Honymoon (1)

9.2K 511 7
                                    

        Sinar matahari pagi mengintip dibalik jendela kamar Ali membuatku terbangun rasannya semua badanku remuk, mungkin karna acara resepsi kemarin, aku melihat kesampingku masih ada Ali tidur dengan lelapnya, lihat saja wajah nya itu, sangat polos ketika tertidur, tidak seperti jika ia sudah terbangun pasti hanya wajah datar dan dinginnya ia lihatkan, tetapi aku juga heran Ali itu hebat ia punya banyak ekspresi diwajahnya seperti semalam sudah dingin eh nyatannya jadi manis gitu,

    Aku bangkit menuju kamar mandi, mencuci muka lalu keluar kamar dengan pelan agar Ali tidak terbangun, aku langsung menuju dapur dan melihat para pembantu sibuk menyiapkan sarapan, aku menghampiri mereka untuk melihat apa yang ia buat kan lumayan aku bisa bantu.

  " Eh nyonya udah lapar yahh, bentar lagi yahh nyonya " ucap bibi paruh baya itu, aku tersenyum dan menggeleng, aku berjlan melihat wajan yang berisis nasi goreng itu yang masih belum matang

   " Biar saya saja yah bi yang kerjaiin, lagian ini cuman nasi goreng saya bisa kok " ucapku mengambil alih pekerjaannya, sebenarnya bibi menolak tapi aku berikan jurus memelasku akhirnya bibi nurut juga dan entah kemana, mungkin beres-beres rumah.

  dirumah ini tidak terlalu banyak penghuni, hanya ada mama papa Ali, serta kaka Ali yang namannya Sarah dan suaminnya dan juga anak mereka yaituu sii imut Riki., setelah selesai aku menyiapkan dipiring lalu menyusunnya di meja makan, dan tak lupa jus jeruk yang tadi udah di siapkan bibi, saat semuannya selesai, baru aku ingin keluar dapur, Mama Ali sudah masuk kedapur

    " Yah ampun sayang kenapa repot" sih, kan ada bibi yang bisa kerjain " ucap Mama aku hanya tersenyum melihatnya yang seperti merasa bersalah

  " Ahh ngak pp kok mah, illy udah biasa kok masak yang kayak ginian " ucapku, mama tersenyum, dan menghampiriku dan memelukku sejenak,

 " Mama senang punya mantu kaya' kamu, baik, pengertian, pintar msak lagi, ngak salah yahh Ali milih kamu, hehe " ucapnya diakhiri kekehannya, aku tersenyum dan pamit untuk mandi, setelah mendapat ijin aku segera menuju kamar Ali untuk mandi, karna kurasa badanku sudah lengket, pada  saat  aku membuka pintu dan menutupnya aku berbalik dan menemukan Ali baru keluar kamar mandi dan hanya mengenakan handuk kecil, mungkin handuk itu hanya berfungsi untuk menutupi alat vital Ali, aku jadi gugup saat Ali memandangku,

   " Dari mana ?" tanya nya sambil berjalan menuju lemari bajunnya, sedangkan aku masih berdiri kaku di depan pintu melihatnya, mataku seperti terhipnotis agar tidak mengalihkan pandanganku darinya ,

    " Kenapa ngak di jawab ?" aku terkesaip saat ia kembali bertanya dan jujur saja aku sangat malu ketahuan memandanginnya dengan wajah mupeng, entah apa yang berada di dalam otakku saat mnelihatnya bertelanjang dada

" Uh, uhmm dari da-pur " ucapku ugup saat ia berjalan menghampiriku, sumpahh jantungku berdetak tak karuan, saat ia sudah berdiri dihadapanku, ' Tuhan apa aku serangan jantung ' , ia mendekat dan mengecup bibirku sambil mengerling melihatku yang shok akan tingkahnya

"Morning kiss sayang " ucapnya sambil terkekeh karna wajah ku yang seperti orang bodoh,

   " Hmm aku ke kamar mandi " ucapku buru" dan segera melesat ke kamar mandi, jujur saja aku tidak kuat berlama-lama berhdapan dengannya rasannya aku ini lumpuh semua badanku tak bisa kugerakkan, sulit rasanny berbuat apa-apa saat berhadapan dengannya, dan aku hanya bisa pasrah saat ia mencumku

**

     Saat aku keluar dari kamar mandi aku mendapati dres diatas kasur mungkin itu untukku pikirku, aku segera mengambilnya dan memakainnya, dress ini hanya sebatas lutut, berwarna biru langit polos, tanpa lengan, serta sepatu flat berwarna senada dengan dress ku, setelah itu aku hnya mengenakan mke-up tipis karna hari ini aku dan Ali akan keluar kota untuk honymoon, ' tak usah jauh-jauh sampai keluar negri kalau yang dekat jauh lebih romantis ' itu kata Ali pada mama nya saat acara resepsi kemarin selesai,

    Aku segera turun ke meja makan pasti semua orang telah menunggu ku, dan benar saja saat aku turun semuannya berkata ' Tuh udah turun '

" Pagi mba, mas, ehh riki belum mandi yahh " sapaku pada kaka ali dan suaminnya sementara Riki dia masih merem melek karna baru bangun tidur

" Pagi tante " ucapnya sambil menguap lebar, aku terkekeh melihat tingkahnya, dan setelah aku duduk kami semua segera menyantap sarapan

" Hmm Nasi gorengnya kok beda, ngak kaya kemarin-kemarin ini lebih enak " komentar papa Ali, aku hanya tersenyum sambil terus menyendokkan nasi goreng ke mulut ku

    " Yah jelas enak dong pah, yang buat mantu kita " ucap mamah dan membuat Ali keselek, aku seger amemberikan jus yang berada di depannya, ia segera meminumnya,

" Pelan-pelan makannya " ucapku dengan suara seperti bisikan, dia hanya mengangguk, dan kembali melanjutkan makannya

   " Oh pantess saja ini enak sekali, ajarinn mba juga dong buat nasi goreng yang kaya' gini, maklum mba belum terlalu pandai memasak " ucap mba Sara, aku hanya mengangguk dan disambut antusias oleh mba sarah, setelahnya hanya obrolan ringan saja sesekali Ali juga ikut menyahut, dan setelahnya Aku dan Ali berangkat ke Malang.

---------

   Udara sejuk dan angin yang menghembus menerpa wajahku , aku tengah berdiri di balkon kamar villa Ali, yah kami sudah berada di Malang, tepatnya disebuah desa , aku sangat suka dengan suasana disekitar villa ini, dari sini kita bisa melihat rumah para penduduk dan tak lupa pemandangan yang tersaji sangat indah, sawah-sawah yang mulai menguning sungguh sangat indah untuk cuci mata,

    " Mau makan siang ? tanya ku pada Ali saat ia juga berdiri disampingku,

" Yah karna perutku sudah mendemo minta jatah " ucapnya , aku terkekeh dan segera menuju dapur, tadi sebelum berangkat kami sdah membeli perlengkapan untuk seminggu disini, saat aku sibuk didapur kurasakan sebuah lengan melingkar di perutku, aku menunduk dan oh my good Ali memelukku dari belakang,

    " Hmm Lii aku lagi masak, susah geraknya " ucapku ragu, takut ia akan marah, tapi sungguh jika ia tak melepas pelukannya masakanku akan berantakan,

 " Hmm ok " ucapnya malas dan duduk di kursi meja makan, sambil memandangiku, aku berusaha menenangkan debaran jantungku ang kian menjadi karna Ali barusan memelukku, saat semua selesai aku segera menyiapkan nya di meja makan dan Ali segera makan mungkin ia memang benar-benar lapar, aku juga ikut duduk disampingnya dan memakan mkanan sedikit, ia aku tidak terbiasa makan banyak disiang  hari.

       Saat selesai aku segera mencuci perakalatan dapur yang kotor, sementara Ali ia berada di kamar, entahlah aku tidak tau apa yang ia kerjakan, tidak butuh waktu lama untuk mengerjakan itu aku kembali ke kamar, disana Ali sedang bersandar di kepala ranjang sambil menonton TV,

" Sini " panggilnya menepuk tempat disampingnya, dengan kaku aku berjalan menghampirinnya sambil menenangkan debaran jantungku yang kian melonjak seiring aku mendekati Ali, sampai akhirnya aku ikut bergabung dibawah selimut dengannya,

    " Handpone mu mana?" tanyannya, aku segera meraih tas tanganku lalu membukannya, ku ambil handopne yang berlogo apel itu dan kuberikan padannya karna ia memintannya, kulihat ia menekan digit angka dan tak lama terdengan bunyi ponselnya lalu ia menyerahkan handpone ku, kulihat disana kontakku bertmabah satu dengan nama " My Husband "

" Itu nomor aku dan aku juga sudah menyimpan nomor mu " ucapnya aku hanya mengangguk dan meletakkan kembali handope ku dinakas,,

saat berbalik kulihat ali memandangiku saat ini, pandanganyya itu tajam tapi tersirat kelembutan di dalamnya, ia semakin menatapku intens  dan itu sangat membahayakan jantungku, sampai akhirnya ia meraih pinggangku agar lebih mendekat kearahnya, lalu tanpa babibu dia langsung melumat bibirku dengan rakusnya, aku kewalahan untuk mengimbangi permainannya, sampai aku pasrah dan tau-taunnya aku sudah berada di bawahnya

' Apa mungkin ini waktunya aku menyerahkan diriku, menjalani tugasku sebagai seorang istri yang sesungguhnya  ?'

****

to be continue

Time After TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang