Jeongyeon pov
"Jeongyeon..."
Suara itu menarik perhatianku dan mengangkat kepalaku untuk menatap orang yang memanggilku.
Oh tidak...kenapa dia bisa ada di sini?
Cepat jeongyeon, pikirkan sesuatu!
Dia terlihat siap menerkamku saat gadis itu mulai melangkahkan kakinya menuju anak tangga.
Dengan perlahan, kakinya menaiki anak tangga dan berhenti tepat di dua anak tangga dari tempat ku duduk sekarang, sehingga membuatnya terlihat lebih tinggi dari diriku.
Ya tuhan...aku benar-benar merasa ketakutan saat ini.
"A-apa yang k-kau inginkan, mina?" aku praktis tergagap saat bicara padanya.
"Aku hanya ingin melihatmu dan memastikan kalau kau baik-baik saja, serta ingin membicarakan tentang apa yang terjadi sebelumnya..."ucapnya dengan seringai di wajahnya.
"T-tidak ada yang p-perlu dibicarakan k-karena tidak t-terjadi apapun di antara k-kau dan aku..."
Aku merasa seperti orang bodoh karena tidak bisa mengendalikan kegugupanku saat bicara dengan gadis itu.
"Jelas ada yang terjadi di antara kita berdua. Kita berciuman dengan panas, apa kau ingat?!" dia menuntut dengan tangan terlipat rapat di dada dan ekspresi yang sangat marah di wajahnya.
Ini benar-benar buruk!
Dia bahkan tidak merasa malu saat mengatakan hal itu.
Gadis ini gila!
Ya tuhan...bagaimana caraku menyelamatkan diriku dari gadis gila ini?!
Ini bahaya! Dia bisa saja melakukan sesuatu yang lebih gila kepadaku dan di sini juga sangat sepi, kemana perginya semua orang?
Aku harus mencari cara untuk pergi dari sini.
"Aku tidak mengerti dengan apa yang kau katakan. Kau mungkin sedang berhalusinasi, myoui..." ucapku dengan acuh tak acuh dan hal ini sulit ku lakukan dengan gadis seperti mina.
Mina membungkukkan punggungnya ke arahku, sehingga membuat wajah kami saling berhadapan. Ini menjadi sangat canggung dan menakutkan pada saat yang bersamaan.
Rasanya seperti aku mencoba menatap banteng yang sedang mengamuk. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa kecuali balas menatapnya dan berharap aku tidak terlihat ketakutan seperti yang kurasakan saat ini.
"Mari kita luruskan satu hal, Yoo!!!"
Mina menarik kerah bajuku sehingga membuat wajah kami semakin dekat hingga berjarak beberapa inchi saja.
"Kita berciuman di depan rumahmu. Dan itu bukanlah pertama kalinya kita berciuman. Itu juga terjadi di kamar jihyo. Kau bahkan juga membalasnya dan menikmati ciuman panas itu!!!" ucapnya dengan alis terangkat.
"Itu tidak benar!!!" aku segera membantahnya.
Aku langsung mengakhiri kontes menatap kami dan melepaskan genggaman tangannya dari kerah bajuku.
Aku segera berdiri dan menuruni tangga untuk melarikan diri dari gadis cabul itu.
Aku merasa sangat tidak nyaman ketika bersama mina, tapi sekarang aku benar-benar kesal.
Aku sudah berusaha melupakan semua hal yang dia lakukan padaku. Aku bahkan tidak bisa tidur dan mengalami insomnia beberapa malam terakhir.
Aku sudah cukup sabar menghadapinya...tapi tidak kali ini.