Kejujuran dan keberanian yang Chaeyoung lakukan benar-benar membuat Jeongyeon semakin uring-uringan dengan hidupnya.
Perasaan geli, ngeri, jijik, marah dan takut bercampur menjadi satu karena tindakan Chaeyoung yang mengaku padanya.....bahkan juga menciumnya.
Bersusah payah mencuci, mengelap, mengusap kasar hingga berkumur-kumur dengan cairan pembersih mulut pun rasanya belum juga menghilangkan noda itu dari bibir Jeongyeon.
Membuat Jeongyeon benar-benar merasa sangat frustasi dan ingin mati saja saat ini. Belum lagi siswa-siswi yang melihat kejadian itu, hingga Jeongyeon tidak bisa lagi menggambarkan rasa malu yang sedang menyelimuti dirinya saat ini.
Bahkan sampai sekarang pun dia masih mengurung dirinya di dalam kamar, membuat orang tua serta kakaknya merasa khawatir.
Ini sudah hampir seminggu sejak kejadian itu berlalu dan sampai saat ini Jeongyeon tidak pernah mau masuk sekolah lagi.
Dia merasa tidak sanggup kembali ke sana dan bertemu dengan Chaeyoung serta siswa-siswi yang pasti akan mengejeknya lagi.
Dasar gay!
Tidak normal!
Pria jadi-jadian!
Dan masih banyak lagi julukan dan juga hinaan yang diberikan oleh orang-orang tak bertanggung jawab untuk dirinya.
Hal itu pasti membuat Jeongyeon merasa semakin tidak percaya diri untuk kembali ke sana.
Seungyeon dan kedua orang tuanya tidak diam saja. Dia sudah membujuk dan meyakinkan putranya itu bahwa semuanya akan baik-baik saja, tapi tetap saja itu tidak pernah berhasil.
Jeongyeon tetap tidak pernah ingin beranjak dari kamarnya. Dia hanya duduk dan tidur di sana sepanjang waktu.
Bahkan makanan dan minuman pun selalu di antar ke sana oleh nyonya Yoo dan juga Seungyeon. Karena jika tidak, Jeongyeon tidak akan repot-repot untuk makan atau pun minum dan hanya menahan perutnya.
Jihyo, Mina dan teman-temannya yang lain juga ikut datang berkunjung untuk bertemu Jeongyeon dan hasilnya masih tetap sama, dia tidak ingin bertemu dengan siapa pun.
Belum lagi Mina yang berulang kali bolak-balik ke rumah Jeongyeon dengan harapan akan bertemu pria itu, tapi itu benar-benar sia-sia.
"Aishhh! Sial!" umpatan dan gerutuan kesal terus keluar dari mulut Jeongyeon ketika melihat bayangan dirinya di dalam kaca.
Lebih dari satu jam dia telah memandangi dirinya sendiri dan terus memeriksa wajahnya di depan kaca.
Bertanya-tanya, mengapa banyak sekali laki-laki tidak normal yang datang dan mengaku pada dirinya.
Bukan hanya itu saja, pria-pria normal di luar sana pun sering kali menggodanya karena berpikir bahwa dia adalah seorang perempuan hanya dengan melihat rambut panjangnya.
"Ya tuhan..."
Lagi-lagi teriakan frustasi kembali ia lontarkan ketika menyadari bahwa dia memang terlihat seperti perempuan dengan rambut panjangnya itu.
Salahnya sendiri karena selama ini hanya mengacuhkan dan tidak memperdulikan kata-kata Seungyeon mau pun teman-temannya yang menyuruhnya untuk memotong rambutnya.
Tapi sekarang....setelah banyak berpikir dan mengingat semua kejadian yang menimpanya, membuat Jeongyeon sadar akan suatu hal.
Dan inilah yang terjadi sekarang....
"ARGHHHH...AKU MEMANG TERLIHAT SEPERTI PEREMPUAN!!!"
Teriakan yang begitu keras itu pun berhasil membuat Seungyeon yang kebetulan sedang ada di rumah berlarian ke tangga hanya untuk menuju kamar Jeongyeon.