Chapter 11

635 119 86
                                    

"Ji, jangan tinggalkan aku..." bisik jeongyeon yang sedang bersembunyi dibelakang punggung jihyo dengan tangan menggenggam erat ujung baju temannya itu.

"Aku hanya ingin minum..." ucap jihyo mulai risih dengan jeongyeon.

"Aku ikut..." rengek jeongyeon sebelum kembali menyembunyikan wajahnya dibelakang punggung jihyo ketika matanya tidak sengaja bertemu dengan mata mina.

"Kau seperti anak kecil saja. Mina tidak akan menggigitmu..."jihyo menghela napas lelah.

"Dia sudah melakukannya! Dia bahkan mengigit leher dan dadaku!!!" kesal jeongyeon membantah ucapan jihyo.

"Ya tuhan, mina!" kaget jihyo mendengar pengakuan jeongyeon.

"Apa?" mina berkata seolah-olah hal yang dilakukannya itu tidak salah sama sekali.

"Lihat apa yang kau lakukan padanya. Kau membuatnya ketakutan..."jihyo menggelengkan kepalanya, dia benar-benar tidak habis pikir dengan keganasan sahabatnya itu.

Mina hanya mengangkat bahunya tidak peduli, matanya masih berkeliaran untuk memerhatikan gerak-gerik jeongyeon yang sedang bersembunyi dibelakang jihyo.

"Dia juga menyukainya..."santai mina sambil menyilangkan kakinya.

"Bohong! Jangan mengada-ada, pervert!!!" jeongyeon mengangkat kepalanya untuk menatap mina tapi itu hanya sebentar karena sedetik kemudian dia kembali menyembunyikan wajahnya dipunggung jihyo.

"Benarkah? Apa kau ingin mencobanya lagi?" ucap mina sengaja menantang jeongyeon.

"TIDAK!!!" teriak jeongyeon menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"DIAM!!!" teriak jihyo kesal mendengar perdebatan mina dan jeongyeon.

"Kalian berdua membuat telingaku sakit dan kepalaku pusing!" bentak jihyo.

"Ji, bawa temanmu itu pergi dari sini sebelum dia melecehkan ku lagi..."pinta jeongyeon sambil menunjuk ke arah mina.

"Yah, aku tidak melecehkanmu!" bantah mina yang tidak terima dengan tuduhan jeongyeon.

"HENTIKAN!!!" jihyo kembali berteriak.

"Cukup! Aku tidak ingin mendengarnya lagi. Aku akan pulang sekarang..."mata jeongyeon seketika melebar ketika mendengar ucapan jihyo.

"ANDWAEEEE!" jerit jeongyeon sambil memeluk jihyo dari belakang, dia mencoba menahan temannya itu agar tidak meninggalkannya berduaan dengan mina.

"Yah lepas!"

"Tidak tidak! Jangan pergi ji...jangan tinggalkan aku dengan gadis cabul itu..."

Mina terkekeh pelan melihat hal itu, dia bahkan tidak marah ketika jeongyeon memanggilnya dengan gadis cabul.

"Lihat lihat itu...temanmu itu gila ji..." jeongyeon menunjuk ke arah mina yang sedang menertawakannya.

"Kau lucu...dan itu membuatku semakin menyukaimu..."ucap mina berdiri dari sofa.

"Apa? Dengarkan ji, dia benar-benar gila!" bisik jeongyeon.

"Jangan mendekat!" teriak jeongyeon saat mina melangkah maju ke arahnya.

"Ayo ji...kau harus mengantarku pulang..." ucap mina melepaskan tangan jeongyeon dari perut jihyo.

"Huffttt..."jihyo menghela napas lega saat jeongyeon melepaskannya.

Jeongyeon segera mundur beberapa langkah, memastikan dia mempunyai jarak yang cukup aman dengan gadis itu.

"Aku pulang dulu, jeong. Sampai jumpa di sekolah..." ucap mina mengedipkan matanya pada jeongyeon.

Pretty Boys (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang