Chapter 27

575 106 31
                                    

Mina sedang tidak mood untuk menari malam ini. Dia juga tidak tahu kenapa, tapi dia hanya tidak memiliki mood yang baik sekarang.

Dia duduk sendirian di meja karena semua teman-temannya bersenang-senang dengan menari bersama di lantai dansa dan sebagian lagi pergi menggoda seseorang yang menarik di mata mereka.

Mina pun mulai merasa bosan duduk sendirian. Dia menjelajahi matanya untuk memeriksa apa yang dilakukan orang lain di sekitarnya.

Dan matanya langsung berhenti pada seseorang...itu adalah Jeongyeon. Dia berpikir bahwa pria itu tidak datang, tapi sekarang dia ada di sini.

Dia merasa senang ketika melihatnya, tapi kebahagiaannya seketika memudar saat seorang gadis yang sedang berbicara dengan Jeongyeon tiba-tiba mencium calon pacarnya.

Awalnya dia berpikir Jeongyeon akan mendorong gadis itu tapi nyatanya tidak. Kenyataan itu membuatnya menjadi sangat marah.

Tanpa memikirkan apa pun, Mina segera berjalan ke arah mereka dan menampar gadis itu.

Dia bisa melihat ekspresi terkejut di wajah Jeongyeon, tapi dia tidak memperdulikan hal itu.

"Kau dan aku...keluar!!!" katanya sambil memberi isyarat agar Jeongyeon mengikutinya.

"Tidak secepat itu, jalang!"

Tapi gadis yang Mina tampar itu tiba-tiba saja menahan lengan Mina saat dia hendak pergi dari sana.

Gadis itu mengangkat tangannya yang lain dan hendak memukul Mina.

Gerakan tangannya begitu cepat, membuat Mina tak bisa menghindarinya. Dia pun refleks menutup matanya, menunggu rasa perih dan panas tiba di pipinya.

Tapi anehnya tamparan gadis itu tidak pernah menyentuh pipinya dan menimbulkan rasa sakit yang sudah di bayangkan olehnya.

Mina segera membuka matanya lagi dan melihat Jeongyeon sedang memegangi pergelangan tangan gadis itu.

"Aku minta maaf atas apa yang pacarku lakukan padamu. Jika kau mau, tampar saja aku bukan dia..." kata Jeongyeon, membuat Mina tertegun dan tak percaya dengan setiap kata yang keluar dari mulutnya.

Gadis itu perlahan melonggarkan cengkramannya di lengan Mina dan Jeongyeon perlahan melepaskan tangan gadis itu dari genggamannya.

"D-dia mengatakan bahwa aku pacarnya?"

Mina berteriak dalam hatinya hingga membuatnya melupakan keinginan untuk membunuh jalang itu.

Bahkan kata-kata "Pacarku" itu berhasil mengurangi kemarahannya pada Jeongyeon.

"Aku tidak ingin menampar wajah tampan. Aku hanya bisa menciumnya..." kata gadis itu dengan senyum menggoda.

Belum sempat Jeongyeon membalas sebuah tamparan keras kembali mengenai wajah gadis itu, membuatnya terhuyung ke belakang.

PLAKKK

"Rasakan itu jalang!" ejek Mina dan langsung menyeret Jeongyeon keluar dari tempat itu.

Itu hanya akan membuang-buang waktunya jika ia terus bicara dan meladeni pelacur itu.

"Dasar bodoh! Kenapa dia datang ke sini?! Dia seharusnya tinggal di rumah saja!!" dengus Mina saat berjalan keluar dari klub.

"Huftt..."

Jeongyeon merasa lega ketika mereka keluar dari klub. Di dalam tempat itu benar-benar menakutkan.

Tapi saat melihat Mina yang marah jauh lebih menakutkan bagi Jeongyeon jika di bandingkan dengan di dalam sana.

Pretty Boys (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang