Chapter 24

537 107 20
                                    

Sore ini Jeongyeon terlihat duduk di halaman rumahnya, masih dengan seragam sekolahnya.

Dia duduk di sana sambil bermain dengan anjing peliharaannya. Dia terus menerus melemparkan bola kepada anjingnya. Namun pikirannya memikirkan hal lain.

Hal yang mengganggunya selama beberapa hari ini, setelah pertemuan terakhirnya dengan Mina malam itu.

Ini sangat berbeda dari sebelum-sebelumnya. Biasanya Mina selalu mengganggunya, baik saat di sekolah atau pun saat pulang sekolah.

Tapi setelah malam itu yang lain mulai terjadi. Mina tidak pernah mengganggunya lagi, gadis itu bersikap dingin dan mendiaminya.

Dia juga membiarkan setiap gadis-gadis lain mendekati Jeongyeon, bahkan tidak repot-repot menyapanya ketika mereka berpapasan dan hal itu membuat Jeongyeon merasa tidak nyaman.

"Arghhh..."

Hari ini entah sudah berapa kali Jeongyeon mendesah frustasi seperti saat memikirkan mengapa Mina tiba-tiba mengacuhkannya.

Anehnya itu terasa begitu mengganggu untuknya, jauh lebih mengganggu jika Mina bersikap agresif dan selalu mencuri perhatian padanya.

"Aku benar-benar bisa gila!" ucapnya lagi dengan nada yang frustasi.

"Apa yang membuatmu berpikir jika kau bisa gila eoh?"

Jeongyeon terkejut dengan suara itu dan dia langsung mengalihkan pandangannya.

"Appa?" pria paruh baya yang kebetulan baru pulang bekerja itu duduk di samping putranya.

Tuan Yoo masih memakai pakaian kantornya, tak sempat menggantinya karena terlalu penasaran saat melihat sang putra sore-sore begini masih duduk di halaman belakang rumah, sambil bicara dengan dirinya sendiri.

Dan kebetulan sudah lama sekali dia tidak duduk berdua dan mengobrol bersama Jeongyeon karena dia selalu sibuk dengan pekerjaannya.

Jadi sekarang, ini waktu yang tepat untuk menghabiskan waktu bersama Jeongyeon dan saling berbagi masalah yang mereka hadapi.

Di sisi lain, Jeongyeon masih berusaha membungkam mulutnya saat tuan Yoo sudah ada di dekatnya.

"Jangan pernah meragukan dirimu, apalagi perasaanmu..." ucap tuan Yoo tersenyum dan mengambil bola untuk dia berikan kepada anjing peliharaan anaknya.

Jeongyeon melihat ayahnya saat mendengar hal itu dan dia kembali berpikir, mencoba mencernanya.

"Apa ini karena gadis itu? Gadis cantik yang selalu datang ke sini saat kau mengurung dirimu? Oh siapa namanya? Mi...Mi..."

"Mina...namanya Mina, appa..." tuan Yoo tersenyum karena Jeongyeon akhirnya terpancing juga.

"Oh jadi ini memang karena Mina ya? Kenapa? Apa kau ragu akan perasaanmu kepadanya? Atau kau masih membencinya karena dia selalu mengganggumu?" tanya tuan Yoo membuat Jeongyeon terkaget-kaget, memikirkan bagaimana sang ayah bisa tahu tentang hal itu

Jeongyeon menelan ludahnya sendiri dan menunduk, menghindari menatap mata ayahnya.

"Wae? Apa dia benar-benar sangat mengganggumu? Ceritalah pada appa jika itu mengganggu pikiranmu..." ucap tuan Yoo sambil menepuk pelan punggung Jeongyeon yang tak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Aku tidak tahu, tapi ini memang terasa menggangguku appa..."jawab Jeongyeon sambil memandang ayahnya.

"Ceritakan pada appa, apapun keluhanmu, apapun yang kau pikirkan, apapun yang kau rasakan saat melihatnya, ceritakan saja semuanya. Mungkin appa bisa membantumu, jika appa tahu permasalahan yang terjadi..." ucap tuan meyakinkan Jeongyeon untuk bercerita keluh kesahnya.

Pretty Boys (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang