Wedding Day

8.3K 556 0
                                    

          Tak terasa seminggu telah berlalu, dan hari ini adalah hari pernikahan ku dengan Ali, bisa di bayangkan menikah di usia muda dengan lelaki yang tidak kau cintai terlibih kau baru mengenalnya, tapi mau bagaimana lagi menolak pun aku tak bisa

             Aku memandang diri ku di pantulan cermin besar di kamar Ali, yah hari ini acara di adakan di rumah orang tua Ali, mereka semua sangat mendukungku menikah dengan Ali, dan aku cukup bersyukur karna mereka menerimaku apa adannya, Lama aku memandangi diriku di cermin yang berbalut kebaya berwarna putih gading serta rambutku di sanggul keatas tak lupa polesan make-up diwajahku, baru kali ini aku berdandan, suara ketukan di pintu membuyarkan lamunanku, aku berbalik melihat mama Ali berjalan kearahku sambil tersenyum

" Ayo dear waktunnya kamu turun, ijab kabulnya udah selesai " ucap mama Ali, aku menghela nafas sesaat kini sekarang statusku sudah berubah aku sudah menjadi istri orang sekrang, dengan tersenyum aku mengikuti mama Ali yang mengamit lenganku dan membantuku berjalan menuruni tangga

        Dibawah sana semua tamu memandang kearahku yang tengah berjalan menuruni tangga bersama Mertuaku, setibannya d bawah aku didudukkan disamping Ali, jantungku berdegup kencang keika Ali terus memandangi ku dengan intens sejak aku menuruni tangga, setelah mencium tngannya serta pemakaian cincin pengikat kami , dilanjutkan dengan acara resepsi,

     Aku berdiri di atas pelaminan bersama dengan Ali menyalami para tamu undangan, kulihat semua keluarga besar Ali tertwa saat berbincang-bincang, sedari tadi Ali mengumbar senyum manisnya pada para tamu , kemarin-kemarin saja dia masih cuek dan dingin,

     Berdiri selama berjam-jam menyalami para tamu di tambah dengan gadis-ganiadis anak dari teman Mama Ali yang berisik mengatakan ' mengapa kau menikah dengan wta aneh ' itu semua membuat kupingku panas, untung nya Ali tidak menanggapi mereka malah dibalas dengan senyum dingin ' Huhhf rasakan '

" Kau lelah " bisiknya di telinga ku, membuatku geli karna nafasnya seperti mengelitikku, aku mengangguk kaku menanggapi pertanyaan nya

" Sabar sedikitt setelah ini mungkin hanya ada acara foto bersama keluarga " ucapnya aku mengangguk, lidah ku terasa keluh hanya untuk menjawab nya

        Tak terasa acara telah usai akhirnya aku bisa mengistrahatkan kaki ku yang sudah pegal karna berdiri selama berjam jam ditambah dengan hils yang ku kenakan , aku sekarang berada di kamar Ali duduk disofa sambil memijit kaki ku yang memerah, setelah merasa nyaman aku bangkit dan hendak membuka gaunku tetapi pintu kamar tiba" terbuka sehingga aku menurunkan niat ku

    Ternyata Ali yang masuk, berjalan mendekat kearahku yang membuat seluruh organ tubuhku melemas oleh tatapan nya itu, dia berdiri tepat di belakangku dan membisikkan kalimat yang membuatku menhan nafas sejenak

" Kau sangat cantik hari ini " lalu dia memandangku melalui cermin yang ada di hadapan kami , muka ku pasti merona di buatnya

" Butuh bantuan?"  ucapnya " kurasa gaun ini sulit dibuka ?? ucapnya lagi, belum sempat aku menjawab dia sudah menurunkan resleting gaunku dengan perlahan membuatku menahan nafas sampai akhirnya resleting itu terbuka

"Hmm, bisakah kau keluar sebentar " ucapku tak ingin ia membukakan gaun ku, dia mengerutkan dahinnya yang kulihat dari cermin, dan kemudian berjalan keluar kamar, aku bernafas lega kemudian segera melepas gaunku dan mengambil piyama tidurku dan melesat kekamar mandi

    setelah berendam di bath-up cukup merileks kan tubuhku, aku keluar kamar memakai piyama tidurku yang berbahan tipis, yah aku lebih memilih ini dari pada lingeri seksi yang kekurangan bahan itu, untungnya yang kupakai ini meskipun tipis tapi tida trasnparan,

saat keluar dari kamar mandi aku melihat Ali tengah berbaring di ranjang tanpa melepas sepatunnya hanya kemeja putihnya yang ia gulung sampai siku mungkin ia kelelahan pikir ku,

