⭐DUAPULUHSATU⭐

517 80 10
                                    

Happy reading!!!

























"Jin ,tolong anterin makanan ke rumah Minju!!"teriak Yoona dari dapur membuat Yujin yang asik menonton langsung berlari.

"Nih, tolong kasih" Yoona memberikan piring berisi makanan kepada Yujin. Pemuda itu segera pergi untuk mengantarkan makanan.

Saat baru di ruang tengah, Yujin melihat Wonyoung sudah duduk manis di sofa. "Eh kak, mau kemana?" Tanya Wonyoung ketika sadar ada Yujin.

"Mau ke rumah Minju sebentar, biasa bunda masak banyak" jawab Yujin.

"Mau aku temenin?"

"Gak usah" Yujin tersenyum, " aku ke rumah Minju dulu ya" pamit Yujin segera pergi. Seperti biasa pemuda itu tidak akan pernah mengetuk atau menekan bel.

Dia tahu di jam sekarang Suho tengah bekerja dan pasti hanya Minju sendiri rumah. Yujin berjalan santai kearah dapur. Dia menyimpan makanan itu di tempat yang seharusnya.

"Tumben banget sepi" gumam Yujin bingung, " si kodok pasti masih tidur. Gadis kok bangun siang sih"

Yujin melangkahkan kakinya ke arah lantai dua tempat kamar Minju berada. Dia mengetuk pintu itu pelan. Sedikit menunggu tapi tidak ada jawaban sama sekali.

" Buka ajalah" Yujin segera membuka pintu kamar Minju. Dia berdecih ketika melihat keadaan kamar Minju yang masih gelap.

Seperti biasa, dia akan membuka gorden membuat Minju yang masih bergelut dengan tidurnya sedikit terusik. " Ya Kim Minju! bangun!"

Yujin menggoyangkan tubuh Minju tapi gadis di depannya tidak bereaksi seperti biasanya. Karena merasa bingung, Yujin langsung mengubah posisi minju yang membelakanginya menjadi terlentang.

"Astaga! Lo kenapa Ju?!" Yujin terkejut melihat keadaan Minju. Bukan wajah cantik yang sering dia lihat ketika Minju bangun melainkan wajah pucat.

"Lo sakit?" Yujin menempelkan telapak tangannya di dahi Minju. Dia kembali terkejut merasakan tubuh Minju begitu panas.

"Jin" panggil Minju pelan membuat Yujin semakin khawatir. "Ayah mana ya?"

"Ya kerja lah. Lo kok bisa begini sih, jangan bilang lo kehujanan pas pulang sama Hyunjin kemarin?"

"Kemarin gue pulang rapat OSIS malem, gue gak sama kak Hyunjin tapi Hyewon"

"Ya udah sekarang ke rumah sakit ya. Gue anterin" Minju menggeleng. " Ayolah, nanti tambah sakit gimana, gue khawatir tau gak"

"Gue takut di suntik Jin. Lo tau sendiri gue paling males kalau berurusan sama dokter"

"Gak bakal di suntik kok. Paling lo cuman di kasih obat, percaya deh sama gue. Mau ya ke rumah sakit?" Bujuk Yujin sekali lagi dan itu berhasil.

"Yaudah, awas aja kalau di suntik nanti gue suntik balik lo!" Ancam Minju membuat Yujin terkekeh.

"Yaudah sekarang ganti baju atau pake jaket ya. Gue pulang dulu ambil jaket" Minju mengangguk. Dengan segera Yujin berlari ke rumahnya.

Pemuda itu berlari begitu cepat bahkan Wonyoung yang bertanya dia abaikan saking terburu-buru. Saat sudah mengambil jaket, Yujin segera berlari. Tapi kali ini Wonyoung menghalanginya.

"Kakak mau kemana?" Tanya Wonyoung.

"Mau anterin Minju ke rumah sakit . Udah kan? Yaudah aku pergi"

Wonyoung hanya bisa menatap kepergian Yujin dengan senyuman miris. Melihat wajah khawatir Yujin karena Minju sakit saja bisa mengatakan kalau Yujin belum sepenuhnya lepas dari Minju.

Tapi Wonyoung tidak akan menyerah begitu saja. Masih banyak waktu untuk membuat Yujin melupakan Minju.



***



"Bek, Chaewon noh" Hyewon menunjuk Chaewon yang baru datang ke ruang OSIS dengan dagunya. Yena yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya hanya sekilas meliriknya.

Melihat Yena yang bereaksi biasa saja membuat Hyewon bingung. Dia menyenggol lengan sahabat bebeknya itu. "Tumben gak nyapa, gak kaya biasanya?"

Yena tidak menjawab, dia malah pergi dari ruang OSIS. Chaewon yang memang sejak datang langsung memperhatikan Yena hanya bisa menghela nafasnya.

"Lagi berantem pasti" tebak Hyewon tepat sasaran. Saat memikirkan hubungan sahabatnya, mata Hyewon langsung teralihkan karena kedatangan Yuri. Senyumnya langsung merekah ketika Yuri duduk di tempat Yena.

"Hai kak" sapa Yuri, tak lupa senyumnya yang sekarang menjadi favorit Hyewon.

"Hai juga yul" sapa balik Hyewon dengan senyum yang tak kalah manis. Melihat senyum Hyewon membuat Yuri sedikit salah tingkah. Meskipun berwajah datar , tapi sekalinya tersenyum dunia Yuri langsung runtuh.

"Hye, tolong suruh anak OSIS cepetan kesini" perintah Chaewon yang membuat Hyewon mengalihkan pandangannya. " Eumm.. sekalian Yena suruh kesini lagi"

Hyewon mengangguk. Dia mengambil ponselnya dan segera memberi tahu anak OSIS jika rapat akan segera mulai. Tak lama anak OSIS berdatangan tak terkecuali Yena.

Rapat berlangsung selama tiga puluh menit. Setelah selesai mereka langsung membubarkan diri. Ketika Yena akan segera keluar, tangannya langsung di tarik oleh Chaewon.

Pemuda itu sedikit terkejut tapi dia masih bisa mengatur mimik wajahnya. Chaewon segera menutup pintu dan menguncinya.

Dia menatap sang pacar yang tidak di balas oleh Yena. "Maaf" satu kata lolos dari bibir Chaewon membuat Yena menatapnya.

"Aku udah maafin kamu"

"Tapi kenapa masih jauhhin aku?" Tanya Chaewon. Dia menatap Yena meminta penjelasan.

"Aku cuman masih kesel aja. Aku cuman pengen nenangin diri. Aku gak mau pas aku emosi malah nyakitin kamu" jawab Yena jujur.

Setelah Yena menjawab, keduanya hanya diam saling menatap.  Juju Yena merindukan Chaewon, tapi rasa kesalnya masih ada , dia tidak mau jika nanti malah menyakiti Chaewon karena rasa kesalnya.

Dan saat Yena bilang ada urusan bersama Yujin dan Hyewon itu hanya akal-akalan saja. Yena tidak pergi ke rumah keduanya, melainkan pergi ke tempat yang pernah di kunjungi oleh Yena sesekali - yaitu danau yang ada di dalam hutan.

"Maaf sekali lagi" bukanya menjawab, Yena malah menarik tengkuk Chaewon membuat bibir keduanya bersatu.

Yena tahu Chaewon terkejut tapi dia tidak peduli. Chaewon yang tadinya terkejut mulai mengikuti permainan bibir Yena.

Ketika asik saling bertautan. Pintu OSIS di ketuk begitu kencang membuat keduanya melepaskan ciumannya.

"JANGAN PADA MESUM LO PADA!! KELUAR KAGAK LO YENA!!"

Yena tahu siapa yamg berteriak, siapa lagi kalau bukan Hyewon. Si jomblo iri karena tidak bisa mendapatkan Yuri. " Ayo keluar" Yena langsung menggenggam tangan Chaewon dan mengajaknya keluar.

Saat keluar Yena langsung mendapatkan tatapan mematikan dari Hyewon. Tapi Yena bodo amat, dia memilih meninggalkan Hyewon sendirian.

Friendzone °Jinjoo° |ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang