Jihyo dan Dahyun meninggalkan Jeongyeon dan Mina di ruang tamu, memberi waktu untuk bicara berdua.
Perubahan emosi Mina benar-benar berjalan begitu cepat. Saat di kamar tadi, dia terlihat begitu khawatir pada Jeongyeon tapi sekarang dia terlihat marah padanya.
Jeongyeon bisa melihat kemarahan Mina melewati wajah masamnya dan juga respon tubuhnya.
Dia duduk di sofa dan Mina duduk di sampingnya dengan posisi tangan yang disilangkan di depan dadanya.
Jeongyeon menjernihkan pikirannya sebelum mulai berbicara dengan kekasihnya itu.
"Maaf jika aku tidak memberitahumu bahwa aku pulang lebih awal..." sesal Jeongyeon yang tahu alasan Mina marah padanya.
"Kau tidak memberitahuku tapi kau memberitahu Sana!" ketusnya.
"Maaf..."
"Ah terserah kau saja! Aku lelah..." sinis Mina membuang wajahnya, menolak untuk menatap Jeongyeon.
"Hanya dia yang ada di sana dan dia juga sekelas dengan kita. Aku terpaksa melakukan itu karena aku merasa tidak enak badan sebelumnya. Aku ingin menghubungimu tapi ponselku mati...." Jeongyeon menjelaskan pada Mina, berharap pacarnya bisa mengerti dengan kondisinya dan tidak marah lagi padanya.
"Tapi kau tidak demam sekarang..." komentar Mina dengan alis terangkat.
"Sudah ku bilang bahwa aku terkena migrain..." Jeongyeon mulai kesal pada Mina.
Mina menghela napasnya, mencoba mempercayai Jeongyeon dan tidak memperpanjang masalah mereka.
Jeongyeon tahu bahwa Mina tidak marah lagi padanya. Itu terlihat jelas dari caranya menatap dirinya.
Mina lalu menggeser duduknya dan membelai rambut Jeongyeon dengan sayang.
"Lain kali jika kau sakit lagi. Hubungi aku dulu atau Jihyo. Jangan Sana, jangan gadis lain atau Chaeyoung sekali pun. Apa kau mengerti?!" ucap Mina dengan lembut tapi dengan nada yang begitu mengancam.
"Ne..."
Jeongyeon mengangguk patuh dan menutup matanya untuk menikmati elusan lembut Mina di kepalanya.
"Apa kau menyukainya?" tanya Mina dengan bibir tersungging.
"Ya, sentuhanmu itu menenangkanku..." jujur Jeongyeon membuat Mina tersenyum lucu.
"Apa kepalamu masih sakit?" Mina kembali bertanya dengan tangan masih mengusap-usap kepala Jeongyeon.
"Sedikit..."
"Kalau begitu sini. Biarkan aku membantumu..." Mina menepuk pelan pahanya saat Jeongyeon melihat ke arahnya.
"Apa kau yakin?" tanya Jeongyeon ragu-ragu.
"Ya, jadi cepatlah..." Jeongyeon mengangguk pelan dan mulai membaringkan kepalanya di atas paha Mina.
Mina menatap Jeongyeon sejenak sebelum tangannya mulai memijat kepala kekasihnya itu.
"Hmm...itu enak..." gumam Jeongyeon saat merasakan pijatan di kepalanya.
"Benarkah?"
"Hmm..." Jeongyeon hanya bersenandung puas sambil menikmati sentuhan tangan Mina di kepalanya.
.
.
.
.
.
"Jeongyeon, apa kau ingin pergi ke klub bersama kami nanti?"Tzuyu langsung memberondong Jeongyeon dengan pertanyaan saat temannya itu melangkah masuk ke kelas.
"Maaf Tzuyu, aku tidak bisa..." Jeongyeon tersenyum minta maaf sebelum duduk di kursinya.