   " Ali, kau tidak mandi " ucapku sambil mengguncang pelan tubuhnya, takut mengganggu tidurnya, dia mengerang tanda ia terganggu, aku memuruskan membuka sepatu dan kau kakinya, setelah itu menyelimutinnya, aku berjalan ke meja rias, dan mengambil sesuatu di laci yaitu handpone ku yang sengaja kusimpan tadi , aku membuka galeri foto melihat foto" ku bersama kedua orang tua ku, mengingatnya kembali membuatku menangis harusnya mereka ada disaat aku sedang berbahagia saat ini menyaksikan putrinnya di atas pelaminan, tapi kurasa itu semua hanyalah mimpi karna tuhan telah bertindak lebih dulu mengambil mereka dari sisiku,

                  kurasakan sebuah tangan menghapus air mataku di pipiku, aku mendongak melihat Ali tersenyum lembut kearahku, tak kuasa di perlakukan seperti itu aku menangis sejadi-jadinnya, Ali meraihku dalam pelukannya, aku meluapkan semua yang kurasakan saat ini, sedih, bahagia, kecewa, dan sbgainnya, aku bersyukur masih ada Ali orang asing yang menyelamatkan ku dan menikahiku dan aku juga bersyukur dengan sifatnya yang berubah-ubah kadang dingin kadang juga manis, itu lah yang kusukai dari dirinnya, ia tak pernah menunjukkan sisi kemarahannya, itupun hanya sikap dinginnya yang ia tujukan ketika ia kesal atau marah

" Ssstt udahh jangan nangis terus " ucapnya mengelus rambutku, rasannya sangat nyaman berda di pelukannya saat ini, aku mengangguk dan menghapus sisa-sisa air mataku dipipiku

" Maaf " ucapku menunduk  tak enak sudah menangis di pelukannya, dia mengusap rambutku dan mendongakkan kepalaku agar aku mentapnya

"Tidak baik bicara dengan suami tidak mentapnya "  Blusshh!! pipiku merona dengan kalimatnya menyebut kata' Suami ' aku mengangguk tak berani menatap langsung matannya,

kurasakan dia mulai mendekatkan wajahnya padaku aku memundurkan kepalaku tapi ditahan oleh tangannya yang sedari tadi mengelus rambutku, dia semakin mendekat sampai aku bisa mencium aroma nafasnya dan

CUP ..

         sesuatu kenyal dan panas menyapu bibirku, aku yang syok dengan mulut menganga malah membuatnya mendapatkan kesempatan banyak, ia mulai mencium bibirku lidahnya menyapu lngit-langit mulutku, dan juga menggoda lidahku untuk membalasnya, entah karna suasana atau lihainya lidahnya yang menggoda akhirnya aku membalas ciumannya, jangan fikir aku pandai berciuman, boro-boro berciuman pacaran saja aku tak pernah, dia terus mengulum bibir ku sampai aku kehabisan nafas, ia melepas ciumannya dan memandangku yang mulai menghirup udara, dia tersenyum dan mengusap bibirku dengan jempolnya, lalu mengecup sekilas

" Aku mau mandi dulu " ucapnya lalu berjalan menuju kamar mandi aku memandang punggungnya lalu menghilang dibalik pintu, aku memegang dadaku yang berdetak tak karuan, aku kembali menyimpan handpone ku di laci lalu berjalan menuju tempat tidur tidak ingin kejadian tadi terulang bukan karna aku tidak suka hanya saja aku takut itu akan berlanjut lebih dari sekedar ciuman karna aku belum siap sama skali, mencoba memejamkan mata karna tubuhku sangat lelah, belum sepenuhnya kesadaranku hilang aku mendengar bisikan yang membuatku tersenyum dalam tidurku lalu kesadaranku terbang bersama alam mimpi.

" Good night my wife " .

****

to be continue

Time After TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang