Chapter 29

623 97 38
                                    

Jeongyeon tahu ia harus segera menarik dirinya. Ciuman yang sudah berlangsung lebih dari tiga menit dengan pacarnya itu harusnya tak berlanjut, mengingat tempat mereka berada saat ini.

Tapi mau bagaimana lagi, sebagian bukan salahnya karena Mina yang tidak mau melepaskannya.

"Mina...kita...tidak...bisa..."

Mina menghentikan ciumannya tapi bibir mereka masih terhubung dan Jeongyeon berhasil mengucapkan kata-kata itu saat Mina menghirup oksigen untuk ciuman yang lebih tahan lama.

Jeongyeon tahu Mina mendengarnya dan dia tahu alasan mengapa dia mengatakan itu.

Tapi Mina adalah Mina, dia hanya mengabaikannya dengan menutup celah antara mereka berdua sekali lagi.

Jeongyeon merasakan bibir Mina dengan lembut mengisap sepasang bibirnya yang sudah bengkak.

Dia sudah berada di batas kemampuannya. Dia sudah mengatakan tidak ada lagi ciuman dan Mina tidak pernah mendengarkan, maka tidak ada gunanya lagi dia menolaknya.

Dan dalam satu gerakan halus, posisi mereka bertukar tanpa melepaskan ciuman mereka, dengan Jeongyeon yang mengambil kendali.

Jeongyeon menumpukan semua berat badannya di atas Mina dan dia merasakan lengannya mengencang di lehernya, menariknya lebih dekat.

Lidah mereka bersentuhan dan mau tak mau Jeongyeon merindukannya lagi.

Rasanya semakin memabukkan dari ciuman mereka sebelum-sebelumnya karena Jeongyeon terus menahan dirinya agar tidak lepas kendali.

Tapi kali ini, dia benar-benar tidak bisa menahan dirinya lagi. Bahkan dia melupakan keberadaan mereka saat ini.

Jeongyeon terus menjulurkan lidahnya dalam penggalian Mina sedalam yang dia bisa, mencicipi setiap bagian darinya dan sebagai tanggapan Mina mengeluarkan erangan yang memuaskan.

Ini dia, Jeongyeon tidak peduli lagi apa yang akan di katakan teman-temannya karena saat ini dia hanya menginginkan Mina.

Dia baru saja melangkah lebih jauh untuk mencicipi leher Mina yang memikat, tapi sebelum Jeongyeon bisa menyentuhnya, sepasang tangan yang kuat mencengkram bajunya dan menariknya agar menjauh dari Mina.

Jeongyeon akhirnya mendarat di lantai dengan bagian belakang kepalanya memebentur lantai.

"Yah! Bukankah aku sudah memperingatkan kalian! Kalian tidak boleh berbuat mesum di kamarku!!!" teriak Jihyo dengan meletakkan tangan di pinggangnya.

Jeongyeon mengusap-usap bagian belakang kepalanya untuk mengurangi rasa sakit dan berdiri untuk menghadap Jihyo yang menatapnya dengan dingin.

"Salahkan saja sahabatmu itu. Aku sudah bilang tidak, tapi tetap saja dia menggodaku..." Jeongyeon membela dirinya, tidak mau di salahkan oleh Jihyo.

"Ya dan kau juga menikmatinya, bukan?"

Mina dengan santai kembali mendudukkan dirinya di atas kasur dan tersenyum menggoda ke arah Jeongyeon.

"Aku ini laki-laki normal! Jadi ya begitulah..." Jeongyeon mengalihkan pandangannya dari Mina yang kini sedang menertawakan kekasihnya itu.

"Aishh! Dasar pasangan mesum!" gerutu Jihyo menutup telinganya, mendengar pasangan itu saling menggoda.

"Seperti kau tidak saja..." seru Mina menggoda Jihyo.

"Ishh! Diam!" mata Jihyo kembali menatap Jeongyeon yang masih mengusap kepalanya.

"Ini sudah malam. Apa kau tak berniat untuk pulang hah?" ucap Jihyo mengingatkan Jeongyeon.

"Yah! Kau mengusir pacarku..." teriak Mina tak ingin Jeongyeon pergi dari sana karena dia masih ingin menghabiskan waktunya bersama Jeongyeon.

Pretty Boys (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang