradever. Setahu dirinya bahwa kerajaan Maradever mengirim lima ratus prajurit untuk membantu pihak Draco. Ah, mungkin musuh sengaja menjebak menggunakan cincin itu, membuat dua kerajaan yang mempunyai hubungan baik ini rusak karena kesalah pahaman ini.

Princess Jemima Of Bloomsytch [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang