⭐ TIGABELAS⭐

495 76 9
                                    

Happy reading!!!


























Yujin terbangun dari tidurnya terburu-buru. Dia kesingan karena semalam malah bermain game dengan tiga sahabatnya sampai lewat tengah malam.

Yujin mandi begitu cepat, memakai baju hanya menggunakan kaos hitam dan celana pendek berwarna senada. Mengambil peralatan futsalnya, memasukkannya ke tas.

"BUNDA , YUJIN BERANGKAT DULU!!" Teriak Yujin sambil berlari keluar menuju garasi, menyalakan motornya kemudian pergi dari rumah.

Melihat anaknya berlari begitu cepat membuat Yoona menggelengkan kepalanya, dia kembali menyimpan makanan yang sudah tersedia di meja makan.

Motor Yujin sudah berhenti di parkiran sekolah, anak futsal sudah menunggu kedatangannya. Yujin berlari cukup cepat menuju lapangan, baru saja sampai tatapan anak futsal membuat Yujin memelankan larinya.

"Apa semuanya sudah datang?"tanya sang pelatih.

"SUDAH PAK!"

"Oke ,kita langsung pergi. Ini sudah siang"

Semua anak  futsal berjalan kearah parkiran, mengambil motornya masing-masing kemudian pergi meninggalkan sekolah menuju tempat pertandingan.

Hanya butuh waktu dua puluh menit, anak futsal sudah sampai. Yujin berjalan paling belakang, meskipun ini pertandingan ini bukan pertama tapi Yujin merasa gugup.

Anak futsal sudah berganti baju menjadi kaos tim. Semuanya berkumpul untuk mendengarkan arahan dari pelatih, semuanya mendengarkan dengan seksama.

"Ingat yang saya bilang kemarin. Jangan terlalu lengah, apalagi saat skor memimpin,oke?"

Semuanya mengangguk mengerti. Peluit berbunyi, semua pemain berjalan ketengah lapangan. Yujin berdiri paling depan karena dia striker.

Yujin menghela nafasnya berusaha tenang. Peluit berbunyi pertanda pertandingan di mulai. Di awal pertandingan permainan, mereka semua bermain santai.

Di tengah permainan berubah menjadi panas ketika tim Yujin mencetak gol pertama. Yujin melirik ke sana kemari mencari teman untuk menerima bola darinya.

Sedikit berlari sambil terus mencari teman, ketika sudah mendapatkan teman yang bisa menerima bola darinya Yujin berlari tapi larinya terhalang ketika salah satu pemain lawan malah menendang kaki Yujin begitu keras.

Yujin berteriak kesakitan sambil memegang kaki sebelah kanannya. Wasit meniup peluit menghentikan pertandingan, Yujin di bantu beberapa temannya.

Wasit memberikan kartu merah kepada si pelanggar, sedangkan Yujin di bantu di bawa ke sisi lapangan. Dia membuka sepatunya. Kakinya terasa remuk.

"Bawa Yujin ke klinik sekarang!"perintah sang pelatih kepada pemain cadangan. Dengan kaki pincangnya Yujin berjalan di bantu temannya.

Sedangkan di tempat lain. Minju sedikit gugup karena sebentar lagi olimpiade akan di mulai. Matanya tak pernah lelah melihat kearah pintu berharap Yujin datang.

"Oke semuanya, waktunya tinggal beberapa menit lagi"

Minju menghela nafasnya pasrah, dia menyiapkan alat tulisnya,"Lo gak datang, gue kecewa jin karena lo udah janji"gumam minju pelan sambil menatap soal yang sudah di bagi oleh panitia.


***

Olimpiade sudah selesai beberapa menit yang lalu, tapi Yujin belum datang juga. Minju duduk di tempatnya, sambil menatap layar besar yang akan menampilkan peringkat.

Peringkat ke tiga dan kedua sudah di umumkan, tersisa tiga siswa dari sekolah berbeda termasuk minju. Dia mengigit kukunya gugup, bisakah dia menjadi juara untuk tahun ini?.

"SELAMAT UNTUK KIM MINJU, ANDA MENDAPATKAN PERINGKAT PERTAMA DUA KALI BERTURUT-TURUT!"

Minju tersentak dari lamunannya, tapi kemudian dia tersenyum. Dengan perasaan bahagia, Minju berjalan ke panggung untuk mengambil piala dan sertifikat.

Rasanya minju ingin berteriak sekarang juga, kalau dia tidak punya malu sih soalnya banyak guru-guru dari sekolah dan ada murid yang ikut untuk mendukung temannya.

Mata minju memperhatikan orang orang di hadapannya. Matanya berhenti ketika melihat pemuda paling tinggi tengah tersenyum kearahnya.

Di tempat penonton Yujin tersenyum sambil berteriak tanpa suara,"selamat Kim minju"

Minju turun dari panggung ketika sesi foto selesai, dia keluar dari ruangan untuk bertemu dengan Yujin yang sudah keluar terlebih dahulu.

Grepp

Yujin sedikit kaget dengan pelukan tiba tiba-tentu saja itu minju. Dia berbalik menghadap minju,"selamat,ju"

"Gue kira lo gak bakal datang tau gak, kalau lo gak datang gue mau marah sama lo" wajah minju cemberut membuat Yujin terkekeh.

"Buat sahabat gue apa sih yang enggak"

"Dasar"

Dengan kesal minju menendang kaki sebelah kanan Yujin. Dan tentu itu membuat Yujin berteriak membuat orang yang berlalu lalang melihatnya.

"Sakit ju" Yujin memegangi kakinya yang di gips- kaki Yujin patah saking kencangnya dia di tendang.

Melihat kaki Yujin di gips membuat minju terkejut, dia ikut memegang kaki Yujin,"aduh jin , sorry gue gak tau" minju mengusap kaki Yujin.

"Lain kali liat liat dulu, jangan asal tendang aja"Yujin mau marah tapi tidak bisa apalagi melihat wajah minju yang khawatir dan panik.

"Bisa jalankan?"tanya minju membuat Yujin menatapnya datar.

"Gue bukan lumpuh ju, ya masih lah"kata Yujin yang sabar meksipun kesal sebenarnya,"yaudah yuk pulang, di jemputkan?" Minju mengangguk.

"Terus lo gimana?"tanya minju.

"Motor gue ada di sekolah, gue ke sini dianter sih. Liat, perjuangan gue buat sahabat gue, keren kan?"

"Iya, ahn Yujin keren. Yaudah tunggu di depan,ayah bentar lagi datang"

Minju menggandeng tangan sebelah kiri Yujin, sampai di depan. Tak lama mobil Suho datang, Suho terkejut melihat kaki Yujin. Tapi Yujin hanya bilang kalau dia keseleo saat bermain futsal.

Friendzone °Jinjoo° |ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang