⭐EMPATBELAS⭐

507 72 4
                                    

Happy reading!!!































"Jin, kenalin ini wonyoung, anak adik bunda"

Yujin menatap dari atas sampai bawah gadis yang sekarang tengah tersenyum kepadanya. Yujin menatap Yoona meminta penjelasan lebih.

"Wonyoung pindah ke sini karena dia sendiri di Kanada, adik bunda kan sibuk" Yujin hanya mengangguk ,"tolong bawain koper wonyoung ke kamar tamu"

Tanpa di suruh dua kali, Yujin langsung mengambil koper yang wonyoung pegang. Dia mempersilakan wonyoung jalan terlebih dahulu. Setelah sampai di dalam kamar, Yujin langsung menyimpan koper wonyoung dekat lemari

"Kalau butuh sesuatu, kamar gue ada di samping kamar lo" wonyoung mengangguk, "gak ada lagi kan? Gue keluar dulu"

Yujin pergi keluar meninggalkan wonyoung. Dia berjalan masuk ke kamarnya, membuka gorden yang langsung mengarah kearah rumah minju.

Yujin duduk di balkon kamarnya, menatap gadis yang tengah belajar di malam yang dingin seperti ini. Karena otaknya penuh dengan kejahilan, Yujin mengambil handphonenya.

Dia menekan nomor minju. Sedangkan di sebrang sana, minju menatap ponselnya sekilas, kemudian mengangkat telpon dari Yujin.

Baru saja akan berbicara, telpon sudah di matikan. Tentu minju kesal, dia menatap ke depan tempat Yujin yang sekarang tengah tertawa puas mengerjai dirinya.

"Sialan ahn Yujin" gumam minju kesal, dia meletakkan kembali ponselnya. Lebih baik belajar dari pada meladeni orang seperti Yujin.

Asik tertawa sambil memegangi perutnya, suara ketukan pintu kamar terdengar. Dengan segera Yujin bangkit untuk membuka pintunya.

"Kenapa wonyoung?"tanya Yujin sambil tersenyum.

"Boleh minta tolong"kata wonyoung pelan dengan kepala yang sedikit menunduk."anter ke supermarket"lanjutnya.

"Ayo!" wonyoung mendongakkan kepalanya sedikit terkejut melihat Yujin yang sudah memakai jaket. Entah apa yang merasuki Yujin hari ini, moodnya tengah baik.

Bahkan Yoona saja bingung, biasanya kalau di suruh banyak alasan,"ayo, mau berdiri di situ aja?"tanya Yujin yang sudah jalan mendahului wonyoung.

"Tunggu" wonyoung berlari mengejar Yujin. Pemuda itu sudah berada di luar rumah.

"Kenapa lo gak pake jaket, udah tau dingin" omel Yujin membuat wonyoung cemberut.

"Kan tadi Lo suruh cepet-cepet, jadinya lupa pake jaket"kesal wonyoung.

"Yaudah ambil dulu sana, gue tunggu" dengan malas wonyoung kembali masuk kedalam rumah.

"Lo mau kemana jin?"

Pertanyaan itu sukses membuat Yujin menoleh, ternyata minju yang tengah menunggu Suho di depan rumah. Yujin melambaikan tangannya sambil tersenyum, "mau ke supermarket Ju, Lo mau nitip?"

Minju menggeleng, "enggak deh, kapan kapan aja" jawab minju yang di balas anggukan kecil oleh Yujin.

Tak berselang lama, wonyoung datang sudah memakai jaket tebalnya. Dia menghampiri Yujin,"ayo"ajak wonyoung. Yujin menoleh kemudian mengangguk.

"Gue duluan Ju" pamit Yujin. Minju hanya mengangguk sambil menatap gadis di samping Yujin, dia baru liat. Dari kejauhan minju bisa melihat jika Yujin tersenyum cukup lebar.

"Siapa sih?!"



***


My best friend

|Jin , berangkat bareng ya

Sorry Ju, gue sama wonyoung|

Setelah membalas pesan minju, Yujin segera keluar dari kamar. Yoona dan wonyoung sudah menunggu untuk sarapan. Setelah sarapan, Yujin dan wonyoung langsung berangkat sekolah.

Wonyoung duduk dengan nyaman di belakang pemuda jangkung di hadapannya, tangannya memegang sedikit jaket Yujin. Lima belas menit perjalanan, akhirnya mereka sampai.

Saat baru turun, Yujin melihat minju yang baru saja keluar dari mobil Suho. Dia tersenyum manis ketika minju lewat di depannya, alih alih mendapatkan balasan, minju malah pergi begitu saja.

"Kenapa sih?"gumam Yujin kesal. Dia menoleh kearah wonyoung yang ternyata tengah menatapnya,"ayo" ajak Yujin.

Sebelum ke kelas, Yujin mengantarkan wonyoung ke kelasnya terlebih dahulu. Yujin duduk di tempatnya, dia menatap bingung bangku kosong di sampingnya.

"Loh Ju, kenapa duduk sama Yuri?"tanya Yujin bingung,"sini sama gue"

Minju yang ada di depan menoleh ke belakang,"untuk dua hari ke depan gue di sini dulu, gue ada tugas dari kepala sekolah soalnya sama yuri"jawab minju kemudian kembali berbalik.

"Kenapa harus pindah sih, kan bisa di sini aja" Yujin cemberut.

"Udah jin, sama gue aja" Yujin menatap malas yeji yang dengan santai duduk di kursi minju,"eh iya, tugas udah belum?"tanya yeji sambil menyegir.

"Pindah ke sini ternyata ada maunya lo"kesal Yujin, tapi tangannya bergerak mengambil buku tugas dan di berikan kepada yeji. Dengan senang hati ,yeji menerima buku Yujin.

"Eh iya, katanya lo ikut futsal lagi jin?"tanya yeji sambil menulis jawaban.

"Iyalah, kaki gue udah lumayan sembuh juga"jawab Yujin santai sambil bermain ponsel, "Lo tau gak kalau bulan depan kita ada festival?" Tanya Yujin balik.

"Katanya sih iya, tahun sekarang hiburnya ya semua siswa di sini. Lo mau ikutan gak jin, ada lomba nyanyi terus lomba pensi juga"

"Males gue ikutan kaya gitu, ngabisin tenaga aja. Mending tidur di kelas"

"Halah, tidur Mulu pikiran lo, kapan lagi coba lo ikut kaya gini. Belum tentu tahun depan ada festival"

"Iya sih, tapi gue males aja , mending jadi penonton gue mah. Liat orang nyanyi"

"Gue mau ikutan lomba nyanyi lah, mau nyanyi lagi Eminem biar keren di liatin chaeryeong"yeji tersenyum penuh arti. Dia membayangkan jika adik chaeyeon itu terkagum-kagum kepadanya.

Plak...

Dengan santainya Yujin memukul kepala belakang yeji membuat pemuda itu meringis. "Lo apaan sih njir, di kira gak sakit apa!"mata yeji yang sipit sudah membulat.

"Eh, sorry ji, kesel soalnya gue"

Yeji mengikuti arah pandang Yujin, hmmm ternyata itu alasnya dia memukul kepalanya. Minju tengah mengobrol dengan hyunjin ,si pentolan anak sekolah yang populer.

"Cemburu gue yang kena, sialan lo!"yeji melemparkan buku milik Yujin tepat di wajahnya kemudian pergi ke tempatnya semula.

Friendzone °Jinjoo° |ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang