Rumor mengenai hubungan Chan dan Lee know sudah tersebar cukup luas di agensi, CEO menekankan untuk seluruh pegawai dan staff eksekutif yang mengetahui hal itu berhak menutup mulut mereka.
Bahkan, kabar Chan memukul Direktur divisi satu juga sudah menjadi bahan cerita dari kalangan pegawai manapun di dalam agensi.
Seperti pagi tadi, ketika Chan sedang berjalan keluar dari studionya. Semua mata pegawai melihatnya, emang biasa namun pembicaraan dan tatapan itu berbeda. Sedikit canggung dan segan untuk menyapa.
Meskipun begitu ia tetap tersenyum dan menyapa mereka, bagaimana biasanya seorang Bangchan.
*****
Chan membuka sepatunya dengan perlahan, saat melihat suasana asrama gedung dua cukup sepi tidak seperti biasa. Ketika pagi hari menjelang, semua penghuni akan mulai beraktivitas di sekeliling asrama.
Chan membuka pintu kamar Lee know dan terdiam di tempat, melihat bagaimana manjanya Felix kepada Lee know tidak seperti biasa.
Atau Chan yang kurang tahu jika felix juga akan manja pada orang lain selain dirinya, yang sudah dekat dan di anggap sebagai abang.
"Ino ngga punya papa, wlee. Ini punya abang, papa nya abang!" ucap Felix.
Chan menahan tawanya, tetap memperhatikan bagaimana Felix mengikuti Lee know yang berjalan ke sisi box tapi tidak menyadari kehadirannya. Melihat raut wajah putra bungsunya yang kesal, dan masih berdiri di dekat box bayi sambil menatap wajah Felix.
"Wlee, adek sama daddy aja sana. Carii, daddy sana" ejek Felix lagi, hampir berhasil membuat tangis Ino.
Tapi matanya menatap ke arah pintu, dimana Chan sedang berdiri. Tangan yang tadi menggenggam pinggiran box, kini terlepas dan mencoba menggapai Chan.
Felix melihat hal tersebut, berlari menghampiri Bangchan dan memeluknya sangat erat. "Punya abang juga!" pekik Felix.
Pada akhirnya suara tangis adek terdengar, membuat Felix tertawa dan berlari ke arah Ino untuk ia peluk. "Abang bercanda, beneran. Kita bagi dua ya, hehe. Kan kak Chan sama Kak Minho juga punya abang, boleh ya" bisik Felix.
Ino menatap Felix dengan bibir yang masih turun ke bawah, membuat Felix tersenyum dan memberikan kecupan pada wajahnya. Tawa nyaring kembali terdengar karena Felix juga menggelitik adek Ino.
"Yongbok, nanti adek nggak bisa tidur malam kalau ketawa terus!" peringatan dari Lee know.
Felix menatap Lee know dan kembali melakukan hal yang sama, berakhir yang tua mengalah. Apalagi ada sosok lain, yang baru saja membuka pintu kamar dan menatap ke empatnya.
Han datang dan masuk tanpa mengucapkan apapun, hanya berjalan ke arah kasur dan berbaring di sana.
"Kenapa lagi, bertengkar dengan Hyunjin? Kenapa kau seperti anak kecil, hm? Mengadu padaku jika bertengkar," ujar Chan.
"ih, ngga loh! Aku cuman mau tidur di sini aja." sahut Han kesal dan tetap memejamkan matanya.
"Pergi ke kamar yang lain Han, aku dan ino mau beristirahat kenapa kau selalu betah tidur di kamar ini." ujar Lee know.
"Kasurnya empuk, besar, terus ada suara adek Ino jadi buat betah." sahut Han.
Felix memberikan Ino pada Chan dan ikut naik ke atas kasur. Chan paham, si kembar saat ini sedang ingin bermanja-manja kepada mereka kakak yang paling tua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Parents Line || Banginho ✔
Fanfiction[BANGINHO FANFICTION] ⚠️ bxb chn top! mnh bott! ⚠️ Semi baku ⚠️ mpreg ***** "Kak, kita nggak punya waktu untuk ini. Jadwal kita bahkan sudah sangat padat, untuk merawat bayi yang lebih membutuhkan seorang ibu itu nggak wajar," Bangch...