Keputusan

10.2K 413 18
                                    

Hari-hari telah berlalu mereka jalani bersama tanpa ada pertengkaran diantara mereka, keduanya saling mengerti satu sama lain, mengerti kesibukan dan ke egoisan satu sama lain, entah dari mana sebuah masalah bermula ditengah kandungan prilly memasuki bulan kelahirannya, saat dia mendapati Ali pulang mabuk, badan bau alkohol, dan yang paling membuat Prilly marah yaitu bau parfum perempuan yan begitu kental ditubuh suaminya,


Prilly berjalan cepat menuju kamarnya meninggalkan Ali yang tengah mencoba mengembalikan kesadarannya karna pengaruh alkohol yang begitu besar, dia mengikuti Prilly yang sudah masuk kekamarnya dan membanting pintu dengan kencang


" Sayang " panggilnya parau melihat Prilly tengah menangis sesegukan di kasurnya, Prilly melempari Ali apa saja yang ada disampingnya, Ali terus menghindar membuat tangis Prilly semakin menjadi,


" Untuk apa lagi kau pulang heh, pantas saja kau selalu pulang malam jadi ini kerjaan mu hahh " teriak prilly dengan wajah memerahnya, Ali menggeleng mencoba menjelaskan pada istrinya tapi apa istrinya terlalu emosi


" Tidak prilly, aku serius aku lembur akhir-akhir ini " jelasnya, Prilly menggeleng, dia sudah muak melihat Ali



" Sudahlah, percuma kamu berbohong karna kamu sendiri membawa bukti pulang kerumah ini," Ucap Prilly berjalan kearah Ali dan menunjuk leher Ali disana sebuah tanda bibir dengan lipstik berwarna merah membuat tangis Prilly makin pecahh dan



PLAKKK



Satu tamparan telak mengenai pipi Ali, lalu Prilly mendorong Ali keluar dari kamar itu


" Jangan menemuiku " teriak Prilly membanting pintu kamar dan meguncinya, lalu ia segera berjalan menuju kasur karna kini perutnya terasa sangat sakit, ia mencoba menahan tapi tak bisa tapi setelah beberapa menit sakit itu perlahan mereda, dan ia mencoba memperbaiki posisi tidurnya,ia menghela nafas menghapus sisa air matanya, tapi air mata itu kembali mengalir di pipinya, ia masih mengingat jelas bekas bibir itu di leher Ali, Ali telah berselingkuh padanya ditengah dirinya yang sedang hamil besar ini, dia terus menangis hingga pukul 1malam pun telah tiba ia merasa lelah, baru saja ia akan tertidur tiba" perutnya kembali sakit, kali ini lebi parah dari yang tadi , dia mencoba meraih gagang telpon dan menelpon bibi yang berada di kamarnya



" Bi tolong aku Bi " ucap Prilly terengah memegangi perutnya


" Yah ampun non, sabar yah non tunggu bibi " ucap bibi begitu panik sekarang dan langsung memutuskan teleponnya, dan tak lama Bibi masuk kekamarnya dengan menggunakan kunci cadangan,



" Non mau ngelahirin, ketubannya udah pecah " ucap Bibi [anik membuat Prilly merintih kesakitan



" Ali mana bi ?" tanya Prilly disela-sela rintihannya


" Pak Ali keluar kota non tadi dia nitip non kesaya " ucap Bi menunduk, Prilly tersenyum miris seharusnya disaat saat seperti ini ada yang menenmaninya tapi dia harus berjuang., Bibi menelpon satpam dibawah dan segera menyiapka mobil lalu menggendong prilly kedalam mobil setelah itu dia melesatkan mobil itu menuju rumah sakit bibi sudah menghubungi keluar Ali terkecuali Ali yang memang disengaja oleh prilly

Time After TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang