Jeongyeon mulai menyukai gaya rambutnya sekarang. Setidaknya tidak ada lagi orang yang mengejeknya, menggodanya dan berpikir bahwa dia seorang perempuan saat dia memotong rambutnya.
Semuanya terasa lebih tenang dan nyaman dari sebelumnya. Tidak ada tatapan jijik atau pun bisik-bisikkan dari orang-orang yang dia lewati.
Tapi tentu saja itu tidak bertahan lama karena sekarang....gadis-gadislah yang mulai mengganggu ketenangannya.
Bukan hanya Mina lagi, tapi gadis-gadis di kelasnya dan juga kelas lain. Semuanya mencoba mendekati Jeongyeon, tapi kali ini bukan untuk mengejek melainkan untuk mendapatkan hati pria itu.
Hal itu sontak saja membuat Mina merasa geram dan juga cemburu karena sang pujaan hati menjadi idola dadakan di sekolahnya.
Dia tidak terima dan tak rela jika Jeongyeon disentuh dan di tatap oleh gadis lain selain dirinya.
Seperti saat ini Mina mulai mengambil ancang-ancang, menunggu bel istirahat berbunyi hingga ia bisa membawa Jeongyeon pergi dari kelasnya.
Sehingga tidak ada wanita yang bisa mendekatinya, meski hanya untuk bicara atau pun menatapnya saja.
Ring...Ring...Ring...
Mina bahkan tidak repot-repot untuk menunggu. Ketika bel berbunyi dia langsung berjalan ke meja Jeongyeon dan menarik tangannya, membawa pria itu pergi sebelum gadis lain mendekatinya.
Dia tidak ingin Jeongyeon di dekati oleh teman-temannya atau pun gadis-gadis dari kelas lain lagi.
"Yah! Apa yang kau lakukan?" heran Jeongyeon saat merasakan tangannya di tarik oleh Mina.
"Diam! Dan ikuti aku!" bentak Mina terus melangkah, tak peduli tatapan bingung dari siswa-siswi yang mereka lewati.
Dia melangkahkan kakinya ke arah taman belakang sekolah, tempat yang sepi dan jarang dikunjungi oleh siswa-siswi di sana.
"Mina hentikan..." geram Jeongyeon menarik tangannya dan memegang pergelangan tangannya yang memerah karena cengkraman kuat dari tangan Mina.
"Ayo pacaran..."
Kata itu langsung saja keluar dari mulut Mina saat mereka sampai di taman belakang sekolah.
"Eh?"
Mina akhirnya memberanikan diri untuk mengajak pria itu menjadi kekasihnya.
Akhir-akhir ini, Mina memperhatikan bahwa Jeongyeon menjadi lebih penurut. Dan mungkin saja pria itu juga mulai jatuh hati kepadanya.
Dia ingin tahu bagaimana perasaan Jeongyeon kepadanya, karena dia sangat yakin dengan perasaannya pada Jeongyeon.
"Aku bilang "Ayo Pacaran!.." ulangnya dengan nada penuh penekanan.
"T-tidak, terima kasih..."
Jeongyeon menggelengkan kepalanya dan berbalik untuk pergi dari sana. Tapi terhenti saat Mina menahan tangannya dan membalikkan tubuh Jeongyeon agar berhadapan dengannya.
"Bagaimana kau melihatku?" tanya Mina, menatap lurus mata Jeongyeon.
"Tolong, jawab aku dengan jujur..."
Lagi-lagi pertanyaan Mina membuat Jeongyeon terkejut. Itu membuatnya lengah dan entah kenapa dia benar-benar merasa sulit untuk menjawabnya.
Mina memperhatikan bahwa Jeongyeon merasa sulit menjawab pertanyaannya.
Keheningan membuatnya tahu dengan jawaban yang akan diberikan jeongyeon kepadanya.
"Ah sudahlah. Lupakan saja. Sepertinya usahaku masih belum membuahkan hasil. Tapi tidak apa-apa. Aku tidak akan menyerah dengan mudah..."Jeongyeon hanya bisa diam dan mengalihkan pandangannya dari Mina.