Jeongyeon membuka matanya perlahan saat tubuhnya menyadari jika pagi sudah siap untuk menyapanya.
"Huwaaaaa...akhirnya hari minggu datang jugaaaaa..."
Dia menguap lebar sambil menggerakkan sedikit tubuhnya sebelum bangun dari tempat tidur.
Namun, belum sempat dia mengubah posisi duduknya, ponsel yang berada di atas meja dekat tempat tidurnya berbunyi.
Dengan wajah masih malas dan mengantuk, dia meraih ponselnya dan melihat siapa pengirim chat di pagi harinya.
Merasa heran karena tak biasanya ada orang yang mengirimkan pesan padanya di pagi hari seperti pagi ini.
Dia pun mulai membuka isi pesan itu.
"Good Morning, baby..."
Jeongyeon menaikkan sebelah alisnya, membaca isi pesan dari nomor yang tidak ia kenal.
"Baby?" gumamnya sembari berpikir akan pesan itu dan merubah posisinya yang awalnya berbaring menjadi duduk.
"Siapa?"
Jeongyeon membalas dengan singkat karena dia tidak tahu siapa pengirim pesan itu. Mungkin karena efek dari bangun tidur hingga membuatnya tidak bisa menebak pengirim yang sudah sangat jelas siapa pelakunya itu.
Bukannya membalas, si pengirim pesan langsung saja menghubungi nomor Jeongyeon.
"Hmmm? Siapa ini?" gumam Jeongyeon saat menerima panggilan telepon itu.
"Halo baby...ah ternyata suaramu terdengar begitu seksi ketika bangun tidur.." balas seseorang di sebrang sana.
Jeongyeon mengenal betul suara itu dan dia langsung memasang raut wajah seperti mengutuk dirinya sendiri.
"Aishh...harusnya aku menyadari ini. Sudahlah Mina, ini masih pagi dan jangan menggangguku lagi.." gumam Jeongyeon kesal.
"Menyadari apa, baby? Kalau kau juga mencintaiku dan menerima ajakanku untuk pacaran eoh?" sambung Mina dengan candaan yang terkesan sangat garing tapi terdengar begitu agresif....seperti biasanya.
"Aishhh! Haruskah kau juga menggangguku di pagi hari? Apa di sekolah itu masih belum cukup bagimu?" ketus Jeongyeon merasa bosan karena Mina terus-terusan mengganggunya.
"Tidak. Aku tidak mengganggumu. Aku hanya ingin menyapa dan memberikan semangat pagi untuk calon pacarku..."ucap Mina dengan nada manja yang sangat manis tapi tidak untuk ditelinga Jeongyeon yang malah merasa ngeri saat mendengarnya.
"Jika tidak ada yang penting, akan ku tutup..."datar Jeongyeon yang malas meladeni Mina.
"Ah tunggu, baby..." cegah Mina.
"Ada yang ingin aku katakan padamu dan ini sangat penting..." sambungnya lagi.
"Hmmm..." Jeongyeon berdehem, menyetujui untuk mendengarnya.
"Aku ingin bilang..." Mina berhenti sejenak sebelum akhirnya berteriak dengan lantang
"Saranghae Yoo Jeongyeon! Muachh..." lalu Mina mengakhiri dengan cepat panggilannya.
Jeongyeon menjauhkan ponselnya dari telinganya setelahnya panggilan mereka terputus.
Dia terdiam sejenak dengan pandangan kosong setelah menerima telepon dari gadis yang sering berbicara hal mesum itu.
Dia lalu melihat layar ponselnya dan menghembuskan napas berat. Setelah itu dia memegang dadanya dengan raut wajah seperti memikirkan banyak hal.
"Arghhhh...tidak! Ku mohon jangan berdetak untuk gadis mesum itu!"
.
.
.
.
.
Akhir pekan yang tadinya Jeongyeon pikir akan menyenangkan, tiba-tiba berubah menjadi membosankan.