Kelas berakhir dengan sangat cepat, jeongyeon bahkan tidak memperhatikan bagaimana waktu cepat berlalu.
Dia mulai memasukkan bukunya ke dalam tas dengan wajah yang begitu gembira karena dia akhirnya bisa pulang dan istirahat di rumah.
Dia sudah bersemangat untuk pulang saat membayangkan ketenangan dan kedamaian di dalam kamarnya.
Jeongyeon segera berdiri dan berjalan keluar dari kelas, tidak repot-repot untuk berpamitan pada teman-temannya.
Sekarang dia hanya ingin pulang dan membaringkan tubuhnya untuk bersantai dan bersantai.
"Hei...." suara yang sangat mengganggu tiba-tiba menyapa Jeongyeon, membuat kegembiraannya langsung buyar.
"Jeongyeon! Tunggu!" Mina terus berteriak di belakang Jeongyeon.
Tidak peduli dengan pandangan orang-orang yang mulai menatap mereka dan berbisik-bisik, membuat Jeongyeon mengerang kesal.
"Apakah dia harus meneriaki namaku? Gadis mesum itu benar-benar menyebalkan!" umpat Jeongyeon dalam hati.
Jeongyeon berbalik, menunggu iblis perempuan itu mendekatinya. Mina terengah-engah dan berkeringat ketika mencapai Jeongyeon.
"Aku sudah bilang hah hah...untuk menungguku, bukan?" Mina berkata setengah-setengah sambil mengatur napasnya.
"Apa kau mendengarku?!" kesal Mina karena Jeongyeon lagi-lagi mengabaikannya.
"Siapa suruh kau bergerak begitu lamban!" datar Jeongyeon.
Mina memasang wajah cemberut, membuat Jeongyeon mencengkeram tas bahunya saat melihat bibirnya yang mengerucut.
Jeongyeon sangat ingin berteriak padanya, untuk berhenti melakukan itu karena hal itu sangat menyebalkan.
"Cih kau ini! Ya sudah, ayo pergi!" kesal Mina menarik tangan Jeongyeon.
"Ini benar-benar hari terburuk dalam hidupku!" batin Jeongyeon sambil melihat tangan Mina yang sedang menggenggam erat tangannya.
"Tunggu, kau mau membawa ku kemana? Parkiran di sana, bodoh!" Jeongyeon menghentikan langkahnya saat sadar Mina menyeretnya berjalan menuju gerbang sekolah.
"Eh? Apa kau membawa kendaraanmu?" jeongyeon mengangguk dengan malas.
"Tumben sekali, biasanya kau selalu berjalan kaki dan tidak membawa kendaraan..." tambah mina.
Jeongyeon hanya memutar matanya sebelum meninggalkan Mina yang masih berdiri dengan wajah sumringah.
"Jeongyeon, tunggu aku!" teriak Mina menyusul Jeongyeon ke parkiran.
Mina lalu memperhatikan bahwa Jeongyeon sedang berjalan ke parkiran motor dan bukannya mobil.
"Ini pakai lah!" malas Jeongyeon menyodorkan helm cadangannya pada Mina.
"Tidak bawa mobil?" tanya Mina saat menerima helm yang diberikan Jeongyeon.
"Tidak!" jawab Jeongyeon dengan singkat.
"Kau ikut tidak?! Jika kau tidak ingin naik motor, cari taksi saja sana!" gerutu pria itu saat menunggu mina naik ke motornya.
Jeongyeon sontak saja kembali mengambil helm di tangan Mina saat gadis itu hanya diam dan sibuk dengan pikirannya.
"Ishhh jeongyeon!" rengek Mina kembali cemberut.
"Cepatlah!" geram Jeongyeon saat melihat Mina masih memandang helm yang ia pegang, kesabarannya benar-benar di uji oleh gadis mesum itu.
"Ya tuhan...apalagi sih?! Kau ingin ikut atau tidak? Jika tidak, aku tinggal saja!"ancam jeongyeon.
"Iya iya!" Mina terpaksa memasang helmnya.